2

1.3K 150 1
                                    

Happy Reading!!







*****

Setelah kejadian dua hari yang lalu, Lisa selalu pulang lebih awal. Alasannya, karna ia ingin melihat gadis si penjual kue. Namun selama dua hari itu, Lisa tak kunjung melihat si gadis tersebut.

"Kemana sih dia? Gua tungguin tapi gak dateng dateng." gumam Lisa yang tengah duduk di bangku halte bis, tempat si gadis penjual kue berjualan dua hari yang lalu.

Jisoo dan Seulgi yang menemani Lisa menatapnya bingung.

"Lo lagi nungguin siapa sih?"

"Penjual kue waktu itu?" Lisa mengangguk.

Seulgi dan Jisoo menatap Lisa dengan tatapan tak percaya.

"DEMI APA?!" tanya mereka berdua kompak.

"Gua kayaknya jatuh cinta deh sama si penjual kue waktu itu. Buktinya sampe sekarang gua masih kepikiran." ucap Lisa menendang nendang angin.

Seulgi dan Jisoo lagi lagi menatap tak percaya kepada Lisa, mereka berdua terus menerus dibuat terkejut oleh Lisa.

"Karna baru kali ini gua kayak gini gituloh." ucap Lisa menundukkan kepalanya.

"Gua ngerasa ada getaran aneh ditubuh gua pas mata kucingnya natap gua."

"Hati gua seketika membuncah."

"Lo berdua tau 'kan, kalau gua gak pernah kayak gini sebelumnya? Sekalipun gua deket sama cewek lain diluaran sana, reaksi gua gak kayak gini cuy."

Jisoo tersenyum kecil mendapati sahabatnya sedang dilanda perasaan cinta, ia bahagia karna akhirnya Lisa merasakan cinta setelah sekian lama tak merasakannya lagi.

"Gua dukung apapun keputusan lo, lo mau deketin dia? Gua bantu." Seulgi berucap sembari menepuk pelan pundak Lisa.

"Lis, Lis, mending sekarang lo liat kearah sana." tunjuk Jisoo menepuk nepuk punggu Lisa.

Lisa mengikuti arah telunjuk Jisoo dan ia tercengang mendapati seorang gadis berjalan sembari membawa keranjang dikedua tangannya.

"Anjir! Bidadari!" gumam Lisa.

















































































































































Sedaritadi matanya tak kunjung lepas dari sosok gadis didepannya, suara suara disekitar tak ia hiraukan sama sekali. Ia lebih fokus pada sosok yang tengah sibuk membungkus beberapa kue untuk beberapa siswa siswi yang telah pulang sekolah.

"Kue nya empat ya. Ini uangnya."

"Gua beli lima, kembaliannya buat lu aja."

"Aku beli tiga, kak. Rasa coklat."

"Gua dua rasa strawberry."

Lisa tersenyum mendengar sahutan sahutan dari beberapa murid disana.

Ia menepuk pundak sosok tersebut, membuat sosok itu menoleh.

"Gua bantuin." ucap Lisa mengambil alih kresek yang dipegang sosok tersebut.

"Lo ambilin uangnya terus sebutin pesenannya." sosok tersebut mengangguk.

Keduanya kini sibuk melayani pembeli.





































































































































"Dapet berapa, Jen?" tanya Lisa setelah selesai membereskan keranjang kue milik Jennie.

"Lumayan dapet delapan ratus ribu." jawab Jennie selesai menghitung penghasilannya.

"Tadi lama kemana dulu?" tanya Lisa menatap wajah samping Jennie.

"Jualan dulu di sekitaran komplek." jawab Jennie.

"Maaf ya, kamu gak kebagian kue nya." Lisa tersenyum.

"Gapapa, santai aja."

"Tapi aku gak enak sama kamu."

Lisa berdecak, "Kalau gua bilang gapapa ya gapapa." ucap Lisa

"Aku gak mau punya hutang sama kamu." Jennie menunduk menatap uang yang berada digenggamannya.

"Ck, gini deh. Supaya lu gak punya utang ke gua, gimana kalau besok lu temenin gua jalan jalan? Itung itung balas budi karna gua udah bantuin lu."















































































































































Tbc

Jangan lupa vote coment and follow.

Bye bye

YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang