Episode 7

5.6K 384 1
                                    

Karena Lisa sudah membuat konten YouTube. Ia segera pergi ke kamarnya, lalu mencuci wajahnya. Dan segera turun kebawah. Ia melihat keluarga nya tengah sibuk dengan kegiatan mereka masing masing.

Lisa mendekati Gio mereka, dan duduk bergabung dengan mereka. Ash yang melihat Lisa, segera duduk dan tiduran di pangkuan Lisa.

"Appa.." Ucap Lisa ragu.
"Hmm?" Tanya Gio.
"Hehe.. Lisa besok boleh masuk sekolah?" Tanya Lisa berharap.
"Gak boleh!!" Ucap Reinhard, Ash, dan duo V.

Lisa cemberut mendengar hal itu. Sungguh!! Keluarga nya ini sangat possesive. Lisa menatap appa nya, dengan tatapan memelas. Kumohon.. ijinkan ya batin Lisa.

"Kamu kan belum sembuh Princess." Ucap Gio lembut.
"Lisa kan udah sembuh appa. Lihat ini, Lisa kan udah nggak apa apa." Ucap Lisa imut.
"Tetap aja Princess. Kamu baru aja pulang dari rumah sakit. Dokter nya juga suruh kamu istirahat kan?" Ucap Zerina.
"Tapi kan Lica bosen di rumah." Ucap Lisa menunduk.
"Huwee.. gw harus gimana ini?!! Susah bener kalo minta ijin!" Batin Lisa menangis.
"Kalo gitu, Minggu depan bagaimana?" Tanya Lisa lagi.
"Baiklah, Minggu depan kamu bisa sekolah." Ucap Reinhard.

Jika Reinhard sudah bilang, 'iya' maka iya! Gio juga setuju dengan pemikiran anak nya ini. Seakan akan, dia dan Reinhard memiliki otak yang sama.

Lisa yang mendengar hal itu tentu saja senang. Walau harus menunggu 7 hari sih, tapi nggak apa apa. Selama itu, Lisa punya waktu untuk memperkuat tubuhnya. Jujur aja nih, Lisa sekarang aja merasa kalo tubuhnya itu lemah. Sakit sakit aja gitu, tapi dia tahan. Seorang Queen Psikopat, tentu saja rasa sakit seperti ini sangat kecil untuk nya.

Skip~ 5 hari kemudian..

Lisa sedang menonton televisi. Sementara keluarga nya, tengah bekerja, sekolah, kuliah..

Ting tong!!

"Hmm?? Siapa yang Dateng? Apa itu Eomma?" Tanya Lisa kepada diri sendiri.

Lisa berjalan, lalu membuka kan pintu. Saat pintu terbuka, terlihat 5 orang sedang tersenyum melihat Lisa. Salah satu dari orang itu berlari, lalu memeluk Lisa erat.

"Huwaa!! Lica ku tersayang!! Nini kangen Lica." Ucap orang itu.
"Mm.. Jennie Eonni?" Tanya Lisa memastikan.
"Hm.m! Hiks.. Nini dengar, Lica sempat hilang ingatan ya? Hiks.. maaf Nini nggak sempat jenguk Lica." Ucap Jennie memeluk Lisa erat.
"Ah.. nggak papa Eonni." Ucap Lisa.
"Hei.. Jen, gantian." Ucap seorang pemuda di belakangnya.
"Ah iya, masuklah." Ucap Lisa mempersilahkan.

Mereka masuk, lalu berkumpul di ruang keluarga. Karena Lisa belum tau, kalau Jennie beserta keluarga nya akan tinggal di sini, maka dia sekarang bingung.

"Huwaa!! Adek ku yang manis ini.. bagaimana keadaan mu?" Tanya pemuda itu.
"Ah iya, Lisa nggak apa apa mm.. Revan Oppa." Ucap Lisa berusaha mengingat.
"Huh.. untung kamu nggak lupa sama oppa mu yang ganteng ini." Ucap Revan pede.
"Jangan ke pedean kamu!! Yang paling ganteng kan aku, ya kan Lisa?" Tanya seorang pemuda 1 nya lagi.
"Hahaha.. terserah Kyle Oppa aja deh." Ucap Lisa geleng-geleng kepala.
"Ah iya, Uncle kenapa kok kesini?" Tanya Lisa.
"Eh? Kamu belum tau?" Tanya seorang pria. Lio.

Lisa menggeleng tanda tidak tau. Tapi dari cara Lisa menggeleng, membuat nya sangat imut.

"Aduh.. kamu imut sekali sih sayang." Ucap seorang wanita. Raisa.
"A hahaha😅." Jujur aja, Lisa masih canggung dengan keluarga baru nya ini.
"Kamu panggil papa aja. Kan lebih enak." Ucap Lio.
"Kalo aku panggil aja Mama." Ucap Raisa.
"Oke papa, mama." Ucap Lisa mengangguk polos.
"Ah iya, papa kesini itu mau nginap. Kami bakal tinggal di sini sekarang." Ucap Lio.

Sementara Lisa hanya manggut-manggut mengerti. Tiba tiba saja, suara mesin mobil terdengar. Lisa tentu saja tau siapa yang datang. Ia sgera berdiri, lalu berlari keluar mansion di ikuti oleh Lio dkk.

Ternyata benar pikiran Lisa, yang datang adalah Oppa nya yang kuliah di universitas kedokteran. Siapa lagi kalau bukan, William.

"Oppa!!" Ucap Lisa berlari, lalu memeluk William.
"Omo!! Lisa sayang, kok lari lari sih? Nanti kamu jatuh gimana?" Tanya William.
"Hehe.. Lisa kan kangen Oppa." Ucap Lisa.
"Oh iya Oppa, Papa, Mama, Kyle Oppa, Revan Oppa sama Jennie Eonni datang loh." Ucap Lisa lucu.
"Ha? Beneran?" Ucap William.

Lalu dia melihat ke depan pintu mansion. Terlihat Lio dkk tersenyum ke arah nya. William tentu saja mendekati Lio dkk, lalu segera memberi salam.

"Apa kabar paman?" Tanya William.
"Paman baik nak. Bagaimana kabar mu?" Ucap Lio.
"Kuliah mu juga bagaimana? Kamu lulus kan?" Tanya Raisa.
"Aku baik, dan perkuliahan ku juga baik bibi. Bahkan sekarang, aku sudah menjadi senior kan." Ucap William.
"Wih.. William bakal jadi dokter nih." Ucap Kyle.
"Tentu. Seperti bibi, mantan dokter profesional. Aku juga akan menjadi seperti diri nya." Ucap William
"Belajar lah yang giat ya Will.." Ucap Raisa menyemangati.

William mengangguk, lalu mereka semua masuk kedalam. Karena mereka sangat lelah, Lisa mengantar Jennie, Revan dan Kyle ke kamarnya, sementara William mengantar Lio dan Raisa ke kamar mereka.

Setelah selesai, Lisa kembali ke kamarnya dan merebahkan diri. Sungguh!! Dia sangat rindu memutilasi orang!! Dia sangat bosan hari ini.

"Huh.. gw bosen." Gumam Lisa.
"Hiks.. gw pingin bunuh orang pliss.. apa nanti malem aja ya? Oke nanti malam. Setelah makan malam, gw ijin pergi tidur, kunci pintu, terus keluar dan bunuh orang." Batin Lisa.

Gadis itu segera menyiapkan pisau buatan nya sendiri. Lalu kebutuhan lainnya, seperti baju ganti, dan apa gitu. Nanti baju yang terkena bercak darah, akan ia bakar dan kembali menuju kamarnya.

Skip~~ setelah makan malam..

Lisa saat ini sedang berkumpul bersama keluarga lainnya. Ia sudah menyiapkan alasan, untuk jangan mengganggu nya nanti. Karena ia ingin istirahat di kamar, sendirian.

"Appa. Lisa tidur ya. Nanti jangan ganggu Lisa, soalnya Lisa mau tidur tanpa ganggu an." Ucap Lisa melirik ke empat oppa nya itu.
"Iya iya dek, kami nggak bakal ganggu kok. Kamu istirahat aja sana. Besok bangun pagi ya." Ucap William.
"Kenapa oppa?" Tanya Lisa.
"Kata Oppa, kita bakal liburan!!" Ucap Jennie antusias.
"Eh!! Benarkah? Waaah!! Oke, Lisa tidur dulu. Good night all." Ucap Lisa, lalu mencium pipi keluarga nya satu persatu.

Ia pergi ke kamar, lalu menguncinya, dan segera mengganti baju nya menjadi baju serba hitam dengan topi dan masker nya. Agar jaga jaga gitu loh.

Saat selesai, Lisa segera mengecek apakah semua nya sudah aman? Ternyata sudah semua, dan gadis itu segera membuka jendela nya, lalu keluar, dan kembali menutup jendela.

Ia segera melesat pergi ke gang gang sempit, yang agak jauh dari mansion. Di sana terlihat 2 orang preman, sedang merokok menunggu mangsa untuk di curi barang nya.

Lisa mendekati mereka, dan tentu saja Lisa di cegah oleh kedua preman itu. Mereka melihat Lisa dengan tatapan lapar.

"Hei.. mau kemana gadis kecil?" Tanya preman A.
"Lebih baik jangan kemana mana deh. Di sini aja, main sama kami haha.." Ucap preman B.

Lisa hanya diam, lalu gadis itu tersenyum licik.

-bersambung-

Transmigrasi Queen Psikopat (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang