Cukup sore di gang sempit, Karina yang masih berseragam sekolah membawa sebuah es lilin coklat yang cukup besar ditangannya.
Gadis itu berjalan santai sembari bersenandung lagu yang masih ngetrend dijaman itu.
Ketika sampai diperempatan, Karina tidak sengaja memergoki para pembully yang sedang menindas seseorang. Sontak ia menghentikan senandungnya dan mengintip perkelahian yang sedang terjadi.
Buagh
Dugk
Dugh
Buagh
Melihat itu, Karina yang aslinya mau berbelok ke kanan, ia malah berjalan kearah kiri. Mempersempit jaraknya antara tiga siswa brandal dan satu lelaki yang menjadi korban.
"Ais. Ganggu perjalanan gue aja" gumamnya. Jari-jari lentiknya beranjak mengkuncir rambut panjangnya.
Brakk
"WOY!" Teriak Karina setelah melempar es lilinnya yang mendarat dikepala seorang penindas yang sepertinya pemimpinnya.
"Bangsat" Penindas itu mengelus kepalanya yang basah karena es lilin dan menoleh perlahan.
"Siapa lo hah?!" Lelaki itu kembali berteriak. Sementara mata Karina masih tertuju pada seorang anak gendut yang wajahnya sudah babak belur.
"kayaknya dia juga mau jadi sama kayak sigendut bang" Salah satu lelaki menyahut.
"Bacot lu babi! Kalo berani satu lawan satu dong!" perlahan Karina meraih sebuah tongkat besi karatan yang kebetulan ada disampingnya.
Ketiga penindas itu langsung berlari menghampiri karina dan berusaha memukuli Karina.
***
Triiinggg
Alarm yang berbunyi dari hp Karina mengejutkan gadis itu. Ia langsung membuka mata dan menghela nafas. Dimimpinya hampir saja dia dipukuli oleh ketiga berandal, untung saja alarm nya berbunyi disaat yang tepat.
Namun anehnya Karina merasakan kalau mimpi itu sudah pernah terjadi sebelumnya, rasanya seperti deja vu.
Acuh tak acuh, Karina lebih memilih untuk siap siap pergi ke kantor.
Satu jam memakan gadis itu untuk siap siap serta mengumpulkan nyawa dikamar kos nya. Dan sekarang Karina beranjak keluar dari kosannya.
Tin Tin
Segera setelah mendengar suara klakson mobil yang cukup mengganggu, Karina menoleh ke sumber suara.
"Buruan naik!" teriak seorang didalam mobil. Sontak Karina menaikan kedua alisnya bingung tapi dia tetap memasuki mobil tersebut.
"Tumben banget Jaem, pasti lo ada maunya?" Ujar Karina disela-sela dirinya mengenakan sabuk pengaman.
"Tau. Ngapain juga gue yang barusan nyampe kantor disuruh sama si Jeno puter balik nyamperin lo" Ketus Jaemin, pria yang sekarang sedang menyetir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif-nim | JENO KARINA
Roman d'amourPagi-pagi Karina dikejutkan dengan seorang pria gagah, tampan, elegan, terkenal dan kaya tengah bersender didinding sebelah pintu luar kosan Karina. "Loh pak Jeno ngapain kesini?" "mau ngajak kamu nikah" "H-hah?!" - Karina Yoo, seorang administran...