Chap.6:Happiness

56 4 0
                                    

Karena Dinara sudah memutuskan Rio,Dinarapun bingung harus berangkat ke sekolah naik apa.Karena selama ini yang selalu mengantar dan menjemput Dinara hanya Rio.

"Yaudah bareng Bintang aja!"Seru Ibu santai saat sarapan.

"Ogah!Dia kan musuh aku,bu!Masa berangkat bareng musuh sendiri sih??"

"Eh ga baik musuh-musuhan atau benci sama orang!Nanti malah jadi kebalikannya loh!Bisa suka kamu!"Ledek Ibu.

"Ih,ogah!Amit-amit jngan sampe deh!Yaudah ah Nana terpaksa naik Transjakarta aja."Kata Dinara.

"Ciyusan,Na?"Tanya Ibu yang akhir-akhir ini jadi alay.

"Iyaaa.Yaudah Nana berangkat dulu.Assalamualaikum!"Pamit Dinara pada kedua orangtua nya dan berjalan keluar rumah.

Saat membuka pintu pagar,Dinara melihat Bintang sedang mengeluarkan motornya.Tanpa basa-basi,Dinarapun jalan begitu saja didepan Bintang.

"Nana dalem!"Panggil Bintang.

"Apaan sih?"

"Mau kemana lo?"

"Mancing!Ya lo pikir?Kesekolah lah!Udah ah gue buru-buru.Bye maximal!"

"Mau bareng gak?"Tawar Bintang.

"Hah?Gue kesekolah bareng lo?Hellowww~Tapi...ya karena lo maksa gue,ya terpaksa gue mau."Dinara berbalik lalu buru-buru merebut helm ditangan Bintang dan menaiki motornya.

"Gue...gak maksa apa-apa ke lo..."Ralat Bintang.

"Yaudah buru jalan!Nanti kita bisa telat kesekolah!"

"Iye iye!"

***

06.00 WIB Pagi,disekolah...

Bintang&Dinara sampai disekolah.Bintang segera memarkir motornya.Dari arah koridor,mereka berdua mendengar suara ramai sekali.Bintang dan Dinara lekas berjalan melewati koridor.

"Lo tau gak?Si Rio jadian sama Tania!"

"Seriusan lo?"
"Iya!Itu mereka lagi berduaan!Makanya buru kita liat!"Percakapan kedua siswi yang tiba-tiba itu membuat Bintang dan Dinara saling tatap.Dengan cepat Dinara berlari kearah keramaian itu.

"Jadi,kalian udah pacaran?"Tanya salah satu orang disekitarnya.

"Yaa,yang seperti kalian liat."jawab Rio tersenyum sambil merangkul Tania yang malu-malu kambing.Dinara yang melihat itu hanya mendengus kesal dan jijik.

"Terus Nana gimana?"

"Gue udah mutusin dia.Dia itu bukan apa-apa tanpa gue.Yaa gara-gara dia pacaran sama gue,dia jadi ikut-ikutan famous .Coba kalo gak ada gue?Dia cuma cewek biasa dan bisa dibilang curut got!"Kata Rio yang membuat Dinara ingin meninju wajahnya.Dinarapun maju kedepan.

"Woi!Maksud lo apa?Gue numpang famous pacaran sama lo?Dan tadi lo bilang apa!Gue curut got?Jadi selama ini kita pacaran itu apa?!"

"Yaa...gue cuma iseng aja.Gue liat,cuma lo yang gak heboh ngejar-ngejar gue,terus gue tembak,dan gak gue sangka lo sok jaim!"

"Brengsek lo ya!"Baru saja Dinara akan meninju wajah Rio,tiba-tiba tangannya tertahan.Dinara menoleh dan mendapati Bintang menahan tangannya.

"Lepas,Tang!"Bukannya melepaskan tangan Dinara,Bintang malah menariknya pergi.

"Lepasin gue bilang!"Bintangpun melepaskan tangan Dinara saat mereka sampai diparkiran.

"Lo bilang,lo gak bakal halangin gue selama itu yang buat gue puas.Tapi kenapa tadi lo halangin gue?HAH?!?"Bentak Dinara kesal.Tanpa menjawab,Bintang justru memasangkan helm kekepala Dinara dan menyuruhnya naik kemotor.

"Mau kemana kita!"

"Ayo naik!"Dinara menaiki motor dan mereka berduapun keluar dari pelataran sekolah.Bintang membawa Dinara kesuatu tempat yang sepi dan tenang.Dan sampailah mereka di sebuah gedung besar yang terlihat tak lanjut bangun ini.

"Ngapain kita kesini?Ini tempat nyeremin!Lo kenapa bawa gue kesini?Gue harus ngebales apa yang udah dilakuin Rio!Dia ngehina gue habis-habisan!Lo harus tau!Semua yang dia bilang itu bohong!Gue gak pernah numpang eksis sama dia!Dan gue gak sok jaim!Pas dia nyatain perasaannya ke gue dia yang mohon-mohon.Dia bilang gue beda!Gue gak norak kayak cewek-cewek yang lain.Karena itu pertama kalinya ada cowok yang nyatain perasaanya kegue,yaa langsung gue terima...

"...Yang dia bilang kalo gue cewek biasa.Dia emang bener.Gue emang cewek biasa-biasa aja.Gue emang kalo dibanding-bandingin sama cewek-cewek lain,gue emang yang paling biasa.Termasuk sama Tania.Tania emang cantik,pinter,banyak yang suka dan dia famous. Dia memang baik.Awalnya.Tapi ternyata dia jahat.Gue kira dia bakal jadi sahabat gue satu-satunya.Tapi...ternyata enggak.Gue bener-bener benci takdir ini!Apa karena gue amat sangat biasa,jadi...gue gak bisa dapetin yang luar biasa???"Cerita Dinara panjang lebar.

Saat bercerita,tangisnya tak berhenti.Air mata terus membasahi pipinya.Sambil terisak ia mengeluarkan semuanya.Bintang tak mengatakan apapun.Setelah Dinara selesai berbicara,dengan pelan ia membawa tubuh dinara kepelukannya dan memeluknya dengan lembut.

Entah mengapa,Dinara kini merasa lebih lega dari sebelumnya.Untuk sekejap beduanya saling terdiam.Tak ada yang berucap.Hanya hembusan angin dan isakan Dinara yang terdengar.

Dan untuk pertama kalinya Dinara merasa nyaman dan aman dalam pelukan makhluk bernama cowok selain Ayahnya.

**********
Haiiii!!!maaf baru update dan dikit!karena jadwal yg terlalu sibuk bak selebritis #eaaa
Mana nih vote dan commentnya?don't be a silent reader,guys:)
Kalo ga ada respon jd kurang bersemangat menulisnya,karena menganggap cerita ini tidak diminati.:''(

Comment dan votenya ditunggu.

Salam
Larasati Ramdhani

Bad DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang