.
.
.
"Ra, menurut kamu empukan pipi kanan atau kiri?"- tanya Jeno random saat kami masuk kedalam lift. Kita baru aja selesai chek-up di rumah sakit. Em.. Maksudnya sih Jeno yang abis check-up.
"Ha? Apadeh Jen. Random banget,"- kataku. Tapi dengan bodohnya aku malah mencubit pelan kedua pipiku, merasakan empukan pipi kanan atau pipi kiri.
"Em.. Pipi kanan deh kayaknya,"- ucapku ragu.
"Mana? Coba sini tes.."- Jeno memindahkan tanganku dan gantian mencubit pipiku.
"Jeno sakittttt ihh!!!"- keluhku sambil menampar tangannya. "Nggak kira-kira banget nyubitin pipi orang,"- ringisku mengusap kedua pipiku.
"HAHAHHA maaf. Aku pikir pipiku terbuat dari squishyyy,"- Jeno tertawa. Sedangkan aku merengut.
"Ih. Maaf deh. Mana coba liat pipinya."- Jeno memutar tubuhku menghadapnya. Jeno sedikit menunduk memposisikan wajahnya didepanku.
"Merah sedikit hehe.."- kata Jeno mengusap pipiku, lembut.
Sialan! Aku tiba-tiba jadi gugup.
Posisi seperti ini sangat tidak baik untuk jantungku yang akhir-akhir ini suka berdetak tidak normal.
Jeno diam. Perlahan senyumannya luntur menatapku. Matanya bergerak pelan-pelan menyusuri mataku, lalu hidung, lalu lebih kebawah lagi.
Aku bisa merasakan gerakan kepalanya yang perlahan mendekati wajahku.
Dekat...
Dekatttt..
Semakin dekat...
Tidak!
Aku tidak bisa bernafas...
~Ting!
Suara dentingan pintu lift terbuka, aku dengan segera mendorong Jeno dan menarik diri menjauh darinya.
Dua wanita masuk kedalam lift. Jeno menarik kembali maskernya menutupi setengah wajahnya.
~Fyiuh!
Hampir saja.
Kita berdua berdiri masing-masing disudut lift. Menjauh.
Akh! Jantungku rasanya seperti berdisko didalam sana. Brisik sekali!
Pintu lift kembali terbuka dilantai dasar. Jeno duluan keluar, lalu aku mengekorinya. Aku menghela nafas pelan-pelan sambil mengusap dadaku. Ayo dong jantung, jadi normal lagi. Aku reflek berhenti saat Jeno berbalik badan kearahku. Posisi kami agak jauhan.
"Kita dijemputkan?"- tanyanya.
"Ha?"- aku yang masih setengah blank setengah sadar, awalnya bingung. Tapi seketika aku sadar sepenuhnya saat tidak ada tanda-tanda mobil manager Yoon diparkiran.
"Katanya sih tadi dijemput. Bentar.."- aku mengambil handphoneku, berniat ingin menghubungi manager Yoon.
-Satu pesan diterima-
/open/
[Manager Yoon]
Kalau udah selesai, hubungi paman Roy ya. Saya ada urusan mendadak.
11.12
"Kenapa?"- tanya Jeno sembari mengintip ke ponselku.
Dasar tidak sopan!

KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Rencard | Jeno Lee
RomanceLulus kuliah, apa yang harus kalian lakukan? Tentunya mencari pekerjaan, bukan? Ini kisahku, Na Yoora, sang freshgraduate yang sedang mencari pekerjaan di bidang PR Manager, tapi malah berakhir menjadi Asisten Idol. Daripada menjadi pengangguran, b...