white hair

98 10 1
                                    

Hai teman teman, ini book kedua aku. Karena alur cerita yang sesuai dengan film udah aku pakai di book about all. Jadi untuk book Buddy alurnya berbeda

------------------------------------------------------------

"Viona !" tegur seorang wanita paruh baya kepada seorang gadis kecil di sampingnya. Gadis itu terlihat murung sedari tadi, bahkan makanan lezat yang ada di atas meja, sama sekali tidak disentuh.

Gadis dengan dress pink itu pun hanya menatap wanita tadi dengan tatapan datar. "aku tidak selera makan, bu. Lagipula, kau duluan yang memaksa ku untuk ikut ke pesta dansa ini" ujar gadis itu dengan wajah memelas.

"Makan saja, barang sesuap sekali pun juga tidak apa. Ayolah, itu lah cara kita menghargai tuan rumah."

"Bu, tuan rumah yang ibu maksud itu uncle Gravriel. Beliau tidak akan menangis hanya karena aku tidak makan" balas gadis bernama Viona, kepada ibunya sendiri tanpa rasa ragu sedikitpun.

Tidak lama kemudian, pria berjas hitam datang menghampiri Viona dan ibunya yang masih saling melemparkan tatapan tajam ke arah satu sama lain. "woah, ada apa di sini ? suasananya suram sekali, ada apa ?" tanya pria itu menengahi perkelahian ibu dan anak tersebut.

"Lihat, putri mu tidak mau makan." ucap sang ibu mengadu ke suaminya.

"Nohea, biarkan saja. Mungkin Viona ingin menjaga postur tubuhnya. Ayolah, kita sedang merayakan pesta natal, jangan ada perkelahian di sini" Viona hanya bisa membuang pandangannya ke sisi lain, ia berusaha meredam emosinya.

Viona menyeringai ketika melihat sekeliling gedung pesta. "kenapa keluarga kita harus bersahabat dengan manusia manusia beruban ?"

"Kau liat Arawn ! Dia lagi lagi bersikap tidak sopan" ujar Nohea, memanas manasi suaminya. Alih-alih marah kepada Viona, Arawn malah cekikikan mendengar ucapan Viona.

"Mata besar !" Seruan tersebut membuat Viona beserta ayah ibunya menengok ke sumber suara. Viona mengerutkan alisnya, panggilan tadi sangat tidak sopan masuk ke telinga.

"Hahaha uban !" Berbeda dengan putrinya, Arawn malah membalas seruan itu dengan ramah. Arawn dan orang tadi pun berpelukan untuk beberapa saat.

"sial, ini blonde bodoh !"

"Lucius Uban Malfoy, hahaha. Wah Draco kau semakin tampan saja" puji Arawn kepada bocah berambut klimis yang berada di samping Lucius.

"Uncle juga tampan" balas Draco dengan senyuman manis.

Mata Lucius tertuju pada gadis dengan rambut panjang terurai berwarna hitam campuran coklat yang menatapnya sangat tajam sedari tadi. Bukannya takut atau merasa risih, Lucius malah gemas melihat wajah gadis itu, tangan besar Lucius mendarat di kepala Viona, membuat Viona risih.

"Kau pasti Viona kan ? Ayah mu sepertinya sudah berani untuk membawa mu ke pesta ini" ujar Lucius.

"berani ? memangnya sebelum ini, ayah takut membawa ku ke sini ?" Tanya gadis itu sambil mendongakkan kepalanya untuk melihat sang ayah.

"Waktu kau tiga tahun, kau sempat hilang saat pesta sedang dimulai. Orang orang terpaksa keluar dari gedung acara untuk mencari mu. Tetapi tak apa, kalau kau tidak hilang hari itu dan para tamu tidak keluar dari gedung, pasti akan banyak sekali orang yang mati hari itu" jelas Lucius, [name] menganggukkan kepalanya. Ia sudah tahu tentang cerita itu, tetapi ia tidak tahu kalau hal itulah yang membuat Arawn sedikit pikir panjang untuk membawanya ke pesta pesta besar.

"father.. aku perlu ke toilet" ucap draco pelan sambil menarik narik kecil lengan baju Lucius.

"Viona antar Draco ke toilet dalam manor. Sebentar lagi acara penutupan jadi kami para orang dewasa harus mendengarkan pidato dari tuan rumah"

BuddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang