[ Nama Samaran ]
Andra = Dimas
Yudha = Dhanu
Putri = Mia
Syila = NailaEmpers Of Heart
Malam begitu sunyi. Semua orang telah terlelap dalam tidur. Dua mobil hitam datang dari arah timur dan berhenti di depan sebuah bangunan penyimpan uang. Lima pria berbadan kekar keluar dari salah satu mobil itu. Mereka berjalan senyap sembari menatap sekitar. Sepi.
Seorang pria dengan penutup wajahnya memberikan benda tajam kepada temannya, semacam samurai. Dibukanya pintu itu dengan perlahan menggunakan benda tersebut.
Kreekk..
Berhasil dibuka. Mereka berjalan santai menuju tempat penyimpanan uang. Di pojok ruangan sebuah bankar berukuran besar terpampang dengan jelas. Warna emas di sekitar bankar itu membuat kelima pria itu semakin antusias.
Seorang pria memasangkan alat peledak di brankar tersebut. Dengan cepat, mereka semua berlari ke tempat yang aman.
Boomm
Kelima pria itu tertawa keras sambil bertos ria. Tiga diantara mereka berjalan memasuki brankar yang berhasil diledakkan. Dua lainnya berjaga-jaga di depan.
Setelah semua uang berhasil diambil, mereka berlima berjalan santai keluar dari bank. “Ini sangat mudah. Betul tak, kawan? ”
“Hahaha, benar sekali kau. Tak kusangka bos menyuruh kita melakukan pekerjaan semudah ini.. ” jawab seorang pria sambil membuka penutup wajahnya dengan santai.
Tiba-tiba, kelima pria itu mematung. Menatap seluruh aparat TNI yang telah berdiri tegak di depan bank. “Betul, sangat mudah. Hingga kami bisa menangkap kalian tanpa harus susah payah.. ” ucap Mayor Andi sambil bersedekap di dada. Salah satu alisnya terangkat. Kedua bibirnya naik ke atas.
“Angkat tangan kalian semua!! Kalian dikepung dari segala penjuru arah!! ” pperintah pria di samping Andi yang bernama tag Kevin. Kelima pria itu mengangkat tangannya dengan pasrah. Ketiga diantara mereka meletakkan barang curian mereka di atas tanah.
“Kita dijebak, bro! Mereka meninggalkan kita.. ” ucap salah satu diantara mereka dengan nada lirih. Keempat diantara mereka mengangguk pelan.
Andi menatap kelima pria itu dengan tajam. Tubuhnya bersandar di depan mobil.
Drrtt
Drrtt
Andi merogoh sakunya. Dahinya berkerut melihat nama si penelpon. Ibu jarinya mengangkat panel hijau itu ke atas. Ditempelkannya handphone itu di telinganya.
“Lepaskan lima pria itu beserta barang curiannya!! Atau tidak, nyawa orang penting dalam negeri ini akan habis di tangan kami!! ”
Empers Of Heart
Dimas berjalan santai menyusuri setiap rumah. Malam ini begitu sama dengan kemarin. Sepi dan senyap. Angin malam mulai menerpa tubuhnya membuatnya semakin mempererat jaket kulitnya.
Kedua kakinya melangkah ke arah markas yang sangat sepi. Dia berhenti beberapa meter dari arah markas kelompok Posho. Dia masih ingat perkataan dari Dhanu semalam.
“CCTV hanya dipasang di sekitar gerbang perbatasan, pinggir pantai dan markas mereka.. ”
Dia harus berhati-hati. Kepalanya melihat sekitar. Hingga netra matanya menatap beberapa kotak yang yang berada di pojok bangunan kayu itu. Dia menarik salah satu ujung bibirnya ke atas. Kemudian, dia membenarkan blankon nya.
Dengan santai, dia berjalan mendekati rumah tersebut.
Bugghhh..
“Awww.. ” rintihnya sambil memegang kaki kanannya. Sesuai rencananya, peti kotak itu terbuka dengan lebar.
“Eh, opo iki (apa ini)? ” tanyanya sambil mengambil salah satu barang di dalam peti tersebut. Kedua matanya membulat sempurna.
Ternyata, satu kotak kayu ini, penuh dengan sabu. Kedua matanya memincing. Menurut perkiraanya, bubuk ini memiliki berat sebesar 27 gram.
“Woyy!!! ”
Dia mematung. Dengan cepat, tangannya mengembalikan barang tersebut ke tempat semula. Bibirnya berdecak kesal.
“Gawat!!! ”
Empers Of Heart
KAMU SEDANG MEMBACA
Empers Of Heart [END]
Teen Fiction⚠CERITA INI HANYA BERSIFAT FIKSI⚠ SPIRITUAL - ROMANCE "Allah akan menjadi saksi perjuanganku meraih hatimu" ______________________ "Kenapa Nan milih gue? " "Karena cinta tidak butuh alasan, bukan? " "Tapi, gue gak cinta sama Nan" Pernikahan, merupak...