Kini Clarissa dan Sakti telah sampai di rumah Clarissa. Setelah kejadian tadi, Sakti memanggil supir pribadinya untuk menjemput Clarissa. Ia juga memanggil Arkan untuk membawa motor Clarissa, dan Arkan diantar oleh Dandi, salah satu anggota Daksa yang lain.
"Loh, Cla kamu kenapa? Kok bisa sampe kayak gini?" Tanya Sarah khawatir.
"Lecet dikit, ma." Jawab Clarissa santai.
"Ada apa si ma?" Tanya Irawan yang baru datang dari arah ruang makan.
Sarah pun menoleh ke belakang, di mana Irawan berada. "Ini pa, pulang-pulang Clarissa udah kayak gini." Ucap Sarah dengan suara yang sedikit bergetar.
Irawan berjalan menghampiri Clarissa. "Mana, coba papa liat?!" Dari luar ia terlihat biasa. Namun percayalah bahwa Irawan sedang merasa sangat khawatir dengan keadaan putrinya.
"Pa, awas aja ya kalo papa berani nyentuh luka aku, aku tonjok sumpah" ancam Clarissa kepada Irawan.
"Sakit, kan?" Tanya Irawan yang kemudian mendapat anggukan dari Clarissa. "Makanya kalo papa ngomong itu dengerin, jangan ngeyel! Udah, mulai besok motornya papa sita!" Ucap Irawan tak terbantahkan.
"Heh, mana ada kayak gitu? Orang cuma lecet dikit, gak sakit kok sumpah."
"Berarti boleh dipegang dong?" Irawan tersenyum licik.
"Mau ditabok atau dibacok?" Tanya Clarissa dengan datar. Durhaka, durhaka lah bodo amat gue. Daripada luka gue dipegang-pegang.
"Berani sama papa?" Tanya Irawan sembari berkacak pinggang.
"Sebenernya enggak si. tapi kalo papa berani pegang luka aku, ya berani gak berani, harus berani." Balas Clarissa
"Durhaka lo, sama bapak sendiri." Cibir Sakti yang sedang memapah Clarissa bersama Arkan.
"Diem, Nyet!" Titah Clarissa.
"Cla, mulutnya mau dijahit atau dirobek, hm?" Tanya Sarah dengan tatapan tajam.
"Ehh enggak mau. Tadi kelepasan doang sumpah." Elak Clarissa.
"Tidi kilipisin diing. Hilih." Cibir Sarah.
"Astagfirullah Siti kenapa kamu berubah?"
"DIAM SUSAN!" Balas Sarah.
"Baiklah Ani."
"Maaf ya nak, di sini emang gak ada yang waras." Ucap Irawan kepada Sakti, Arkan, dan Dandi.
"Ahh iya om, gak papa." Ucap Sakti sembari tersenyum kikuk.
"Ayo silahkan duduk, dari tadi berdiri terus!" Irawan mempersilahkan mereka untuk duduk di sofa yang tersedia di ruang tamu yang luasnya sudah seperti lapangan bola.
"Dari tadi kek, pa." Ucap Clarissa malas.
"Protes mulu jadi orang."
"Biarin."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Clarissa
خيال (فانتازيا)Ini akan menceritakan tentang seorang gadis yang sedikit tomboy bertransmigrasi ke dalam raga seorang gadis feminim dan dikenal sebagai seorang pembully oleh teman-temannya. Enggak pinter bikin deskripsi kayak gini:( Saya malas revisi ya gaess ya WA...