Happy reading
•••
Keramaian kota tak menghentikan tempat-tempat 'berdosa'. Sebut saja sebagai tempat pembuangan masalah.
Kenapa?
Hanya dengan sebotol wine, di temani wanita atau pria nakal, mungkin kamu akan melupakan masalah hidupmu sejenak, MUNGKIN. Tapi percayalah, sungguh itu hanya akan memperburuk suasana di waktu yang datang.
Di tengah-tengah gemerlap lampu disko, hampir seluruhnya terlena akan musik yang mengguncang, seolah mengalir dan menciptakan desakan pada tubuh untuk larut dalam tiap ritmenya.
Zen, lelaki dengan gaya maskulinnya yang juga terlarut dan menikmati suasana. Beberapa orang bertanya-tanya dan mencoba menebak alasan dibalik kehadirannya. Tapi yang pasti salah satunya untuk mencari target, entah itu wanita seksi dengan tubuh yang siap ia jajahi, ataupun pria bodoh yang bisa ia peralat..
"Zen, mami ada aset baru. Berminat mencoba?"
Seorang wanita berumur 30 tahunan berdiri disampingnya dengan dandanan yang cukup menor menghampiri Zen.
"Masih mulus?" Zen.
"Masih. Dia perempuan, di jual oleh ayah nya dengan alasan ingin mendapat uang demi membayar hutang."
"Cih, hanya karena hutang akan ada berlian yang jatuh ke dalam kubangan lumpur yang kotor," ketus Zen
"Aihh, mau atau tidak sebelum ku tawarkan kepada orang lain?"
"Tidak. Hari ini aku akan mencari kelinci manis." Zen.
Mendengar reaksi Zen, wanita itu pergi dan kembali sibuk dengan menawarkan 'wanita-nya', ia adalah gremo yang menjual para wanita malang yang bernasib buruk kepada para pria hidung belang.
Belum lama setelah kepergian gremo itu, Zen teralihkan pada pria yang terduduk di sampingnya dengan bau alkohol yang menyengat
"Salam kenal, Arga." Pria itu mengulurkan tangannya yang tentu saja disambut baik oleh Zen.
"Gidozen, panggil aja Zen". Zen yang dasarnya irit bicara mau tak mau harus menanggapi dengan alasan 'menambah teman'.
"Gimana? sudah dapat?" Arga"Apa??" Zen menatap Arga bingung
"Mau ku bantu mencari kelinci manis?" tawar Arga.
Keduanya diam sambil bertukar pandang, tersenyum seolah tau isi pikiran masing-masing. Saat mereka larut dengan pikirannya, seseorang menghampiri mereka, membuyarkan aksi saling pandang keduanya.
"Arga, cekIn duluan ya."
"Eh bentar kenalan dulu sama Zen". Arga menghentikan langkah orang itu untuk sekedar memperkenalkan teman barunya
KAMU SEDANG MEMBACA
MR.GIDOZEN [M] [END]✓
AléatoireSuatu hubungan akan selalu pasang surut pada waktu nya, dan takdir yang menentukan hasil akhirnya. Gidozen, sebut saja zen si biseksual yang terjebak di tengah-tengah salah dan dosa, mencoba lari namun terjerebak kedalam asmara yang aneh. akankah ze...