First Meet

3.2K 298 5
                                    



-

Seorang gadis menggerakan
jari jemari lentiknya, menekan
tuts hitam--putih secara bergantian.

Hembusan angin malam menerpa surainya diikuti tirai jendela yang beralun mengikuti nada musik.

Di pojok ruangan yang ramai nan megah, Seorang gadis memainkan alat musik akustik dengan lihainya.

Formalitas seperti biasanya,
Kau sebagai satu-satunya ahli
waris keluarga Shirakawa
dituntut untuk melibatkan
diri terjun ke dalam dunia
sosialita.

Belajar tata krama, etiket dan berprilaku layaknya para
bangsawan, Itu semua sudah mendarah daging ke dalam
dirimu.

Kau pun hanya mengikuti
keinginan orang tuamu.
Meskipun fisikmu berumur
tujuh belasan tahun,
pemikiranmu jauh layaknya
tiga puluh-an tahun. Kau
berpikir kedepan dan tak
memandang ke sana kemari.

Meski begitu, ada kalanya kau
merasa mulai kehilangan jati
dirimu. Kau seakan lupa akan
apa yang kau gemari dan apa
yang sebenarnya kau inginkan.

Namun tidak bisa dipungkiri, lantunan musik ini yang
seringkali membawamu larut
ke dalam perasaan, membebaskan jiwamu untuk terbang keluar
dari penjara itu.

Selepas membawakan
beberapa musik klasik,
kau berdiri kemudian
membungkuk sebagai
bentuk ucapan hormat.

Seisi tempat bertepuk
tangan terkagum-kagum
atas permainanmu. Tidak
jarang beberapa orang
yang menghampirimu
diikuti ungkapan
pujian atas kekaguman
mereka.

"Wah, Shirakawa-San. Permainanmu sangat sempurna. Saya tidak mendengar adanya kesalahan dalam
permainan tersebut."

"Penerus Keluarga Shirakawa memang tidak main-main. Talentanya sudah setara dengan para profesional"

Begitu permainan selesai,
kau selalu dibanjiri oleh
pujian seperti biasa.

Kau melihat hidupmu telah
sempurna tiada cela. Namun
kau selalu merasa seperti ada
yang kurang..
Tapi apa?

Kau melangkahkan kakimu
ke balkon di sudut samping.
Balkon tersebut dikhususkan
hanya untuk satu orang apabila hendak beristirahat atau
bersantai sendirian.

Kau menghela napas dan
meresap minumanmu.
Kepalamu mendongak
menatap langit malam.

"Ini sudah ketiga kalinya di bulan ini" Gumammu perlahan.

Kau menatap bulan yang
bersinar begitu terang.
Seakan memandang pantulan
dirimu yang begitu bersinar
di atas panggung sosialita.
Namun entah kenapa, kau
merasa begitu sedih. Sangat
sedih tanpa alasan yang jelas.

Kau bersenandung kecil sambil memandang ke bawah balkon.

Seakan tak mau kalah,
angin pun ikut berhembus
meniup dress- tosca beserta
helaian rambutmu.

Trang!! Trang!! Trang!!

Kau tersentak. Bunyi alarm emergency terdengar, tanda
ada masalah di dalam aula.
Kau hendak bergegas masuk
sebelum melihat sesosok pria melompat cepat dari atap ke
arah pohon. Gerakannya begitu
gesit dan lincah membuatmu
tidak bisa memandang jelas
siapa sosok tersebut.

Tidak terduga, sosok itu malah memberhentikan diri pada salah satu pohon di situ dan terlihat menghubungi seseorang.

Kau dapat melihat dengan jelas,
sosok tersebut berperawakan
tinggi rata-rata dengan mata
ungu besar yang kosong dan
memiliki kulit cokelat eksotis

✔ Sweet Escape [Izana x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang