WW-923247914202422239

562 82 114
                                    

Siaran ketiga puluh delapan tayang pada : 24 September 2021

Song Recommended : Meet Again – Kim Sejeong

Song Recommended : Meet Again – Kim Sejeong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-elnoveint-

Acara yang diselenggarakan Brawijaya sudah mulai. Suara pembawa acara terdengar dari dapur, tempat Biru dan Budi berada. Mereka ditugaskan untuk mencuci peralatan masak yang kotor.

"Yah," panggil Biru. Ayahnya menoleh, berdehem sembari menyerahkan wajan untuk Biru letakkan di meja sebelahnya. "And sama Saka ke mana? Dari tadi nggak keliatan."

Budi mengangkat kedua bahu. "Mana gue tau." Lelaki itu membilas tangan kemudian mengeringkannya dengan lap. "Lo sama gue aja kenapa dah? Dari tadi nanyain mereka mulu."

"Bosen gue sama lo, Yah. Mending sama And."

Budi mengangkat tangan ingin memukul Biru, tapi anaknya sudah kabur menuju pintu dapur. Budi ikut keluar. Budi melihat para pelayan berpencar di setiap sudut restoran. Tepat saat dia menutup pintu, pembawa acara memanggil nama orang yang paling Budi benci.

"Pak Brawijaya."

Pembawa acara malam ini membungkuk sekilas sebelum melangkah mundur menjauh dari mic. Brawijaya beranjak dari duduk. Melempar senyum pada tamu yang datang pada acaranya malam ini. Tepuk tangan mengiringi langkah lelaki itu menuju panggung.

Tangan Budi mengepal kuat hingga memperlihatkan otot di lengannya. Itu yang Diandra lihat dari tempatnya berdiri. Tatapan benci juga terlihat jelas di mata Budi.

Diandra mendecih. Akting Budi terlihat sangat natural hanya untuk memberikan Diandra anggapan kalau Budi benar-benar membenci Brawijaya. Tatapan Diandra beralih melihat ke panggung. Seorang pria seusia kakek berdiri dengan gagah di sana.

Seorang yang membuat Bunda menangis setiap malam karena merindukan Uncle Devano. Orang yang membuat adik-adiknya tidak bisa membeli pakaian baru hanya karena tidak punya uang. Orang yang sudah membuat keluarga Diandra susah selama tiga tahun ini.

Jadi...lelaki tua itu adalah musuhnya?

Diandra tersentak saat seorang menyentuh tangannya yang tanpa sadar terkepal. Ternyata Saka. Cowok itu berusaha mengurai kepalan tangan Diandra lalu dengan mudah menautkan tangan mereka.

"Aku ada dipihak kamu."

Mata Diandra menatap lekat Saka. Tatapan Saka begitu yakin dan jujur. Hati Diandra dibuat bimbang. Di satu sisi, dia ingin percaya pada Saka. Namun, sisi lainnya berteriak Saka hanya berakting baik.

Diandra hanya bisa menanggapi perkataan Saka dengan anggukan samar. Diandra akan mendapat jawabannya malam ini juga, setelah acara Brawijaya selesai, lebih tepatnya. Saka benar ada dipihaknya atau dia hanya berpura-pura baik selama ini.

Elnoveint✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang