3

23 3 4
                                    

TUK...TUK...TUKKK..

"Ay...Aylaaa! Bukain cepetan!!"

Ayla melepas sebelah earphone yang terpasang di telinga saat sadar ada yang mengetuk pintu kamarnya berkali-kali. Langsung saja ia bangkit dan membukanya sebelum pintu itu rusak gara-gara Flora. Ya, si 'tidak sabaran' itulah yang sudah mengganggu me time nya Ayla.

"Apasih Flo? Udah kayak kebakaran jenggot aja!" omel Ayla. Tanpa menjawab pertanyaan, Flora langsung nyelonong masuk lalu menutup pintu. Ia bahkan menguncinya, membuat Ayla cukup kaget.

"Ayla Ayla! Gue ada info penting!" ucap Flora excited.

Ayla cukup tercengang melihat gelagat Flora. Sepenting apakah info itu sampai-sampai membuat Flora heboh begini. Ayla mengerjap beberapa kali saat Flora mendudukkannya di pinggiran kasur. Ia jadi penasaran saja. Flora menghembuskan napas dan bersiap mengatakan info tersebut.

"Jadi gini, lusa tim basket sekolah kita bakal tanding lawan tim basket sekolah sebelah" tutur Flora. Mendengar itu Ayla mengerutkan kening.

"Ya terus?" Kata Ayla dengan alis terangkat sebelah.

Flora menarik kedua tangannya dari bahu Ayla dan mengubah posisi duduk menghadap depan dengan Ayla di sampingnya yang masih dengan ekspresi yang sama.

"Gue sering lihat Kak Arga latihan terus keringat di dahinya bercucuran sampe kena mata, kan kasian mata calon imam gue jadi perih. Dan mainnya bakal nggak fokus gitu kan. Jadi, gue berinisiatif mau beli head band buat Kak Arga, biar keringat nya nggak masuk ke mata lagi. Gimana? Ajib kan ide gue?" Jelas Flora diakhiri senyum lebar dan alis yang naik-turun. Mata Ayla membulat dan mulut sedikit terbuka, kemudian ia memejamkan mata meredam perasaan gemasnya, gemas sekali mau menjitak kepala Flora. Ayla tidak habis pikir.

"Sumpah Flo, lo ngegedor-gedor kamar gue udah kayak penggrebekan cuman buat bilang itu doang?!"

"Iya cuman itu emang kenapa sih Ay?"

"Astaga Floraaa lo emang kebiasaan ya. Gue pikir tuh info penting apaan ternyata lagi-lagi Kak Arga, adoooh gue ruqiyah juga lo lama-lama" Geram Ayla memegang puncak kepala Flora yang siap di tarik aura negatifnya. Tapi langsung ditepis Flora.

"Apaansih Ay kan emang penting, udah deh. Pokoknya besok lo temenin gue beli head band nya ya? Ya ya ya?" mohon Flora memasang wajah penuh harap pada Ayla.

"Jauhan dikit! Muka lo nggak enak" celetuk Ayla mendorong muka Flora yang semakin nyosor padanya.

"Ih Ayla masa nggak mau bantuin sahabat—-saudara sendiri?" bujuk Flora belum menyerah. Matanya mengerjap sok imut yang demi apapun bikin Ayla mau memuntahinya sekarang juga.

"Nih ya, lo nggak perlu pasang muka kayak gitu gue jijik banget lihatnya. Iya gue temenin" Flora akhirnya tersenyum lega lalu mencubit kedua pipi chubby Ayla.

"uuu gomawooo" segera Ayla melepas tangan Flora dari wajahnya.

"Sakit bego!" protes Ayla dan langsung mengelus kedua pipinya yang malang.

"Iya maap. Eh tapi Ay, lo tau warna kesukaan Kak Arga nggak?"

"Ya mana gue tau emang gue emaknya?"

"Ya maksud gue kan lo anak OSIS tuh pasti lumayan sering lihat dia, nah aksesoris yang dia pake biasanya warna apa gitu loh" jelas Flora. Ayla bergeleng cepat.

"Nggak tau, nggak pernah merhatiin juga"

"Hmm yaudah gue beli warna merah aja kali yah. Pasti bakalan cakep banget soalnya Kak Arga kan putih tuh. Terus nanti di belakangnya gue cantumin inisial gue. Nggak usah gede-gede tulisannya kecil aja biar Kak Arga juga nggak risih pake nya" tutur Flora dengan mata berbinar. Ayla yang mendengarnya memutar bola mata jengah.

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang