#9 Do You Love Me?

310 76 14
                                    

Tzuyu mengerucutkan bibir sembari menatap beberapa jari tangannya yang terbalut plester. Rasanya aneh karena secara tiba-tiba kukunya begitu pendek. Biasanya, ia selalu bisa merawat kuku panjangnya dengan baik. Kali ini ia malah merusaknya demi sang pujaan hati. Namun, ia tak peduli. Selama ia bisa melakukannya demi Jungkook, ia takkan pikirkan soal rasa sakitnya.

Gadis itu kemudian menuruni anak tangga. Dengan dress bergaya vintage, Tzuyu mempermanis tampilannya dengan kepang satu yang ia sampirkan di bahu kiri. Jangan lupakan soal poni juga jepit rambut di sebelah kanan.

"Eomma, selamat pagi!" Tzuyu menyapa kemudian duduk dikursi yang biasa iaduduki. Ia membungkukan sedikit tubuhnya saat seorang gadis berseragam khas asisten rumah tangga di rumahnya, membalikkan piring. Bahkan, meletakkan sepasang roti bakar di atasnya.

"Terima kasih atas makanannya." Tzuyu meraih garpu juga pisau tanpa ragu, membuat Seohyun mengernyit saat mendapati beberapa plester membalut jari tangan puterinya.

"Tzuyu, apa yang terjadi? Eomma sudah katakan, jangan banyak tingkah."

Tzuyu mencebik. Haruskah ia katakan? Tentu saja tidak. Itu hanya akan membuat segalanya kacau. Bisa-bisa, ia tidak akan dapat izin untuk keluar. Membayangkannya saja sudah membuatnya kesal. Jika seperti itu, ia takkan bisa menemui Jungkook dengan alasan mengajar.

"Aku membantu pekerja lapangan," jawabnya santai. Ia kemudian memasukkan potongan roti itu ke mulut lalu mengunyahnya. Ia yakin, sang ibu akan mulai memarahi semua orang jika ia terluka. Padahal, menurutnya, ia sudah besar. Ia bisa melakukan apa pun yang iamau.

"Tzuyu, kau seharusnya tidak melakukan itu. Siapa yang mengizinkanku? Eomma akan hubungi—"

"Aniyo, aku melakukannya atas kemauanku sendiri."

"Tapi kenapa, Tzuyu?" Sang ibu menghela napas. Ia tak mengerti lagi soal puterinya yang selalu banyak tingkah. Sebelumnya, Tzuyu pernah terjatuh karena sepeda. Sekarang sebagian jarinya terluka.

"Eomma ... Aku sudah besar." Perlu Tzuyu tekankan berapa kali jika sekarang, ia bukan lagi anak perempuan berusia lima tahun? Ia cukup dewasa untuk memutuskan apa pun sesuai keinginannya. Namun, sang ibu selalu menganggap jika ia adalah anak kecil yang harus terus dijaga. Bahkan, tak jarang para bodyguard itu membuntutinya. Untung saja ia cukup cerdas dengan memberi mereka uang tanpa mempekerjakan mereka.

"Tapi tidak dengan menyentuh pekerjaan, Tzuyu. Sekarang lihat tanganmu. Apa perlu Eomma panggil dokter?"

Tzuyu menghela napas, menatap sang ibu dengan tatapan 'sudah cukup'. Kemudian, ia kembali menyantap sarapannya, tak mau peduli dengan ucapan-ucapan sang ibu. Lagi pula, pria yang tulus padanya tidak akan menanyakan soal bekas luka. Itu yang ada di dalam otak Tzuyu. Namun, sepertinya tidak di otak sang ibu. Ia dituntut begitu sempurna hingga lupa jika puterinya terlalu penasaran dengan hal-hal yang baru ia lihat.

"Eomma, aku sudah terlambat. Aku pergi dulu." Tzuyu segera beranjak setelah menegak segelas susu. Ia tak ingin kehilangan kesempatan lagi. Terlebih, hari ini ia punya alasan kuat untuk bertemu dengan Jungkook. Yap, mengembalikan jaketnya. Semalam, Hyeri yang mencucinya sebab tangan Tzuyu masih terasa sakit. Ditambah, ia juga tak pernah mencuci.

"Tzuyu, kau mau ke mana?"

"Seperti biasa, Eomma."

Menemui Jungkook Oppa maksudnya, tambah Tzuyu dalam hatinya.

💎💎💎

Jungkook tersenyum sembari menatap beberapa isi kantung belanja yang ia bawa. Memang, ia sudah berkali-kali menolak cek yang Tzuyu berikan. Namun, pada akhirnya ia luluh. Lagi pula, saat kemarin Tzuyu mengatakan jika bukan untuknya, tidak apa-apa untuk nenek. Jadi, ia putuskan untuk mencairkannya lalu membelikan hal-hal yang sang nenek butuhkan.

Can I Love You? [End]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang