Taman bermain lengkap dengan fasilitas yang disukai oleh semua kalangan terutama pada anak-anak, sore itu ramai penduduk sekitar perumahan berkunjung ke taman untuk mengantar sang buah hati bermain sepuasnya dengan teman yang ntah kenal dari mana bisa saja akrab, begitu juga dengan orang tua yang sedang berbincang dengan orang tua yang lainnya, jarang bertemu tetapi mudah bergaul.
Di sinilah seorang gadis sedang menikmati udara sore hari, menduduki benda yang bisa berayun sambil mendengarkan musik melalui earphonenya. Durasi terakhir lirik lagu, tiba-tiba ponselnya bergetar tanda ada yang menelepon.
"Halo, ada apa mam?"
"Kamu di mana? papa sudah diperjalanan menuju ke rumah," ujar beliau, "okay i'll back home, mam!" seru gadis itu. Akhirnya, setelah dua minggu menetap di luar kota.
Akibat terlalu senang ia hampir terpeleset karena rumput yang basah, untung saja ada seseorang dengan sigap memegang tangan gadis itu, mereka tidak saling mengenal.
"Sorry, are you okay?" tanya lelaki berkaus oblong itu.
"I'm totally fine, makasih," balasnya lalu membungkuk sembilan puluh derajat.
"No problem, lain kali hati-hati," senyuman manis muncul dari bibir lelaki itu. "By the way, what's your name?"
".... Himaruna Antheraea," jawabnya dengan nada yang gugup, "you can call me Hima."
"Pretty name."
"Grazie, nama kamu siapa?" Hima balik bertanya.
"Haris Almen Dabriel, banyak yang panggil Riel tapi kamu bisa panggil saya Haris."
"Kenapa aku harus panggil kamu Haris?"
"Orang rumah memanggil saya Riel, dan nama Haris hampir hilang dari kartu keluarga, tidak keberatan, kan?" Anggukan Hima membuat lelaki di depannya tersenyum.
"Nice to meet you, Hima."
"Nice to meet you too. Oh ya aku harus pulang sekarang," jawabnya sedikit panik.
"Mau saya antar? Kebetulan bawa motor," Haris menawarkan diri untuk mengantar gadis di depannya ini.
"Mmm aku bisa jalan kaki kok, terima kasih atas tawarannya. Mau bertukar nomor telepon?"
"Saya nggak pakai handphone," jawaban itu membuat lawan bicara tersentak.
"Kok bisa? Sorry maksudnya-"
"Gapapa, belum dikasih izin."
Hima bingung, zaman sekarang ternyata masih ada anak muda yang tidak atau belum mempunyai gadget.
"Haris di rumah ngapain aja? Aku bahkan tidak bisa sehari tanpa gadget."
"Watching tv with my cat, eat, sleep, study, mengerjakan tugas, bantu Ayah cuci mobil, bantu Bunda masak, repeat."
"How about your friends? Jarang main?"
"Maljen and Noel, hanya bermain dan bertemu di sekolah sebelum libur dua bulan. Ayah tidak mengizinkan ada orang berkunjung ke rumah kecuali ada hal yang penting."
"Bagaimana dengan Bundamu?"
Hening.
"Sei un ragazzo solo, molto affetuoso, everything will be alright okay, trust me."
"Grazie mille," Haris tersenyum kembali dan menarik lembut tangan Hima."Izinkan saya untuk mengantar pulang, sebentar lagi hujan akan turun," Hima tidak bisa menolaknya.
Sore hari ini, mereka sudah dipertemukan oleh semesta.
[To be continued]
Main cast ;
Male: Haris Almen Dabriel
Female: Himaruna Antheraea
YOU ARE READING
𝓐ffettuoso-
FanfictionWritten in bahasa. My first story, this is an alternate universe, so for sure, each thing that is written here is pure fiction.