PART 8 | RUANG PUTIH

235 20 2
                                    

•WHITE ROOM•

•RUANG PUTIH•

"Jun,apa kita gak bisa naik banding?" Tanya juyeon penuh harap pada yeonjun.

Saat ini vonis telah dijatuhkan pada hyunjae. Hyunjae akan menerima hukuman penjara dalam ruang putih selama 6 bulan. Selama 6 bulan itu, hyunjae tidak boleh keluar ruangan sama sekali bahkan ia tak diperkenankan untuk bertemu juyeon selama dalam masa hukumannya.

Juyeon juga tak bisa menemui hyunjae karena jenis hukuman yang diterima hyunjae tak mengizinkannya menjenguk hyunjae dan berinteraksi langsung. Namun dirinya masih diizinkan untuk melihat kondisi hyunjae lewat kamera tersembunyi yang dipasang oleh pihak pengelola penjara.

"Maaf juyeon tapi gak bisa. Kasihan hyunjae kalau kita naik banding. Nanti kalau naik banding kita masih butuh banyak nunggu sedangkan hyunjae hamil sekarang."

"Lagian kita kemungkinan untuk menangkan kasus ini di mahkamah agung itu kemungkinannya kecil. Bukannya aku bikin kamu patah arang tapi hukuman ini menurutku udah paling ringan yang bisa didapat hyunjae." Yeonjun berusaha menjawab dengan singkat dan jelas. Dirinya tak tega melihat juyeon yang seperti ini tapi dirinya bisa apa.

"Apa gak bisa diganti bayar denda aja jun? Aku rela kehilangan semua uang yang aku punya buat bebasin hyunjae dari hukuman penjara." Kata juyeon masih dengan penuh harapan.

"Maaf juy tapi ini gak bisa diganti dengan hukuman denda." Yeonjun berusaha untuk membuat juyeon tegar dengan semua ini.

"Apa aku harus suap semua hakim dan jaksa disini?" Celetuk juyeon. Tersirat kemarahan dibalik perkataannya.

"Jangan gila kamu juy!! Aku gak mau kamu dipenjara juga." Hyunjae yang masih duduk di kursinya dan menyimak pembicaraan juyeon beserta kerabatnya tiba-tiba berteriak dan menghampiri juyeon.

"Jangan gila kamu! Aku gak mau pas aku lahiran nanti kamu malah ada di penjara. Kamu harus terima ini juy." Hyunjae marah dengan kelakuan suaminya. Memang dirinya tahu bahwa juyeon bucin dengannya tapi dia merasa yang dikatakan juyeon tadi sudah diluar batas.

"Tapi aku sayang sama kamu. Aku gak ikhlas sama semua ini jae." Juyeon menghadap ke istrinya.

"Kamu harus ikhlas juy,kamu kira aku ikhlas sama semua ini? Nggak juy nggak!! Aku juga gak ikhlas hal ini kejadian di aku!" Hyunjae tersulut emosinya karena juyeon.

"Kamu kira aku mau nanggung semua ini?! Aku juga gak mau juy! Orang waras mana yang mau dipenjara dan hamil anak hasil perkosaan?"

"Kalau kamu terus begini. Aku bakal bunuh diri sama anak ini!!" Hyunjae tiba-tiba mengeluarkan sebuah besi tajam dari sakunya dan mengarahkannya ke perutnya. Semua kerabatnya tiba-tiba terkejut dan bahkan soobin dan changmin sudah siap menangis untuk kesekian kalinya.

"Jangan jae!!" Juyeon langsung merampas besi tersebut dan membuangnya sembarang tempat lalu memeluk tubuh istrinya. Dirinya tak peduli telapak tangannya berdarah karena tergores besi yang tiba-tiba ada di saku hyunjae.

"Kamu jangan begini juy!!" Ronta hyunjae di pelukan juyeon. Dirinya menangis di pelukan juyeon. Dirinya marah dengan nasib yang menimpanya, sudahlah jatuh tertimpa tangga pula. Begitulah nasib hyunjae saat ini.

"Aku cuma sebentar juy,kamu harus kuat.." hyunjae berbicara sedikit meninggikan nadanya. Sungguh malang nasibnya,harus menanggung dosa besar sekaligus anak hasil perbuatan dosa. Jujur dirinya sangat putus asa dengan hidupnya, berulang kali dirinya berpikir untuk menyerah saja namun ia ingat ada juyeon, orang yang sangat ia cintai dan sayangi saat ini. Dia bertekad untuk berjuang demi juyeon.

WHITE ROOM | JUJAE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang