Setelah adegan kejar-kejaran penuh tawa di lapangan basket tadi, kini Jeslyn dan Aletta sedang mengikuti matkul kedua mereka.
Tampak dosen yang sedang menulis di papan tulis. Lalu dosen tersebut berbalik. Aletta yang menyadari Jeslyn yang tampak bengong pun lantas menyenggol pelan lengan sahabatnya itu.
"Psstt Jesjes, lo kenapa ngelamun gitu? ga biasanya. Padahal tadi kan habis ketemu Wisnu." bisik Aletta.
"Heum? oh gw gapapa kok, cuma Nunu kayaknya lagi banyak pikiran. Soalnya daritadi gw cerita cuma di jawab sekenanya." Balas Jeslyn ikut berbisik.
"Ekhem Aletta dan Jeslyn, kalian kenapa bisik-bisik gitu? harap memperhatikan penjelasan saya dengan tenang." Tegur sang dosen sopan.
"Ah baik pak." Balas Aletta dan Jeslyn.
Keduanya kembali memperhatikan penjelasan dosennya itu.
.
Waktu berlalu, saat ini Aletta dan Jeslyn sedang berjalan ke parkiran kampus mereka.
"Jes, pulang sama siapa?" Tanya Aletta.
"Gatau nih, kak Josh belum selesai matkul nya." Balas Jeslyn.
"Sorry ya gw ga bisa nebengin lu, gw ada urusan soalnya. Takutnya ntar malem baru selesai." Ucap Aletta tak enak hati.
"Elah santai aja, kek sama siapa ae lu. Gw nunggu kak Josh aja palingan cuma sebentar." Jawab Jeslyn santai.
"Yaudah, gw duluan ya." Pamit Aletta lalu bergegas menuju mobilnya.
Setelah melihat kepergian Aletta, Jeslyn memutuskan untuk menunggu sang kakak di kantin. Sembari berjalan Jeslyn mengirim pesan pada kakak nya tanpa menyadari ia akan ada seseorang yg berhenti mendadak tak jauh di depan nya.
Jeslyn pun menabrak orang tersebut hingga ponselnya terjatuh.
"Eh sorry gw gak sengaja." Ucap Jeslyn sembari mendongak menatap orang yang dia tabrak.
"Eh Jeslyn, gapapa kok." Balas orang itu lalu berjongkok mengambil ponsel milik Jeslyn yg tergeletak di lantai.
"Nih hp lo jatuh." Sambung orang itu memberikan ponsel milik Jeslyn sembari tersenyum.
"Eh Dimas, makasih ya. Btw sorry gw tadi ga liat jalan, jadi nabrak lo deh." Ucap Jeslyn.
"Gapapa, gw juga salah pake acara berhenti mendadak." Balas Dimas.
"Ya intinya sorry aja." Ucap Jeslyn lagi.
"Iya udah lupain aja, btw lo mau kemana Jes?" Tanya Dimas penasaran.
"Oh gw mau ke kantin, lagi nunggu kak Josh selesai matkulnya nih. Kalo lo sendiri, kenapa ga pulang?" Balas Jeslyn.
"Gw lagi nungguin kak Johandra, ntar mau main sama adek²nya. Gw juga mau nunggu di kantin." Jawab Dimas.
"Oh yaudah, barengan aja yuk. Daripada gw nungguin kak Josh di kantin sendirian, celingak-celinguk kayak orang dongo." Tawar Jeslyn sambil tersenyum manis.
"Boleh." Jawab Dimas.
"Ya Allah manis banget senyumnya ciptaan mu satu ini." Sambung Dimas dalam hati.
Lalu keduanya tiba di kantin kampus dan duduk di salah satu bangku. Jeslyn dan Dimas asik berbincang-bincang dan bercanda ria.
Saat tengah asik tertawa, Jeslyn terdiam karena mendadak perutnya terasa perih. Dimas yang melihat Jeslyn terdiam dan raut wajahnya berubah pun menatap Jeslyn khawatir.
"Jes, lo gapapa?" Tanya Dimas.
"Ah gapapa, perut gw cuma rada perih aja. Gw lupa daritadi pagi ga makan. Jadi kayaknya maag gw kambuh." Balas Jeslyn.
"Ya ampun, Jes. Udah tau punya maag, kenapa ga makan coba? ini udah siang. Eh lo malah belum makan apa-apa. Gw pesenin bubur aja ya. Kalo lagi maag pasti susah makan 'kan?" Ucap Dimas beruntun.
"Iya maaf, bawel ihh namanya juga lupa. Tolong pesenin ya hehe, maaf ngerepotin." Ucap Jeslyn.
"Gak kok, santai aja." Ucap Dimas segera berlalu untuk memesankan makanan untuk Jeslyn.
Jeslyn memutuskan untuk memainkan ponselnya sebentar sembari menunggu Dimas kembali. Saat tengah asik memainkan ponselnya tiba-tiba ada orang yang menjambak rambutnya dari belakang hingga Jeslyn berdiri dari duduknya. Dia pun berusaha melepaskan jambakan tersebut dan berhasil. Jeslyn berbalik dan mendapati Bella dan geng nya.
"Lo lagi. Heh Bella, gw salah apa sih sampe lo gangguin gw?" Tanya Jeslyn dengan suara keras dan tatapan mata dingin.
"Salah lo karna temenan sama jalang yang udah berani ambil Satria dari gw." Jawab Bella sembari melayangkan tamparan di pipi kanan Jeslyn.
Dimas yang mendengar keributan itu pun segera berlari. Sedangkan Joshua yang kebetulan baru tiba di kantin melihat Jeslyn di tampar pun segera ikut berlari mendekati Jeslyn.
Di lain sisi, Bella dan geng nya belum menyadari keberadaan Joshua dan Dimas. Bella hendak melayangkan 1 tamparan lagi pada pipi Jeslyn namun berhasil di tahan Dimas
"Bella cukup, pergi lo dari sini." Usir Dimas
Sementara Dimas mengusir Bella beserta geng nya, Joshua mendekati Jeslyn. Joshua pun segera memeluk Jeslyn. Dimas berbalik dan menatap Jeslyn khawatir.
"Jesjes lo gapapa?" Tanya Dimas.
Joshua melepas pelukannya pada adik manisnya itu. Jeslyn mengangguk menjawab pertanyaan Dimas.
"Gw gapapa, lagi cuma di tampar doang. Ga lebih perih daripada perut gw yg kambuh maag nya." Canda Jeslyn berusaha mencairkan suasana.
"Apa? Maag kamu kambuh? Ya ampun dek, udah berapa kali kakak bilang buat gak skip makan." Ucap Joshua sembari menatap tajam Jeslyn.
Jeslyn benar-benar takut apabila Joshua sedang marah seperti saat ini. Sehingga Jeslyn hanya menunduk tak berani. Joshua yang melihat adiknya ketakutan pun meredakan amarahnya.
"Maaf dek, kakak khawatir takut kamu kenapa-kenapa. Sekarang kamu makan ya, kakak beliin bubur oke?" Tawar Joshua sembari mengelus surai adik kesayangannya pelan.
"Gausah bang, tadi gw udah pesenin kok. Nah tuh dateng bubur nya." Ucap Dimas sembari menunjuk ibu penjual kantin yang membawa nampan berisi bubur dan teh hangat berjalan menuju mereka.
Ketiganya pun segera duduk. Setelahnya, Jeslyn tampak memakan buburnya dengan tenang. Dimas dan Joshua hanya membiarkan Jeslyn makan dengan tenang.
Setelah menghabiskan buburnya, Jeslyn segera mengambil obat maag yang berada di tas nya. Ia memakan obat itu, lalu meneguh teh hangatnya.
"Ekhem, kak Josh sama Dimas. Jes mau minta tolong, boleh?" Ucap Jeslyn sembari menatap memohon kepada keduanya.
"Boleh." Jawab keduanya.
"Tolong sembunyiin ini dari yg lain, ya. Please." Ucap Jeslyn sembari memasang puppy eyes nya.
Joshua hanya menghela nafas dan mengangguk mengiyakan permintaan adik manisnya itu. Sedangkan Dimas hanya terdiam yang membuat Jeslyn mengerucutkan bibirnya.
"Haha, iya Jes iya. Udah ga usah cemberut gitu." Jawab Dimas.
"Kan udah gw iya in, Neng. Jadi jangan kayak gitu dong. Lemah gw tuh sama yang gemes-gemes." Sambung Dimas dalam hati.
Next up
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story : Love And Hope♡✓
Acak"Aku menaruh cinta dan harapanku ke seseorang yang belum pasti aku miliki" Juna "Mencintai seseorang yang masih belum bisa lepas dari masa lalunya itu sungguh berat." "Halah dari pada ngurusin itu, mending gw makan nastar aja" Setyawan. "Aishh ngeru...