「Chapter 50 Akhir」

5.8K 726 148
                                    

Bunga Calla Lily masih tersimpan apik di atas meja. Tak melayu ataupun mengering, segar seakan baru dipetik olehnya tadi pagi. Sama halnya dengan seseorang yang terbaring di atas ranjang, masih terjebak di dalam mimpi panjangnya hingga saat ini.

Tak banyak yang bisa Jeongguk lakukan, hanya memandang pria omega yang semakin hari semakin ia rindukan mimik dan seri di wajahnya. Terlalu hampa saat ia mencoba untuk berbicara pada Taehyung tanpa mendapat tanggapan dari pria itu. Terbiasa dengan Taehyung yang penuh ekspresif saat ia sedang menceritakan apapun.

Memilih berdiri tak jauh dari ranjang sembari terus memperhatikan jika sewaktu-waktu kelopak mata itu terbuka.

Namun berapapun waktu yang ia habiskan dan betapa kebasnya kedua kaki, tak ada yang berubah. Jeongguk menoleh saat merasakan seseorang masuk ke dalam ruang perawatan Taehyung.

“Mr. Baldwin menunggumu di ruangan anak.”

Lady Eleazar tak berani untuk melangkah lebih dekat. Hapal betul bagaimana kondisi dan perasaan keponakannya itu. Memandang dari belakang punggung yang kehilangan penopang, meluruh sedih meratap pada belahan hati yang tak kunjung kembali dari alam bawa sadar.

“Jeongguk..”

“Ah, tunggu sebentar bibi.” Jeongguk sejenak memalingkan wajahnya ke samping, diam-diam mengusap air matanya yang keluar tanpa disadari saat sedang melamun.

Tangis yang berbeda dari sewaktu ia mendapat kabar bahwa Taehyung dan putranya selamat.

“Aku akan menemani Taehyung selama kau di luar.”

Jeongguk mengangguk sembari memberi senyuman samar, berlalu meninggalkan omeganya bersama Lady Eleazar.

Tiba di ruangan tersebut, ia mendapati Hoseok sedang menjelaskan sesuatu kepada anak-anak sambil asik mengerumuni kotak kaca berlampu jingga hangat.

Noelle yang pertama kali menyadari kedatangan Jeongguk, berlari menghampiri ayahnya. “Papá!” Tangan kecil Noelle menunjuk anak-anak yang ramai entah membicarakan apa. “Kenapa mereka panggil adik, itu adikku.”

Jeongguk tersenyum, Noelle memang yang paling bersemangat pada apapun yang berhubungan dengan adik kecilnya. Tak membiarkan siapapun untuk mendekati kotak kaca tersebut namun harus mengalah saat Mr. Baldwin memberi pengertian jika adik kecil akan sangat senang jika dikelilingi oleh banyak anak-anak lainnya.

“Karena dia masih sangat kecil jadi mereka memanggilnya adik. Dan nanti jika adikmu sudah besar, Noe akan dipanggil kakak.”

“Tapi papá tak panggil paman Gum-gum kakak.”

“Err.. itu..” Jeongguk meringis, menggaruk alisnya tanpa alasan. Memilah jawaban mana yang paling pas untuk diberikan pada anaknya ini. “Karena pamanmu sangat menyebalkan.”

Lalu mengangguk puas oleh jawabannya sendiri. “Oleh karena itu, kau jangan terlalu mengikuti apapun yang dilakukan oleh pamanmu. Oke?”

“Tidak oke.”

“Hee.. kenapa?”

“Paman Gum-gum beri aku anak kucing.”

“Tapi papá beri Noe adik.”

“Oh iya, kalau begitu oke.”

“Anak pintar.” Jeongguk mengusap helai linen itu, semakin bangga terhadap anak pertamanya atas berubahan yang semakin lama semakin terlihat. Noelle jadi tak sediam dahulu saat mereka baru pertama kali bertemu. Sekarang banyak bertanya dan penuh rasa ingin tahu.

“Noe, Kemari! Kami akan melihat domba di peternakan Mr. Robert.” Seruan Hilmi membuat ayah dan anak tersebut menoleh. Melihat pemuda alpha itu sudah memboyong anak-anak pergi.

With You [KOOKV ABO]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang