Senin, 20 April 2017
Adelia terlihat terburu-buru karena sudah terlambat ke kantor. Ia pun bergegas untuk ke ruangannya. Memang sedang sial, lift penuh dan terpaksa ia harus menggunakan tanggal darurat. Memang cukup lumayan jika harus naik hingga lantai 14, tapi mau bagaimana?
Namun saat ia berjalan menaiki tangga ke lantai 6 tiba-tiba kakinya tergelincir "awwwhh sakit banget, gimana mau lanjut ke atas huh". Ia pun memutuskan untuk duduk sejenak karena sakit di kakinya memaksa ia beristirahat menaiki tangga-tangga itu.
Tok
tok
tok
tok
Suara pantofel berjalan terdengar, namun Adelia tetap tak acuh dan memilih fokus terhadap rasa sakitnya. Hingga tiba-tiba....
"Hi, Adel..kamu ngapain disitu?" Ya, itu bosnya. Kafka. Ia menanyakan keadaan sang sekretaris sembari menepuk pundaknya. Aah Adelia berfikir kembali, apakah hari ini kesialan atau keberuntungan?
"Hei...kok bengong? Kenapa kamu duduk di sini?" Tanyanya lagi karena tak mendapatkan jawaban sang sekretaris.
"Ah iya pak.. Ini kaki saya tergelincir, sakit sekali dan kebetulan lift penuh jadi saya lewat tangga darurat" jawab Adelia dengan menahan degupan jantungnya.
"Oh begitu. Kalau begitu saya bantu saja, boleh? Masih bisa jalan sambil saya titah? Atau mau saya gendong?" Tawar Kafka untuk sang sekretaris
DEG
tiba-tiba Adelia mematung mendengar pertanyaan terakhir sang atasan. "hahaha bercanda, Adel. Sini saya bantu kamu ke atas. Sepertinya lift kalau sudah di lantai 6 agak sepi" ujar Kafka sembari membantu sang sekretaris berdiri dan berjalan menuju lift.
Adelia hanya bisa menangguk dan tersenyum simpul atas bantuan bosnya itu. "Awww shhhh"
"Kenapa, Adel? Sakit sekali ya?" Tanya sang atasan merasa khawatir. "Iya pak. Aduh gimana ya." Tanpa menunggu jawaban sang sekretaris, Kafka berinisiatif melingkarkan tangan kanan Adelia ke lehernya untuk membantunya berjalan dan...
GREPPP
Ia menarik pinggul Adelia dengan tangan kirinya agar menjadi lebih dekat dan "memudahkan" ia untuk menuntun Adelia.
Adelia yang masih merasa sadar bahwa ini agak tidak wajar pun segera melepas tangan Kafka dari pinggangnya, dengan cepat pula Kafka kembali meraih pinggang sang sekretaris. "Pak tapi ...." "Adel, kamu ini lagi cidera kakinya. Ga apa-apa, saya bantu, ya? Sedikit." Adel pun setelahnya hanya menurut dan segera berjalan menuju ke ruangannya. Untungnya benar, liftnya sudah mulai sepi dan mereka segera ke lantai tujuannya. Kebetulan karena Adelia adalah sekretaris Kafka, maka ruangannya pun berada di lantai yang sama.
TING!
Lift sudah sampai di lantai 14.Akan tetapi Kafka menuntun sang sekretaris ke ruangannya langsung. "Maaf, Pak meja saya di luar. Untuk apa saya ke ruangan bapak?" Adelia pun terheran dan bertanya. "Ke ruangan saya dulu, saya liat kaki kamu cideranya cukup parah. Diobati dulu di ruangan saya."
Sesampainya di ruangan Kafka, Adelia pun langsung duduk di sofa yang ada dalam ruangan tersebut. Dengan sigap Kafka mengambil kotak P3K untuk mengobati sang sekretaris.
Ide aneh pun muncul, entah setan darimana datang mempengaruhi Adelia, ia berinisiatif membuat posisi yang agak menyimpang saat melihat Kafka di bawahnya yang sedang mengobatinya. Ia buka sedikit kedua pahanya, hingga jika menengok saja Kafka bisa langsung melihat celana dalam sang sekretaris. Iya, Adelia memang bukan tipe memakai celana pendek jika memakai rok. Tidak betah baginya. "Awwh shhhh sakit, pak"
"Tahan ya, sebentar aja sakitnya" lanjut Kafka sambil mengobati kaki Adelia.
Bagaimana dengan Kafka? Bohong jika ia tidak menengok ke atas dan menyadari apa yang dilakukan sang sekretaris. Namun, ia tetap menampik dan fokus mengobati kaki Adelia. Walaupun sejujurnya ada perasaan aneh dan sesuatu di balik celananya.
"Selesai" ucap Kafka ketika usai mengobati kaki sang sekretaris. "Terima kasih, pak" ujar Adelia sembari tersenyum. "Ya. Sama-sama. Kamu boleh kembali ke mejamu, dan urusan telat hari ini bisa saya maafkan" ucap Kafka sambil merapikan kotak P3K dan duduk di tempatnya.
Namun karena sudah terlanjur 'menggoda' sang atasan, Adelia pikir tanggung jika hanya sebentar.Dengan berani Adelia berjalan ke meja bosnya itu dan tiba - tiba membungkuk, mencondongkan tubuhnya ke arah Kafka dengan dua kancing kemejanya terbuka dan memperlihatkan belahan payudara sang sekretaris.
"Pak, karena saya sudah diobati oleh bapak, saya mau kasih bapak hadiah sebagai ucapan terima kasih, boleh?" tanyanya sensual sambil melirik gundukan di bawah sana.
Kafka cukup kaget, tapi pemandangan yang disuguhkan memang sangat menggodanya namun masih ia tahan.
"Maksudmu? Tidak perlu, Adel."Tak mau menyerah, Adel pun tetap menunduk dan mempertontonkan belahan payudaranya ke bosnya itu dan berucap "yakin, pak? saya jamin bapak suka hadiah ini"
Shit. Umpat Kafka dalam hatinya. Ia mencoba bertahan tetapi tak bisa. Gundukan indah dibalik kemeja sang sekretaris cukup menggodanya. Alhasil ia ikut terbawa suasana.
"Hadiah seperti apa?"
Adelia tersenyum merasa menang, ia memutar bangku Kafka agar menghadap ke arahnya lalu ia berlutut. Telapak tangannya menyentuh gundukan di balik celana sang atasan yang mulai mengeras.
Adelia menggigit bibir bagian bawahnya sambil menatap kearah Kafka yang ada diatasnya. Ia elus pelan gundukan tersebut, mulai dari atas hingga bawah, menghasilkan desahan hebat dari Kafka.
"Shhhh buka... Adel.."
'gotcha'
Adelia tersenyum merasa menang, tapi ia belum ingin membukanya. Ia mendekat dan menjilat penis itu dari bawah hingga pangkalnya. Air liurnya membasahi celana Kafka. "Mmhhhh hhhmmmm mmhhhh"
"Shh fuckk, Adel, saya tidak punya waktu yang banyak, cepat buka"
Kafka telah masuk dan terperangkap. Adelia rela menjadi jalangnya, menjadi simpanannya jika memang Kafka mengijinkan. Dan sepertinya Kafka tidak menolak. Nafsunya lebih besar dari akalnya.
"Saya berjanji akan memberikan hadiah yang terbaik untuk bapak" ujar Adelia.
"Shut up, just do it now, sayang."
Adelia pun tersenyum menyunggi dan meremas penis itu dari luar
"AHH!"
-----------------------------------------------------------
TBC
please tap vote or comment supaya semangat lanjut(~ ̄³ ̄)~
My first story dan mohon dengan sangat jika usia mu belum legal jangan baca ini ya. Karena selanjutnya banyak adegan 21+ dan kata-kata kotor kasar lokal.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEKRETARIS TELADAN [21+] 🔞
RomanceKafka Alfaro. Lelaki mapan usia 35 tahun, ialah CEO KALRO CORP yang sudah memiliki 1 istri yang sedang mengandung buah cinta mereka. Ia memiliki sekretaris yang cukup "lumayan". Ya, Adelia Xiera namanya, wanita usia 27 tahun yang bekerja sebagai sek...