Mysterious Killer || Extra Part

2.1K 297 30
                                    

"Kenapa melamun, sayang?"

Pelukan hangat dari belakang membuat Ester tersentak. Wanita cantik itu menoleh ke belakang dan tersenyum kecil ke arah suaminya. "Tiba-tiba aku teringat lagi dengan kejadian di masa lalu."

Suami Ester yang bernama Wilson itu menghela nafas. Mengulas senyum dan mengecup pipi Ester mesra. "Jangan memikirkannya lagi. Aku takut kamu kenapa-napa."

Ester menyandarkan punggungnya ke dada Wilson dan memejamkan mata. Meresapi kehangatan yang diberikan oleh Wilson. "Jujur saja, sampai sekarang aku masih belum bisa melupakan masa kelamku. Semuanya terlalu menyeramkan dan menakutkan. Kamu tahu sendiri. Waktu itu, aku kehilangan ayah dan hampir kehilangan kesucianku juga. Saat itu, aku benar-benar merasa terguncang hingga berakhir depresi. Membuatku harus berada di rumah sakit dalam waktu yang lama."

Nafas Wilson tercekat mendengar curhatan istrinya. Meskipun dia sudah tahu kejadian masa lalu istrinya, dia tidak bisa untuk tidak cemas. Dia takut Ester akan kembali depresi seperti waktu itu.

Masih segar dalam ingatan Wilson saat pertama kali dia magang di rumah sakit. Dia dipertemukan dengan Ester dan ditugaskan untuk merawat Ester. Seringkali Ester menjerit histeris dan menyuruh semua orang menjauh darinya.

Dengan berbagai macam pendekatan, akhirnya Wilson berhasil mengambil kepercayaan Ester.

Kedekatan mereka membuat Ester perlahan sembuh dan kembali seperti sedia kala.

Karena kedekatan mereka selama beberapa bulan itu, mereka juga saling memendam perasaan satu sama lain serta berakhir berpacaran.

Ester perlahan mulai bisa menerima semua kenyataan menyakitkan itu meski masih sering ketakutan dan merasa cemas tiap kali mengingat tentang Leon. Namun, untungnya ada Wilson dan kedua sahabatnya yang selalu setia menemani dan mendengarkan curhatannya.

Untuk melawan rasa takut dan depresinya, Ester kembali menulis. Perempuan itu menuliskan kisah hidupnya sebagai sebuah novel dan yah, triknya berhasil. Perasaannya terasa lebih lega setelah menulis semua itu.

Ester menerbitkan novelnya tahun itu lewat sebuah penerbit besar dan laris manis karena semua orang sangat kepo dengan kisahnya mengingat Ester lah orang yang satu-satunya selamat dari pembunuh misterius.

Untuk Leon sendiri, pria itu dijatuhkan hukuman penjara seumur hidup karena telah membunuh banyak orang. Untungnya, ayah Leon tidak membantu Leon keluar karena pria tua itu juga merasa Leon pantas berada di dalam penjara sehingga tidak akan menyakiti siapapun lagi.

"Sayang.."

Elusan lembut Wilson di perutnya membuat sudut bibir Ester tertarik. "Sungguh, aku tidak apa-apa. Jangan cemas." Jelasnya meyakinkan.

Wilson menghela nafas dan membenamkan wajahnya di bahu sang istri. "Kamu selalu saja membuatku cemas."

"Maaf."

"Jangan meminta maaf, sayang."

"Oh ya, kamu pasti lapar. Ayo kita makan dulu." Ajak Ester kala teringat suaminya belum makan sejak pulang kerja.

"Ayo. Baby kita pasti juga sedang lapar sepertiku." Kekeh Wilson seraya mengelus perut Ester yang sudah membesar.

"Baby gak lapar tau. Aku baru saja makan." Ledek Ester.

Wilson tersenyum gemas. Dikecupnya bibir wanita yang sangat dicintainya itu sekilas. "Kamu ini membuatku gemas saja."

"Ckck, ayo makan." Ester menarik Wilson ke ruang makan.

Wilson terkekeh dan menurut saja. Mencuri-curi pandang ke arah istrinya yang sangat dicintainya itu.

Lalu, pandangannya teralihkan pada perut besar Ester. Istrinya itu tengah hamil anak pertama mereka dan sekarang kandungan Ester sudah berusia 6 bulan.

"Kandunganmu baik-baik saja 'kan, sayang?"

"Iya."

"Kalau ada yang terasa aneh dan tidak nyaman, langsung katakan saja padaku karena aku tidak mau kamu dan baby kenapa-napa."

"Iya." Ester tersenyum senang. Di dalam hati merasa sangat beruntung mempunyai suami seperti Wilson. Tampan, mapan, perhatian, lembut, setia, dan sangat baik padanya.

Ester tiba-tiba menghentikan langkahnya, membuat Wilson juga ikut terhenti.

Pria itu menatap Ester heran. Hendak bertanya langsung tapi tertahan oleh ucapan Ester.

"Menunduk lah." Pinta Ester lembut.

Wilson mengerjap polos, kemudian menunduk seperti apa yang dikatakan Ester.

Ester tersenyum manis. Memegang kedua pipi Wilson dan mencium bibir suaminya sekilas. "Suamiku, aku sangat mencintaimu. Terima kasih atas semua hal yang pernah kamu lakukan untukku." 

Wilson tertegun. Merasa sangat bahagia atas pernyataan Ester. Sangat jarang baginya mendengar kata cinta terucap dari mulut Ester. "Aku juga sangat sangat mencintaimu, istriku." Lantas, pria itu pun menangkup wajah Ester dan mulai memagut bibir istrinya itu dengan lembut.

Ester tersenyum di dalam ciuman mereka dan berterimakasih pada Tuhan di dalam hati karena telah mempertemukannya dengan Wilson.

Ester tak pernah menyesali kehadiran Leon yang pernah menganggunya karena ia tahu bahwa tanpa Leon, dia tidak akan bertemu dengan Wilson. Pria terlembut dan paling penyayang yang pernah dia kenal.

-Tamat-

Author: firza532

Mysterious Killer✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang