E

1.2K 99 1
                                    

Setelah jaemin tenang, renjunpun membawa jaemin menuju cafe yang dekat dengan perusahaan dan memesankan americano untuk jaemin juga tea untuknya sendiri. Lalu diapun duduk dihadapan suaminya yang masih terdiam sejak kepergian mereka dari kantor tadi.

"Nana? Apa yang sebenarnya terjadi?" Ucap renjun bingung sembari memegang tangan suaminya itu.

Jaemin sontak langsung menatapnya dan terdiam tanpa berniat menjawab sedikitpun perkataan dari istrinya yang jelas-jelas sangat cemas pada kondisinya itu.

"Nana? Aku tau kau menyembunyikan sesuatu, apa kau juga tidak ingin mengatakannya padaku sekarang seperti 3 tahun yang lalu?" Ucap renjun dengan tatapan teduhnya.

"Maafkan aku injunie. Maaf karena aku membuatmu cemas. Tapi, tadi aku hanya bertengkar dengan orang yang menghubungiku dan mengatakan kalau Mark tidak bersikap baik dengan sooan. Hanya itu." Ucap jaemin berbohong dan berharap renjun percaya padanya.

"Baiklah kalau begitu kau tenang saja. Aku yakin sooan akan baik-baik saja." Ucap renjun tersenyum dan memutuskan percaya pada suaminya itu walaupun hatinya berkata ada yang aneh tapi dia memutuskan untuk tidak ambil pusing soal itu lagi.

"Maaf injunie. Aku terpaksa membohongimu lagi. Tapi, itu terpaksa agar aku mencari tau sendiri dulu dan memutuskannya sendiri." Batin jaemin.

Tepat saat itu pelayan datang membawakan pesanan keduanya.

"Sekarang minumlah americano mu." Ucap renjun tersenyum.

"Hmm. Tapi dimana twins?" Ucap jaemin yang baru sadar kalau anak bungsu mereka tidak ada disana.

"Mereka aku titipkan dengan bunda Doy. Lagian tidak mungkin aku membawanya ke perusahaan saat kau juga sedang kacau kan?" Ucap renjun tersenyum.

"Aaa, kalau begitu setelah ini kita jemput mereka?" Ucap jaemin tersenyum kecil.

"Hmm. Kita jemput mereka." Ucap renjun tersenyum manis hingga puppy eyesnya terbentuk dengan sangat menggemaskan.












Di kantor, tepatnya diruangan jeno dia masih terus terbayang dengan foto yang dia lihat tadi itu. Dan dia benar-benar tidak menyangka kalau sungchan seperti itu. Benar-benar tidak menyangka kalau adik yang sangat menempel pada jaemin seperti itu. Bahkan dia yakin sekali kalau jaemin pasti sangat kecewa dan marah sekali saat ini. Dan itu sangat tidak baik bagi siapapun mendekatinya kecuali renjun.

Ceklek

Jeno sontak langsung melihat kearah pintu dan menemukan haechan dengan anak kembar mereka yang berada di stroler bayi datang padanya.

"Eh, echanie. Uno, sama era." Ucap jeno tersenyum dan berusaha menyembunyikan apa yang terjadi dari haechan untuk saat ini.

"Dy." Ucap anak kembarnya itu dan jeno langsung menciumi pipi chubby anaknya secara bergantian.

"Oh iya Nono. Jaemin kemana? Tadi aku mendengar dia pergi dengan renjun dari para karyawan yang bergosip." Ucap haechan.

"Aaa, dia kurang sehat makanya aku menyuruhnya pulang dan renjun menjemputnya tadi begitu." Ucap jeno berbohong.

"Aaa. Kalau begitu kau jangan sampai sakit juga. Aku gak mau kau sakit juga nono " Ucap haechan sembari mempoutkan bibirnya dengan sangat lucu.

"Baik haechan. Aku tidak akan sakit dan pasti akan selalu menjaga kesehatanku." Ucap jeno dengan senyumannya.

"Kau tidak menyembunyikan sesuatu dariku kan Nono?" Ucap haechan tiba-tiba karena merasakan perubahan suaminya itu.

"Eh?"



































💚💚💚























Up nih reader-nim😁
Gimana suka gak sama kelanjutannya?🙄
Semoga suka ya😁
Maaf karena chapnya pendek karena lagi buntu banget😁
Jangan lupa votement nya ya😁
Jangan lupa jaga kesehatan selalu ya😁
We love you💚😍😘

My Sweet Family END!✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang