"loh, Suhaa?"
Suhaa yang melihat Aleya tengah berdiri di ujung atap membuat pikirannya kemana-mana. Ia panik takut jika Leya melompat dari sana.
"L-Leya.. jangan gerak, gue ke situ y-ya.." dengan pelan Suhaa melangkah ke arah Leya agar gadis itu tidak melakukan hal-hal aneh jika Suhaa datang tiba-tiba.
Sementara Leya yang melihat Suhaa samar-samar membuat dirinya mengerjapkan mata beberapa kali untuk memastikan jika yang di lihatnya benar-benar Suhaa atau bukan.
Selama beberapa detik Leya masih mengerjapkan mata, ia merasakan sakit yang parah di bagian kepala saat mengerjapkan matanya. Apakah itu benar-benar Suhaa?
"Ley, mundur pelan-pelan.. sini, g-gue ada di sini..," kembali Suhaa berkalimat sambil terus berjalan pelan-pelan ke arah Leya.
Jelas sekali jika Leya mendengar suara Suhaa, mungkin saja itu benar-benar Suhaa, kan?
Aleya melangkah pelan ke arah Suhaa sesuai apa yang di katakan Suhaa kepadanya. Entah apa yang membuat lelaki itu ada bersamanya sekarang, entahlah?
Ketika Leya telah berada di hadapannya, spontan saja Suhaa memeluk erat Leya sambil melangkah mundur dengan cepat.
"Lu kenapa, hah? Ngapain lu di situ? Mau bikin gue jantungan lu?" Suhaa mengguncang bahu Leya sambil meninggikan nada suaranya.
Kakinya lemas karena khawatir, untung saja tidak terjadi sesuatu yang mengerikan kepada Leya. Syukurlah ia datang tepat waktu, syukurlah!
Napas Suhaa mendadak manual. Ia mengambil napas pendek dengan cepat, jantungnya berdetak dengan cepat serta keringat dingin bercucuran dari dahi dan telapak tangannya.
Leya tak menjawab, ia malah menatap Suhaa bingung. Pandangan Leya masih kosong dan masih belum sadar sepenuhnya, sepertinya Suhaa tak menyadari jika Leya tengah berhalusinasi.
Tak mendapat jawaban dari Leya, Suhaa beralih mengusap wajah Leya dan kembali memeluk gadis itu. Napasnya masih tidak karuan, bahkan setelah Leya berada dalam pelukannya.
Merasakan tubuh Leya terperosok dari pelukannya membuat Suhaa kembali melihat kondisi wajah Leya. Ia menatap dan memastikan apa yang terjadi kepada Leya.
Mata Leya menutup, apakah gadis itu pingsan? Suhaa segera menggendong Leya untuk ia bawa ke kamarnya kembali.
Belum sempat melewati pintu keluar dari atap rumah sakit, Suhaa berhenti melangkah ketika melihat lelaki setengah baya berdiri di hadapannya.
"Kemarikan Leya, biar saya saja yang bawa..," ucap Agraham sambil memajukan kedua tangannya untuk meminta tubuh Leya yang terkulai lemas.
"I-iya om, eh pak.." Suhaa memberikan tubuh Leya yang tak sadarkan diri kepada Agraham dan mengikuti ayah Leya dari belakang menuju lantai bawah.
***
***
Saat ini Suhaa tengah berdiri di depan pintu kamar Leya, ia di temani oleh ayah Leya yang tengah duduk di belakangnya sembari menunggu Darna yang masih berada dalam kamar.Untung saja Suhaa datang tepat waktu saat kedua orang tua Leya melihat CCTV di tangga atap, jadi ia bisa sampai ke atap dan meyakinkan Leya untuk turun.
Ia juga sudah memberitahu kepada Dela dan Zaki untuk kembali ke rumah dan melanjutkan tidur mereka masing-masing lima belas menit yang lalu.
Setelah menunggu beberapa saat, seorang dokter wanita serta Darna datang di saat yang bersamaan.
"Apa pasien sudah tidur? Apa pasien kembali membual?" sang dokter bernama Sukma bertanya kepada Darna dengan nada sopan.
Darna membalas dengan anggukan singkat, "Apa anak saya punya penyakit serius dok? Masalah kejiwaan atau bagaimana?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Menggapai Suhaa (END)
RomantizmWARNING! (Peringatan!) Please everyone who sees this, please stop and never plagiarize/copy other people's work!!! I beg you so much! whoever it is! (Siapapun yang melihat ini, tolong berhenti dan jangan pernah menjiplak/menyalin karya orang lain...