12

20 1 0
                                    

Sore itu mereka berkumpul di rumah Mahesa seperti biasa.

"Ehhh main yok, bosen nih" ucap Haidar

"Mau main apa?" tanya Mahesa

"Main apaan gitu, biar nggak bosen banget" jawab Haidar.

"Main TOD aja gimana?" usul Johandra.

"Nggak deh, nggak asik soalnya" balas Dika.

"Terus mau main apa?" tanya Johandra.

Seketika semuanya berfikir tentang permainan apa yang akan mereka mainkan, saat asik berpikir tiba-tiba anes bertanya pada Jeslyn.

"Jes, Alleta kemana?" tanya Anes.

"Ahh Alleta, dia lagi ada acara keluarga jadi nggak bisa ikut" jawab Jeslyn lalu kembali fokus pada gamenya.

"Ohhh" balas Anes dan kembali berpikir soal game yang akan mereka mainkan, dan saat itu juga netra Anes menemukan pipi Jeslyn yang sedikit berwarna kebiruan meski sedikit tertutup oleh bedak.

"Pipi lu kenapa nes?" tanya Anes yang membuat semuanya melihat kearah Jeslyn, sedangkan Jeslyn langsung memegang pipinya.

"Ahhh nggak apa-apa kok" jawab Jeslyn yang membuat Anes merasa curiga.

"Nggak usah bohong, kenapa bisa gitu pipi lu?" tanya Anes lagi.

"Nggak apa-apa ihh, udah mau main nggak nih, gw punya game" balas Jeslyn lalu anes hanya mengangguk tetapi tetap saja merasa curiga.

Mereka kembali memilih game apa yang akan mereka mainkan, dan setiap yang mengusulkan game selalu di tolak.

"Ya terus mau main apa, semuanya di tolak" ucap Zidan yang mulai merasa frustasi.

"Yang lain napa, jangan yang bikin cepet bosen" balas Haidar.

"Dar gw mutilasi juga lo lama-lama" ucap Setyawan merasa gemas dengan tingkah laku Haidar yang membuatnya sangat ingin menggeplak kepala teman nya itu.

"Main Mafia games aja yok" usul Jeslyn yang membuat semuanya tersenyum dan mengangguk.

Lalu mereka mulai membuat lingkaran agar lebih mudah bermain, dan saat itu juga Jeslyn menjelaskan cara bermain dengan benar.

"Ahhh berarti disini empat orang yang nggak ada yah" ucap Juna.

"Haaa siapa aja?" tanya Embun.

"Satria, Michael, Wisnu, sama Alleta" jawab Juna.

"Ehhh iya juga, Wisnu tumben nggak ada. Jes, tau gak Wisnu kemana?" ucap Dimas yang sadar kalau Wisnu tidak ada di sana.

"Gw nggak tau mungkin dia sibuk" Jawab Jeslyn walau sebenarnya ia juga bingung kemana perginya kekasihnya itu.

"Lah lo kan pacarnya, masa gatau." canda Haidar yang sontak membuatnya mendapatkan jitakan pelan dari Joshua.

"Udah ah yok kita main aja, Gw jadi moderator." Ucap Jeslyn mengalihkan pembicaraan karena melihat wajah Joshua yang entah kenapa sedikit terlihat kesal.

"Ok gw bakal pilih mafia" ucap Jeslyn lalu berjalan mengelilingi mereka semua sembari memilih mafia.

"Ok Mafia silahkan angkat kepala dan memeriksa teman kalian" ucap Jeslyn lalu Zidan, Dika, dan Anes mengangkat kepalanya dan tersenyum lalu kembali menundukkan kepalanya.

"Sekarang gw bakalan pilih dokter" ucap Jeslyn lalu memilih Mahesa sebagai dokter.

"Selanjutnya polisi" sambung Jeslyn dan memilih Juna sebagai polisi.

"Ok siang hari silahkan mencari mafia nya" ucap Jeslyn lalu semuanya mengangkat kepalanya dan mulai mencurigai satu sama lain, mendengar perdebatan mereka membuat Jeslyn tertawa karena kekocakan mereka.

"Gw rasa kak johan deh mafia nya, abisnya kak johan mencurigakan" ucap Anes yang menunjuk Johandra, sedangkan Johandra berusaha mengelak.

"Gw warga biasa hei, enak aja kalau menurut gw Zidan mafia nya" balas Johandra

"Gw warga biasa, gw curiga ke Setyawan karena tumben dia diem, nggak kek biasanya yang banyak omong, iya 'kan?" ucap Zidan yang seketika membuat semuanya langsung memilih Setyawan.

"Loh gw diem bukan berarti gw mafia nya dong, gw lagi merhatiin kalian yang mencurigakan" bela Setyawan.

"Nahh kan lu aja diam-diam merhatiin, berarti fiks lu mafia, hahahahha" ucap Haidar yang di sertai tawa khas-nya.

"Udah-udah kita pilih Setyawan aja" ucap Johandra lalu mereka memilih Setyawan untuk di eliminasi.

"Baiklah Setyawan sebagai warga biasa telah terbunuh, malam pun tiba silahkan semuanya untuk menunduk" ucap Jeslyn lalu mereka menunduk sedangkan Setyawan sudah mengoceh tidak jelas.

"Mafia silahkan memilih siapa yang akan di eliminasi" ucap Jeslyn lalu para mafia bangun dan menunjuk Johandra.

"Baiklah, dokter silahkan memilih satu orang untuk di lindungi" sambung Jeslyn lalu Mahesa memilih Embun untuk di selamatkan.

"Polisi silahkan memilih seseorang yang di curigai" sambung Jeslyn lalu Juna menunjuk Johandra dan Jeslyn memberikan kode bahwa Johandra adalah warga biasa.

"Ok siang tiba" semua mengangkat kepalanya dan menanyakan siapa yang di eliminasi.

"Kak johan sebagai warga biasa telah di eliminasi" ucap Jeslyn lalu Johandra mundur dan tetap tertawa.

Saat mereka mau melanjutkan gamenya tiba-tiba Mahendra datang dan memanggil Setyawan, mereka yang melihat Mahendra kaget. Bagaimana tidak mata Mahendra terlihat memerah seperti habis menangis, lalu Setyawan langsung berpamitan.

"Apa yang terjadi, mereka seperti dalam masalah" ucap Joshua.

"Gw nggak tau, gw curiga kalau orang tua mereka ribut lagi" ucap Dimas yang memang paham dengan kondisi keluarga Setyawan.

"Yuk kita kesana" ucap Haidar tetapi di tahan oleh Dimas.

"Nggak, jangan sekarang kita tunggu sampai besok aja" ucap Dimas lalu mereka duduk dan menghentikan game mereka.

Mereka tampak diam dan tidak bersuara, mereka merasa khawatir dengan keadaan Setyawan, bagaimana tidak saat ini hanya Setyawan yang menjadi penyemangat bagi Mahendra dan mamah nya, sedangkan Moe tidak tau dengan kondisi keluarganya karena Setyawan memilih untuk merahasiakan dari Moe agar Moe bisa belajar dengan baik.

"Gw tau Setyawan pasti bisa, karena Setyawan adalah anak yang kuat" ucap Zidan, sedangkan Embun tidak bisa tenang dan tetap memikirkan Setyawan.

"Kak Awan, kenapa nggak cerita ke embun sih kak" ucap embun dalam hati.

Our Story : Love And Hope♡✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang