Part 50~Kecelakaan tragis~

3.5K 235 37
                                    


Hallo kawan🤗

Afa comeback

Nunggu?

Langsung aja deh, jangan lupa vote and comment yang banyak ya biar semangat 😊

Part ini banyak, jadi jangan bosen ya.

|Happy reading|

•••

Mobil Fernan berhenti di sebuah makam umum. Aluka menatap sang Ayah yang tampak memejamkan mata lelah.

"Turun," titah Fernan membuka mata dan menatap Aluka hangat.

Gadis itu hanya menurut, tidak tega melawan atau menolak. Apalagi melihat wajah lelah dan sedih Fernan yang ketara.

Fernan berjongkok tepat di makam dengan nisan yang bertuliskan nama orang yang sangat ia cintai.

Aluka hanya berdiri menatap Fernan yang mengusap nisan dengan mata terpejam, seperti menahan sesuatu.

"Mel ini anak gue," Fernan membuka suara setelah hening beberapa lama. "Cantik kan? Dia lebih mirip lo daripada Syia," lanjut pria itu dengan tersenyum masam.

"Saat ini gue udah sadar Mel, dia segalanya buat gue, dia hidup gue, gue cuma punya dia di dunia ini. Meski semua udah terlambat, tapi gue akan perbaiki semuanya di detik-detik terakhir ini," ujar Fernan menatap makam Melati.

"Meski semua udah terlambat," cicit Aluka dengan tersenyum tipis.

Fernan mengangguk. "Tapi setidaknya kasih Papa kesempatan."

"Sini," pinta Fernan menepuk tanah di sampingnya.

Aluka menggeleng membuat Fernan merasa sedikit kecewa.

"Kamu mau tahu kenapa Papa ajak kamu ke sini?"

Aluka hanya diam saja, menatap makam Melati yang terlihat terawat. Pasti Ayahnya sering berkunjung di sini.

"Karena Papa mau kumpul dengan orang yang Papa cintai," lanjut Fernan dengan tersenyum manis.

"Nggak usah memaksakan, Papa kasihan sama Aluka? Nggak perlu, aku udah biasa sendiri. Nggak perlu memaksakan buat nerima Aluka."

"Papa cuma mau memperbaiki semuanya," lirih Fernan.

"Udah nggak ada yang bisa diperbaiki Pah!" Dada Aluka naik turun menahan gejolak amarah. "Apa bisa Papa kembaliin masa kecil Aluka? Apa Papa bisa kembaliin semua orang yang udah benci Aluka? Apa Papa bisa wujudin keinginan Aluka untuk punya keluarga yang utuh?"

Fernan menunduk dalam, tidak berani menatap mata sang putri yang begitu terlihat membencinya.

"Nggak kan? Jadi semua yang Papa lakukan ini cuma sia-sia! Karena sampai kapanpun semua yang udah kalian lakukan itu terlalu jahat!"

Aluka terduduk memeluk lututnya. "Maaf Pah, tapi buat lupain itu semua juga susah buat Aluka."

"Nggak, jangan minta maaf. Papa yang salah di sini, bukan kamu," sanggah Fernan memeluk putrinya.

Aluka (Proses Penerbitan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang