Lil Fam

1.3K 112 1
                                    

Pagi hari di kediaman keluarga Lee nampak tenang dan damai, sang kepala keluarga masih terlelap di kasur empuknya sementara disebelahnya terdapat bocah 4 tahun yang memiliki kulit yang sama putihnya bahkan lebih putih darinya. Sementara sang mama tengah sibuk berkutat didapur dengan bahan masakannya.

Sang istri, Lee Renjun tengah sibuk membuat menu sarapan nasi goreng sosis kesukaan si sulung keluarga Lee. Sejujurnya Renjun sangat ingin mendepak suaminya dari kasur karena tak kunjung bangun, jika saja tak mengingat semalam Jeno baru saja pulang saat pukul 12.00 PM karena lembur. Bahkan Chenle sudah menangis meraung-raung karena tak kunjung menemukan keberadaan papa Nono kesayangannya.

Setelah selesai berkutat dengan bahan makanan, kini Renjun tengah membuat susu untuk jagoan kecilnya. Setelahnya dia berjalan menuju kamarnya bersama sang anak dan suami tercinta.

"Jen bangun." Ucap Renjun seraya menepuk pelan pipi tirus Jeno.

"Adek bangun yok, sarapannya udah siap lho."

Kini tangannya beralih untuk mengusap dengan lembut rambut hitam legam milik sang anak, untuk kesekian kalinya Renjun kembali dibuat terpesona oleh visual dari dua orang yang sangat berharga dalam hidupnya.

"Mama."

"Jagoan mama udah bangun?" Ucap ibu muda tersebut sambil mengusap kening anaknya dan membawa rambut nakal sang putra kebelakang.

"He'em."

Setelah mendudukan dirinya, bukannya langsung menuju ke kamar mandi untuk sekedar gosok gigi dan cuci muka, bocah berusia 4 tahun tersebut malah berteriak dan langsung menghambur memeluk tubuh papanya.

"Papaaaa."

Tubuh Jeno mengeliat dan berdehem sebentar, meski Renjun yakin jika kesadaran suaminya masih jauh di awang-awang namun kini suaminya membalas pelukan sang putra.

Renjun tersenyum manis ketika melihat interaksi papa dan anak didepannya. Mereka sungguh terlihat sangat manis jika begini.

"Papa ayo bangun udah siang, nanti papa telat ke kantornya." Ini Renjun yang berucap bukan sang anak.

"Ga! Papa ga boweh kelja ya!" Ucap Chenle sambil memeluk leher Jeno dengan erat.

"Kenapa hmm?"

"Lele kangen papa tau!"

Jeno mengerjabkan matanya ketika dirasa lehernya dipeluk erat oleh sepasang tangan mungil, telinganya juga mendengar suara sang istri dan juga anaknya yang tengah bercakap.

"Tapi papa harus kerja, kalo papa gak kerja nanti papa dipecat terus papa ngga ada uang buat makan, adek mau?"

"Papa ngga kerla juga papa ga bakal dimalahin huuu! Papa kan bos."

"Oke papa gak kerja." Ucap Jeno final.

"Jeno!"

"Ngga papa lah aku ngga kerja sehari, dari pada si adek pundung."

"Ya udah lah terserah kamu aja, sekarang kalian sikat gigi sama cuci muka sana. Mama udah buat makanan kesukaan Lele sama papa." Ucap ibu muda tersebut sebelum beranjak menuju meja makan.

Kini ketiganya berada di meja makan, menyantap makanan dipiring masing-masing dengan tenang dan lahap sebelum si sulung Chenle membuat keributan dengan tak sengaja menumpahkan air minum pada meja makan yang membuatnya basah dan merambat kemana-mana

"Mama." Matanya sudah berkaca-kaca ketika mengucapkan satu kata tersebut, bahkan dirinya tak cukup berani untuk menatap sang mama.

"Ngga papa, nanti bisa mama bersihin."

OS || NOREN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang