Kejadian itu terjadi 12 tahun yang lalu, seminggu setelah tahun ajaran baru dimulai, ketika bunga Sakura masih bermekaran. Semalam sebelumnya, Tsuyoshi-kun tiba-tiba meneleponku, padahal pada pukul segitu, dia harusnya masih les dengan guru privatnya di rumah.
"Moshi moshi, Tsuyoshi-kun," sapaku begitu menjawab telepon.
"Ah, Asami-chan. Aku mau mengajakmu ke toko buku besok", balas Tsuyoshi-kuntak lama. "Kamu mau?"sambungnya lagi. Aku terdiam sebentar, berpikir apa sebaiknya pergi atau tidak. Besok hari Minggu, dan aku sudah berencana untuk bersantai di rumah seharian.
"Toko buku, ya?" ucapku yang masih berpikir.
"Ah, kalau tidak mau, tidak apa, kok", balas Tsuyoshi-kun mengira aku tidak bisa pergi dengannya.
"Iie, iie, aku mau kok. Jya, besok jam berapa?" tanyaku menerima ajakan Tsuyoshi-kun.
"Yosh, besok jam 10. Kutunggu di perempatan di depan 7-eleven", balas Tsuyoshi-kun dengan girang.
"Oke," kataku lalu sambungan telepon terputus. 'Tak apalah, kalau di rumah terus, nanti aku bosan,' pikirku.
Setelah panggilan itu diputus, aku langsung bergegas turun ke bawah untuk memberitahu ba-san kalau besok aku akan pergi dengan Tsuyoshi-kun.
"Ba-san, besok aku mau pergi dengan Tsuyoshi-kun. Tidak apa kan?" kataku memberitahu ba-san.
"Tidak apa kok, tapi jangan pulang kemalaman ya," balas ba-san mengiyakan.
"Hun, jya, aku tidur dulu ya. Oyasumi, Ba-san," kataku lalu kembali ke kamar.
"Oyasumi, Sami," balas ba-san yang masih menunggu oji-san pulang sambil menonton tv.
Keesokan harinya, aku masih tertidur bahkan sampai jam 09:30. Penyebabnya tak lain dan tak bukan adalah karena menonton dorama[1] hingga larut. Semalam aku belajar sampai jam 10, lalu karena merasa masih belum mengantuk, aku menonton dorama sampai jam 12, ketika alarm di jam wekerku berbunyi. Masalahnya bukan hanya aku bangun kesiangan, tapi aku tidak sadar kalau sudah bangun kesiangan.
"Ohayou, Ba-san," sapaku pada ba-san yang ada di dapur dengan masih mengenakan baju tidur—kaus dengan celana panjang. Tujuanku, mencari air untuk membasahi tenggorokanku.
"Ohayou, Sami," balas ba-san sambil mencuci sayuran.
"Eh, Ba-san, Oji-san dan Yona di mana?" tanyaku karena di dapur sepi sekali. Saat itu, tanganku sedang membuka kulkas.
"Mereka sudah pergi dari tadi. Sekarang 'kan sudah jam 09:30," kata ba-san setelah melirik sekilas pada jam dinding. Sebotol air dingin yang baru saja kukeluarkan segera kumasukkan kembali ke kulkas. Perkataan ba-san barusan langsung membuatku sadar kalau aku bangun kesiangan. Aku langsung meninggalkan dapur dan kembali ke kamarku.
"Sou da, Sami. Kamu nanti pergi jam berapa?" tanya ba-san yang masih tidak menyadari kalau aku sudah melesat ke kamar.
"Jam 10 Ba-san," kataku berteriak sambil menaiki tangga.
Sambil bersiap-siap, aku terus menyalahkan diriku yang bangun kesiangan. Harusnya aku tidak menonton dorama semalam dan langsung tidur saja. Dasar Asami!
Untungnya, jam 09:50 aku sudah selesai siap-siap dan akan berangkat. Untuk urusan beres-beres kamar, bisa dilakukan nanti. Lagipula, kamarku tidak begitu berantakan. Aku hanya perlu merapikan selimut dan bantal guling, lalu menyapu kamar. Dan itu masih bisa kulakukan nanti setelah pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Touch in My Life
Mystery / ThrillerAku menemukan amplop itu lagi, amplop yang mampu membuat senyum dan semangatku yang mengembang menjadi padam. Siapa orang yang mengirimkan ini? Rasa takut dan was was selalu mengantuiku setiap kali menemukan amplop polos itu. Kapan semua ini akan be...