Hari senin adalah hari yang melelahkan
Hari minggu adalah hari yang dinantikan
Kita berdua menjalin persahabatan
Sampai kapanpun tak akan terpisahkan-Agaraya-
Kring-kring.....
"Anak-anak pembelajaran di lanjut besok, sekian dari saya. Semangat untuk belajar," tutur di ruang kelas tersebut lalu menghilang di balik tembok.
"Baik Bu," balas serempak semua murid yang ada di kelas tersebut.
Sementara itu, murid yang ada di kelas tersebut berhamburan keluar dari kelas. Termasuk Raya dan Rain mereka berdua siap untuk pergi ke luar dari kelas.
Disisi lain Aga terpaksa pergi ke perpustakaan sendirian karena Rain sudah minta izin padanya buat hari ini Raya bersama gadis itu.
Aga juga ikut bahagia melihat Raya dari kejauhan, dirinya mengembangkan senyumnya saat bersama Rain, berbeda saat jalan bersama dirinya ketika ke perpustakaan gadis itu memanyunkan bibirnya, tatapannya datar seolah tak nyaman padanya.
Tidak apalah jikalau dirinya belum bisa membuat gadis itu tersenyum, cukup melihat gadis itu senyum sudah menjadi obat baginya.
Bagi Aga menjadi sahabat Raya selama sebulan itu sudah lebih dari cukup dan dia berjanji akan memanfaatkannya dengan sahabat baik tanpa terkecuali.
Padahal dirinya sudah berusaha sekuat tenaga untuk membuat Raya nyaman. Mungkin masih ada sedikit rasa kebencian di lubuk gadis itu.
"Ray, udah dibales Bintang," tutur Rain dengan suara bersemangat.
"Mana?" tanyanya mendekat badannya ke arah Rain. Gadis itu memperlihatkan chatnya.
08945xxxxxxxxx : Hm
Raya menelan savilanya sebisa mungkin.
'Bisa-bisanya Ren, elo bahagia cuman dibalas "Hm" aja' batinnya terheran mendengar ucapan sahabatnya.
Rain pun langsung mengetikkan kalimat untuk membalas chat dari Bintang.
Rain : Terima kasih Bintang
Gadis itu memasukkan Hpnya ke dalam roknya lalu berjalan ke suatu tempat.
Mereka berdua kini duduk bersebelahan disebuah taman belakang kantin sekolah. Sengaja Rain untuk mendapatkan suasana yang sepi dan nyaman.
"Ehm." Rain berdeham untuk segera mungkin mengawali percakapan.
"Iya, mulai aja, Ren," balas Raya menunggu apa yang nanti diceritakan oleh sahabatnya.
"Sebenarnya gue ...." Rain menjeda ucapannya.
"Gue apa Ren?" tanya Raya dengan ekspresi penasaran.
Rain justru malah menunduk dan memainkan kedua tangannya.
"Ren, jadi ga? Kalau ga gue pergi aja." Raya mulai tidak sabaran sebab untuk penasaran banget malah Rain mengulur-ulur waktu saja bikin wajahnya sedikit kesal.
Gadis untuk mengangkat dagunya dan bersiap untuk mengutarakan sesuatu. "Gue suka sama Aga." Pipi Rain memerah seperti kepiting rebus karena malu mengutarakannya kepada sahabatnya itu.
Raya hanya melongo tak bisa berekspresi seperti. Intinya dirinya saat ini kaget dan tidak menyangka ini yang akan utarakan oleh Rain.
Rain diam seribu bahasa setelah mengatakan sejujurnya tentang perasaannya kepada Aga. Biarlah sahabatnya itu menjadi orang yang pertama kali mengenai hal ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agaraya [END]
Teen Fiction"𝙺𝚒𝚝𝚊 𝚊𝚍𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚜𝚎𝚙𝚊𝚜𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚗𝚜𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚞𝚔𝚒𝚛 𝚕𝚞𝚔𝚊 𝚍𝚒 𝚊𝚝𝚊𝚜 𝚍𝚞𝚔𝚊." ㅡ𝙰𝚐𝚊𝚜𝚊 𝙷𝚊𝚛𝚢𝚖𝚞𝚛𝚝𝚒ㅡ Aga dan Raya tidak salah hanya ingin saling menjaga justru berujung kesalahfahaman karena yang salah adala...