𝚃𝚑𝚒𝚛𝚝𝚎𝚎𝚗

1.1K 117 26
                                    

Vano dan lainnya kini sudah berada di bandara, sedangkan Al juga sudah mengenal istri dan anak Vano walau saat mengingat nama itu ia seperti pernah bertemu dan membuat kepalanya sakit, untung saja Vano langsung menyuruh Al agar tidak mencoba untuk mengingat apa apa.

"Adek nanti duduk sama Mimmy aja ya" kata Silvia dibalas anggukan oleh Al.

"Ihh gak bisa gitu dong mom, gantian Keenand yang sama Al" kata Keenand tak terima.

"Abang sama Rayhan aja" kata Rayhan yang sedang asik makan eskrim bersama Al yang duduk di pangkuannya.

"Heh bocil! Nanti kalo jatuh terus nangis Abang gak bakal nolongin loh ya" kata Keenand dan hanya di acuhkan oleh mereka berdua.

"Heh kalo Abang lagi ngomong itu dijawab! Punya mulut gak sih?!" Kata Keenand yang kesal karena kedua adiknya itu yang tidak merespon usapannya.

"Dek.. kayaknya ada yang ngomong ya, tapi kok gak ada orangnya? Aneh gak sih dek?" Tanya Rayhan pada Al.

"Iya bang.. suaranya ada tapi orangnya gak ada ihh seremm" kata Al membuat telinga Keenand memanas mendengarnya.

"KALIAN!!" Mata Keenand kini berubah menjadi warna merah, dengan dua tanduk yang berada di kepalanya yang artinya ia sekarang sedang menjadi banteng yang mengamuk. (Hiks ngakak sendiri wey😭)

"Hehe.. peach✌️" ucap mereka berdua.

"Udah udah yuk naik.. nanti ketinggalan" kata Silvia yang sedaritadi diam di samping Bara yang asik memainkan ponselnya.

Silvia menggendong tubuh mungil Al sedangkan Vano menggendong Rayhan karena Rayhan malas untuk berjalan.

Setelah naik ke pesawat mereka semua duduk di bangku masing-masing.

Silvia, Vano, Rayhan dan Al sebangku sedangkan Keenand dan Bara di belakang mereka.

"Adek kalo ngantuk bobo aja sini" kata Silvia dengan mengambil jaket untuk Al, sedangkan Rayhan sudah memakainya saat masih dirumah.

"Adek gak ngantuk Mimmy.. Adek mau main sama Abang ahan" Ucap Al yang memanggil Rayhan dengan sebutan 'Ahan'.

"Ya udah terserah.. kalo ngantuk tidur aja ya" kata Silvia dibalas anggukan oleh mereka, sedangkan Vano sudah tidur 2 menit yang lalu karena mengantuk.

Keenand dan Bara sedang asik dengan ponselnya sendiri sendiri.

Selama perjalanan, kini sudah menempuh 1 jam dan mereka semua tertidur, yang masih terjaga adalah Al, ia sudah sekali untuk tidur.

"Ishh kok ga bisa tidul sih! Adek kan juga ngantuk" kata Al kesal dengan dirinya sendiri, dari tadi ia membalik balikkan tubuhnya mencari tempat nyaman agar ia bisa tidur nyenyak, nyatanya malah ia tidak bisa tidur.

Vano yang merasa terganggu pun terbangun dan melihat Al yang menatap wajahnya.

"Loh kok nggak tidur?" Tanya Vano

"Adek ga tau.. adek ngantuk tapi Adek ga bisa tidur" Jawab Al, Vano hampir lupa jika Al mempunyai tubuh yang lemah dan mengakibatkan pertumbuhannya juga lemah.

Vano mengambil pacifier yang berada di tas istrinya dan mengarahkan ke mulut Al, Al langsung menghisap empeng itu dan kembali berbaring.

Matanya mulai menutup, Vano tersenyum dan mengusap lembut rambut putranya.

"Bayi gede" gumam Vano yang gemas melihat pipi Al yang bergerak kesana kemari akibat menghisap empeng itu.

☁️☁️

Keadaan Ridho kini sudah lebih baik, tapi sedari tadi ia merengek ingin bertemu dengan Al, dengan terpaksa Ananda berbicara sebenarnya kepada Ridho dan membuat Ridho kembali drop.

Ridho sedang di tangani oleh dokter, Ananda dan lainnya hanya menunggu di luar sembari berdo'a untuk kesembuhan Ridho.

"Seharusnya kamu tidak menceritakan itu semua Ananda" kata Arselo yang kini mengusap punggung Inne yang menangis sembari mengatakan kalimat Penang untuknya.

"Aku terpaksa dad! Ridho tidak bisa kita bohongi.. dia keras kepala, jika dia di bohongi maka ia akan mencelakai dirinya sendiri" jelas Ananda yang masih mencoba untuk merendam emosinya agar tidak bersikap kasar ke istrinya kali ini.

"Terserah kamu saja! Dan Daddy akan membawa istri beserta anak anakmu ke mansion milik Daddy dan kau, pikirkan apa yang harus kau lakukan dan jangan pernah menyakiti istri beserta anakmu hanya untuk pelampiasan amarahmu!" Arselo kali ini menatap tajam anaknya yang terlihat sedang memendam emosi.

"Daddy gak bisa gitu dong! Ananda gak mau sendiri!!! Ananda mau sama anak anak!" Kata Ananda tanpa menyebutkan kata 'istri' dan membuat luka di hati Inne.

"Kau menyakiti hati Inne! Jika kau mengulanginya lagi Daddy tidak akan segan segan membawa anak dan istrimu pergi jauh darimu, dan kau.."

"Kau tidak akan pernah lagi bertemu mereka! Camkan itu!!" Ucap Arselo lalu membawa Inne pergi dari sana.

Sedangkan Aji dan Arnold sedang sekolah karena jam menunjukkan pukul 2 dan mereka belum waktunya pulang.

☁️☁️☁️

Sesampainya di negara tujuan, Vano menggendong tubuh mungil Al yang masih tertidur sembari menghisap pacifier yang tadi ia berikan untuk Al.

Sedangkan Rayhan sudah bangun dan memilih untuk jalan sendiri, ia melambaikan tangannya kepada orang orang yang melihatnya.

Sementara Keenand dan Bara yang melihat itu hanya memutar bola matanya jengah, melihat tingkah adiknya tentu saja membuat merek kesal dan mereka sekarang menjadi objek perhatian orang orang disana.

Mereka semua memasuki mobil alphard dan pergi ke mansion milik oma dan opa mereka yang tinggal disini, orangtua dari Silvia.

Sesampainya di depan mansion semua bodyguard beserta maid menyambut kedatangan mereka dengan mengulurkan karpet Merah di jalan yang akan dilewati oleh Tuan mereka.

"SELAMAT DATANG DI AUSTRALIA TUAN DAN NYONYA"

"Kembali ketempat!" Ucap Keenand mengekspresikan wajah datarnya.

"Tuan.. nyonya, Tuan dan nyonya sudah ditunggu di ruang Keluarga" Ucap salah satu maid disana yang menunduk.

"Baiklah.. kau boleh pergi" kata Vano yang masih menggendong tubuh mungil Al ala koalanya.

Mereka masuk dan langsung menuju ke ruang Keluarga, disana sudah Ada orangtua Silvia dan kakak serta adik Silvia.

"Akhirnyaa Silvia datang juga!!" Ucap Nabilla berteriak dan langsung memeluk Silvia.

Hal itu membuat Al terkejut dan bangun dari tidurnya dengan mata berkaca kaca.

"Hiks hiks huwaaa" tangisan Al membuat orang yang berada di sana mengalihkan pandangan mereka.

"Huaa kakak!! Punya anak lagi kok gak bilang bilang sih! Mana Lucu gini huee buat aku aja ya kak" kata adik Silvia yang bernama Bilqis mendekat ke arah Al.

Pacifier yang tadi masih di mulut Al kini terjatuh karena teriakan keras yang mampu membuat jantungnya bekerja 2× lebih cepat.

"Ush ush ush.. sayang,, umurnya berapa kak?" Tanya Bilqis yang mengambil alih tubuh Al dari Vano.

"6 tahun, dia ponakanku.. anak Ananda dan Inne" Jawab Silvia lalu duduk di sofa dan diikuti oleh yang lainnya.

"Huwaahh capek.. Bara sama Rayhan mau ke kamar boleh?" Tanya Bara dibalas anggukan oleh mereka semua.

Tiba tiba...

Bruk

[TBC]

Hari ini up deh Hem Hem Hem..

Mulai besok sampe hari seterusnya ane bakal sibuk hiks:(
Eskul sekolah mulai berjalan jadi gak sempet juga buat nulis kayak gini apalagi Akm hari ini sama besok

Huee mana besok juga vaksin😭 saya takut jarum suntik piss 😭🙌

Baby Al [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang