Setelah sehari tak menampakkan batang hidungnya di sekolah, Olivia akhirnya kembali menginjakkan kaki di SMA Spacelight. Jujur saja, badannya sedikit gemetar. Apalagi, berbagai imajinasi buruk menghiasi kepala membuat suasana hatinya tak tenang. Seperti ada yang mengganjal di sana.
Kakinya bergerak meninggalkan parkiran sekolah dan mulai berbelok memasuki kawasan gedung B, yang di mana kondisinya cukup ramai pagi ini. Tak jarang pula yang memandangnya dengan berbagai tatapan dan macam-macam bisikan. Untuk arti di balik semua itu, Olivia sendiri tak mengerti apa maksud mereka dan sebisa mungkin mengacuhkannya seperti apa yang Oliver katakan pada waktu itu; jangan pikirin omongan negatif orang. Mungkin karena ia meluncurkan satu buku dua hari yang lalu, pikirnya. Tetapi, pemikiran Olivia salah besar.
"Itu ... Pacarnya Oliver, ya?"
"Oliver pacaran? Serius?"
"Lo tau sendiri, kan, kalo Oliver bucin ke Olivia?"
"Pake banget."
"Olivia sendiri juga bucin, anjir."
"Gue penasaran. Orang pinter kek mereka pas pacaran, masih bahas mapel, gak, ya?"
"Iya, anjir, sama. Gue juga sempet kepikiran."
Menghela napasnya kasar, Olivia melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti itu menuju lantai dua dengan cepat. Satu-persatu anak tangga ia daki, hingga akhirnya tiba di lantai tempat kelasnya berada.
"Itu Olivia, kan? Yang kemarin diwawancarain TV."
"Oh, jadi dia yang nulis itu?"
"Dia juga yang jabat BA WTC."
"Cantik."
"Jan main-main. Pawangnya, tuh, Oliver, njir."
"Waduh. Ya, gak berani, Maszeh."
"Mundur lebih baik."
Lagi, lagi, Olivia menghela napasnya kasar. Gak di lantai satu, gak di lantai dua, semuanya ngomongin gue. Nekad, ia melintas di hadapan siswa-siswi tersebut. Memfokuskan pandangannya ke depan dan menatapnya tajam. Kemudian memasuki kelasnya dengan perasaan lega. Akhirnya, ia tak bisa mendengar bisikan-bisikan itu. Meski, hanya sementara.
"Ciyeeee, yang kemarin masuk TV. Duh, auto terkenal, deh. Pacarnya Oliver, nih, Bos. Senggol, dong," Nia bersorak heboh.
"Gak ada yang berani nyenggol, njir. Orang semuanya kek takut sama Oliver," sahut Salma terkekeh. Tahu, jika notabene laki-laki itu diam-diam mematikan.
"Gimana, Liv? Dah enakan mata lo?" tanya Nadine menaik-turunkan alisnya.
"Apaan, sih? B aja," jawab Olivia meletakkan tas dan duduk di bangkunya. "Mata gue udah enakan, kok, Din. Mau tanya, dong. Emang rumor gue pacaran sama Oliver udah nyebar?" tanya Olivia penasaran akibat kejadian beberapa detik yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Days With You [TERBIT]
Novela JuvenilINSPIRED BY A TRUE STORY "Napa, sih, kamu suka bikin gemes?" tanya Oliver mencubit pipi Olivia yang terlihat lebih tirus dari sebelumnya. "Cubit aja terosss, sampe molor," komentar Olivia mendengus kesal usai pipi terlepas dari cubitan Oliver lalu m...