his habit

156 17 3
                                    

"Ugh,"

"Fuck, deeper, Daddy. Fuck meㅡ"

"Hyunㅡah, fuck! Jangan diketatin, titid gue kejepit!"

"Ugh, ahh, fasterㅡah! Fuck, i love your dick as fuck,"

"Ahh!"

"Hnghh,"

"Ugh,"

Sekiranya seperti itu suara dua insan adam, sepuluh menit lalu. Kini pria mungil itu sudah terkapar lemas sehabis dihujam habis-habisan dengan pistol kesukaannya dan cairan amis berwarna putih. Sedangkan lawan mainnya sibuk membenarkan celana denim yang ia pakai.

Hyunsuk menarik selimut sampai ke dada, ia menggeliat menyamankan posisi. Pria itu memejamkan matanya sejenak, tanpa memperdulikan eksistensi pria didepannya yang sibuk memunguti kondom bekas mereka melakukan aktifitas diatas ranjang.

Ngomong-ngomong mereka sudah menghabiskan tiga bungkus produk pengaman tersebut. Biasanya mereka selesai bermain jika ayam pagi sudah mulai berisik berkokok. Tapi kali ini, lawan mainnya mengakhiri dengan cepat.

Biasa, urusan rumah tangga.

Ini yang Hyunsuk tidak suka jika bermain dengan suami orang. Selalu ada saja gangguan dari istri mereka yang dengan bodoh mempercayai alasan lembur kerja.

Halah, lembur menggempur lubang Hyunsuk sih iya.

Tapi tidak apa, Hyunsuk juga berterimakasih karena kebodohan mereka, ia bisa menikmati sensasi mendesah keenakan.

Jujur saja, kadang Hyunsuk juga merasa bersalah. Tapi hormonnya tidak bisa bohong jika ia sangat membutuhkan mereka. Nasib tidak memiliki pacar, tapi takut menyewa gigolo. Berakhir bermain dengan teman sendiri yang sudah berkeluarga.

Ini salah, tidak boleh dicontoh.

"Suk, lu lihat cincin gue kagak?" tanya pria itu sambil memeriksa kolong dibawah ranjang hotel.

Hyunsuk bergumam tidak jelas sambil menggeleng dibalik selimut.

"Aduh, bisa mati gue kalau ilang. Bantuin gue nyari itu cincin dulu, Suk!" pintanya sambil membuka selimut Hyunsuk dan menampilkan badan mulusnya tanpa tertutupi sehelai benang pun.

Pria mungil itu bangun dari tidurnya, lalu terduduk dengan muka ditekuk dan mata setengah sadar.

"Kan gue udah bilang, kalau ngewe cincinnya gak usah dilepas. Lo sih, ribet." omel Hyunsuk, selagi ia turun dari kasur dan mengibaskan selimut.

Junkyu menghela nafas, "yaelah, ngewe sama lu make cincin, gue jadi inget dosa, bego."

"Ya emang dosa,"

Setelah beberapa saat, Hyunsuk belom juga berhenti mengomel sambil mengacak-acak kasur. Mereka akhirnya menemukan cincin tersebut dibawah nakas dekat ranjang.

Untung saja ketemu, coba kalau tidak, bisa mampus Junkyu. Tidak etis rasanya jika ditanya lalu ia menjawab, cincin pernikahan itu hilang di hotel. Kan aneh, bisa ketahuan dia nanti.

"Babi emang ni cincin," umpat pria dengan bahu lebar itu sambil memakai cincinnya.

"Besok-besok, sampe ilang lagi, gantian lo yang gue sodok." sungut Hyunsuk.

Dia sangat kesal, gara-gara sesi cincin hilang. Ia jadi tidak bisa istrirahat dengan tenang. Bagian belakang tubuhnya masih nyeri bukan main. Meski sudah sering bermain dengan Junkyu, rasa sakit itu masih terasa. Apalagi mereka tidak hanya main satu kali. Hah, ini menyakitkan tapi juga menyenangkan.

Junkyu mendudukan diri diatas ranjang, tepat disamping Hyunsuk sambil menyengir lebar. "Iya, iya, maaf, kan gak sengaja," ujarnya.

Lalu pria itu mendekat kearah Hyunsuk. Dan mengambil saleb aftercare di lampu sebelah pria itu. "Sini gue obatin dulu," katanya.

"Gak, gak usah. Mending lo pulang, keburu bini lo marah-marah," saut Hyunsuk ketika Junkyu berusaha menyentuh pahanya.

Junkyu mengehela nafas ketika Hyunsuk menepis tangannya dan mengambil obat oles darinya. "Jangan ngambek gitu dong, Suk." ucapnya memelas.

"Enggak, gue gak ngambek. Cuman kesel," jawab Hyunsuk.

"Yeu, itu mah sama aja."

"Udah deh, Jun. Mending lo pulang aja sana, ntar istri lo marah, gue lagi yang kena." balas Hyunsuk.

Lalu Junkyu menepuk kepalanya pelan, "gue obatin dulu, bentar ya? Habis itu gue pulang, oke Suk?"

Junkyu kalau sudah sok kalem begini, Hyunsuk bisa apa. Ia cuma mengangguk dan membiarkan pria itu mengolesi obat salep dibagian belakangnya.

"Suk," panggil Junkyu ditengah-tengah agenda oles mengoles.

"Hm,"

"Sampai kapan lo kayak gini?" tanya Junkyu. "Maksud gue, gak selamanya kita bisa gini. Lo juga makin tua, apa gak kepengen nikah?" sambungnya.

Hyunsuk membenarkan posisi kakinya, dan kembali merebahkan diri diatas kasur. "Menurut lo? Emang ada yang mau nikah sama gue?"

"Ya ada lah, gila aja. Lo mapan, cakep, mandiri gini siapa coba yang kagak mau?"

"Lo,"

Jawab Hyunsuk yang membuat Junkyu berdecak. "Ya kalau gue belom nikah juga udah gue nikahin lo dari lama, Suk,"

Hyunsuk mengerucutkan bibirnya, "lo gak minat cerai aja gitu, Jun? Daripada selingkuh gini," ujarnya dan mendapat sentilan manja didahinya.

"Aduh! Sakit, Jun!" rengek pria manis itu. Junkyu pun terkekeh kecil.

"Lagian itu mulut kalau ngomong enak bener,"

"Kan bener, daripada istri lo sakit hati."

Junkyu menghela nafasnya. Andai bisa ia juga sudah menceraikan istrinya sejak lama.

tbc?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FIX YOU - hoonsukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang