KEZIA GRETHANIA SAGANTARA, seorang pianis muda yang cantik dan pintar. Berasal dari keluarga yang harmonis dan juga berada, membuatnya selama ini mengira hidupnya berjalan dengan baik, tanpa ada masalah apapun. Namun, ternyata apa yang Kezia kira se...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
••••
Starlight High School 📍
Kelas 12 IPS 1 saat ini terlihat sepi. Hanya ada beberapa siswa saja yang berada di dalam kelas. Hal itu dikarenakan sedang berlangsungnya jam istirahat. Tentu saja para siswa siswi sedang memanfaatkan waktu itu untuk mengisi perut mereka dan menghilangkan rasa jenus karena jam kelas yang begitu lama.
Kezia bersama dengan Aurel dan Jessie sedang berada di kelas, tidak ikut istirahat ke kantin. Itu karena Kezia membawakan 3 kotak bekal yang berisikan pasta untuknya dan kedua sahabatnya.
Dibawakan bekal oleh Kezia tentu saja membuat Aurel dan Jessie memilih untuk istirahat di kelas saja. Apalagi bekal itu dibuat langsung oleh Maudy yang sangat pandai masak.
Kezia memang cukup sering membawa bekal lebih untuk ia berikan kepada Aurel dan Jessie. Itu karena Mamanya sendiri yang meminta. Maudy berkata bahwa Aurel dan Jessie sudah seperti keluarga dibandingkan hanya sekedar sahabat untuk Kezia.
"Beneran lo di kasih izin buat ikut ke Puncak, Kez?" Jessie membuka suara disela-sela kegiatan makan siang mereka.
Kezia mengangguk.
"Kok bisa sih?" tanya Jessie heran. Bahkan sangat heran.
"Nggak tau gue," jawab Kezia malas. Ia kemudian menatap Aurel yang sedang sibuk makan dengan tatapan kesal. "Ini si kampret nggak mau cerita dari kemarin," adunya kepada Jessie.
Jessie ikut menatap Aurel yang sedang sibuk makan. "Eh curut, ceritain dong gimana Tante Maudy bisa setuju! Gue kan kepo banget! Gue masih inget banget ya dulu waktu rencana nginep di rumah gue satu keluarga Kezia ngelarang. Padahal rumah gue nggak jauh-jauh amat dari rumah Kezia. Tapi sekarang? Ke Puncak? Dikasih izin? Kok bisa sih?!"
Aurel menatap Jessie sedang setelah mendengar berbagai ocehan dari mulut cewek itu.
"Astaga. Gue itu cuma bilang ke Tante Maudy kalau gue juga pengen dong liburan bareng sama Kezia gitu. Masa iya kita temenan bertahun-tahun tapi nggak pernah liburan bareng?" ucap Aurel.
Kezia dan Jessie menatap Aurel lekat berusaha mencari-cari tahu apa cewek itu sedang berbohong atau tidak. Lalu setelahnya keduanya menggeleng tetap tidak percaya dan itu membuat Aurel mengehela nafas lelah.
Perasaan alasan gue tadi udah logis banget deh. Tapi ini anak berdua nggak percaya juga sih?!
Aurel tahu bahwa saat ini ia berbohong dengan memberikan alasan palsu kepada Kezia dan Jessie. Tapi bukankah alasan palsu yang ia berikan cukup terdengar logis dan bisa diterima?
"Apaan sih lo berdua? Gue udah ngomong jujur, aduh! Udah jangan ngelihatin gue kaya gitu!" Aurel menutup kedua wajah sahabatnya dengan tangannya.
Kezia dan Jessie kompak menyingkirkan tangan itu kemudian menggelengkan kepala mereka. "Nggak percaya."