"Ha?!" Jawab yola dan iqbal kaget. Tidak dengan sarah, pasalnya ia sudah di beri tahu duluan.
"kenalin ini ica calon ibu sambung kalian" ujar papanya iqbal.
"papa serius?" tanya iqbal serius.
"iya papa serius" jawab papa.
"bal, papa juga butuh pendamping hidup" ujar sarah. Iqbal hanya mengangguk.
"oh iya kenalin ini esa, dimas, dan raven. Mereka anak dari ica" ujar papa memperkenalkan ketiga anak tirinya.
Yola yang sedari tadi ditatap sinis oleh esa. Membuat yola merasa tidak nyaman. Alhasil yola pun izin ke halaman belakang. tanpa ia sadari esa mengikutinya dari belakang.
"huh emang paling enak deh udara malem gini" gumam yola.
"ketemu lagi kita" seru esa mendekati yola.
"lu siapa? ngikutin iqbal terus" lanjut esa."gue istrinya" jawab yola tanpa memandang wajah esa.
"cih nggak mungkin banget iqbal mau sama lu, liat aja modelan lu gini,, gemuk, jelek, dan ckckck" ujar esa seraya memutari badan yola dan menatap dari atas sampai bawah.
esa pun menjambak rambut yola dan mendekatkan membisikkan "inget baik baik, lu cuma pelampiasan nya jadi jangan banyak berharap" lanjut esa lalu melepas jambakkannya dan pergi.
rasa nya begitu sakit, rasa nyeri yang masih terasa membuat yola ingin menangis. Tapi semua itu dia tahan karna ada orang yang memanggilnya.
"astaga by, kamu kok di luar sih? ini dingin lho,, eh eh kamu kenapa? ada yang sakit?" tanya iqbal bertubi-tubi.
"apasih bal, aku cuma pusing dikit aja tadi" jawab yola bohong.
"ya makanya jangan di luar, disini dingin, yuk" ajak iqbal menarik tangan yola untuk masuk.
"bal"
"kenapa sayang?"
"love you"
"hahaha bikin terbang aja kamu mah"
Tbc
.
.
.
.
.
.gimana? suka ngga? lanjut apa gimana nih?