____W O N D E R W A L L____
Tamparan tubuh pada lantai kamar terdengar nyaring. Ini sudah jadi kebiasaan bagi y/n. Di tendang, ditabrak, dihantam, dihunuskan dan lain hal, seakan tak pernah luput dari kesehariannya.
Efek mengantuk semalam, Rindou dan y/n sempat tidur seranjang. Dan berakhir dengan sang istri tertidur dipangkuan sang suami. Romantis sekali. Cuma y/n yang berpendapat begitu. Sementara menurut Rindou, ini adalah kesalahan besar dan teramat fatal. Bisa-bisa y/n akan semakin berulah bilamana peristiwa semacam itu terulang lagi.
"Kau melanggar janji!! Bukankah kita sudah sepakat, kalau tidak ada yang namanya tidur seranjang??!!!" Sembur Rindou penuh emosi.
Bangun cepat, lalu mengusap bekas hantaman di keningnya, y/n berujar, "Aku ketiduran. Salahmu juga karena tak membangunkanku!!"
"Harusnya kau cukup tau diri!!"
"Aku sudah tau diri. Kemarin kau sendiri yang memberi celah!! Aku kan hanya minum, lalu tertidur di pangkuanmu. Tak ada yang berniat tidur seranjang!!" Sanggah y/n cepat.
Bangun sambil bertelanjang dada, telunjuk Rindou terarah tepat ke wajah y/n, "Ingat ini!! Jika sampai kejadian semalam terulang lagi, jangan harap darahku akan membasahi tenggorokanmu!! Hingga kau mati kelaparan!! Jujur saja aku lebih mengharapkan itu terjadi padamu!!"
"Kenapa tidak kau lakukan saja dari kemarin-kemarin?!!"
"Tcih!! Setidaknya berterimakasih lah kau, karena masih kuizinkan meminum darahku!! Benar-benar tak tau diri!! Jika ingin mati, jangan pernah datang menemuiku lagi!!" Kata teramat menusuk seolah menghempas begitu jauh perasaannya.
Melihat Rindou pergi cepat dari ruangan, menimbulkan sedikit kekecewaan di hati y/n.
'Ini hanya konflik kecil, dan tak akan berujung pada perpisahan.' soraknya dalam kalbu.
Pertengkaran kerap tercipta di antara mereka berdua hampir tiap hari. Ini bukan pertama kalinya y/n dikatai dan dihardik oleh Rindou. Memaksa hati untuk selalu terbiasa serta terlatih tabah, harus y/n lakukan. Dia tau, pernikahan yang terkesan konyol ini, rasanya wajar bila kerap disapa konflik.
Mendatangi Rindou di ruangan seberang, y/n menarik kecil lengan putih suaminya, beberapa kata keluar bervolume pelan, "Aku minta maaf karena melanggar janjinya. Itu tidak akan terulang lagi."
Di sini bukan perkara siapa salah dan siapa benar, melainkan siapakah di antara mereka yang mau mengucap maaf. Permasalahan biasanya akan berakhir jikalau ada sisi yang mau mengalah lebih dulu. Dan y/n siap melakukan itu. Selain demi kelangsungan hidup, berkonflik dengan Rindou juga bukan tindakan bagus.
Rindou ibaratkan akar pohon dalam nyawa y/n. Pohon tanpa akar sudah jelas berujung kematian. Meski tanpa air, setidaknya bila ada akarnya, pokok kayu masih dapat bertahan hidup. Walau pada akhirnya akan, gugur.
Melirik istrinya tanpa memberikan respon, Rindou tetap fokus pada layar laptop.
Bibir bergerak lagi, "Aku akan pulang ke rumah sekarang. Kapan kau akan kembali ke rumah? Nanti aku masakkan makanan." Ujar y/n lemah.
"Tidak perlu!! Pergi lah. Urusanmu di sini sudah selesai." Cecar sang suami.
Sosok gadis berambut terang melangkah keluar dari ruangan. Selalu melawan diiringi menyemangati diri, agar puan yang sering di sebut abnormal ini, tak membenci suaminya sendiri.
Di ujung pintu, sudut mata menangkap sesuatu dalam tong sampah warna hitam di salah satu ujung ruang.
Tersenyum getir y/n berkata teramat pelan, "Apakah masakanku tidak enak sampai-sampai Rindou membuangnya?"
Berbalik badan sekejab, dia melirik Rindou.
"Rin ... Apa bekal yang aku buat kemarin enak?" Tanyanya.
"Lumayan."
Terkekeh kecil penuh keterpaksaan, y/n mengantupkan rapat-rapat bibir kecilnya. Rindou berbohong. Masakannya pasti tak sedap hingga harus berakhir di benda kotor itu.
"Nanti kubuatkan yang lebih enak. Jadi cepat pulang, oke?!! Aku akan menunggumu di rumah." Sahutnya mengukir senyum simpul lalu berjalan meninggalkan ruang kerja Rindou.
•
•
•
•
Maaf pendek ya ... Lagi malas ngetik tapi pengen cepat dipublish soalnya🙂🙆 kebiasaan akutuh🙎
TBC
☆ ☞ ⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
WonderwaLL || Rindou Haitani x Readers
FanficRindou tidak pernah menyangka akan bertemu dengan gadis itu dalam hidupnya. Tingkah yang aneh namun tampak lugu. Di usianya yang sudah menginjak 25 tahun, dia harus menjadi sosok suami bagi sang gadis misterius, yang datang entah dari mana dengan s...