korek api

5 0 0
                                    

Tanggal 29 September, pukul 22.14. akan kuceritakan masa lalu masa lalu kelam yang pernah kualami selama 13 tahun hidup.

Saat masih kelas 3 SD, aku terlambat bangun, seharusnya aku bangun lebih pagi saat itu, karena, hari itu adalah hari Senin, yang dimana seluruh murid harus melakukan upacara dipagi hari. Namun aku telat. Ibuku membangunkan ku dengan suaranya yang kencang, telinga ku sakit.

“kak, ayo bangun!” kata ibuku
“sabar ma sabar, aku lagi berdoa ini” kataku.
“cepat bangun, ini hari Senin, mama harus cepat bekerja, kamu harus sekolah, ayo cepat!!” kata ibuku
“kamu ini anak apaan sih, disuruh bangun aja susahnya minta ampun, kamu kaya orang mati tau ga?!” dengan suaranya yang besar dan berat, bapakku teriak dengan suaranya yang besar, sehingga aku takut untuk melakukan apapun.

Aku bangun. Aku mandi, lalu bersiap untuk sekolah,, ya tentu saja memakai seragam lengkap, mengecek buku buku yg akan dibawa dan segala macamnya.

Biasanya, keluarga kami ini tiap pagi selalu berdoa. entah kemanapun perginya, jam berapapun perginya, kami tetap berdoa.
Diruang tamu kami berkumpul. Ada nenekku, bapakku, dan juga ibuku.
sebelum kami beroda, aku ingin coba menjelaskan apa yang terjadi semalam sehingga aku bisa telat bangun kaya gini.

“pa, tadi malem itu aku..”

belum selesai berbicara, bapakku langsung membentakku.

“kamu ini hp terus, lama lama bapak banting ya hp kamu. tidur sampe pagi gara gara hp. anak apaan sih kamu?” katanya.

bukan. bukan itu yang kulakukan tadi malam. tadi malam aku menangis. karena, teman temanku membully ku secara online. mereka semua mengajakku untuk berkelahi besok pagi sebelum upacara. aku takut.
aku takut, kalau aku berkelahi di sekolah, pihak sekolah memberitahukan ke orang tua ku...aku bisa mati saat itu juga.

tidak mengada-ada, orang tua ku ini sangat keras. mereka bisa saja memukulku sepuasnya.

dan setelah bapak berbicara seperti itu di ruang tamu pagi pagi, saat aku ingin menjelaskan kembali apa yang terjadi..bapak marah. padahal, aku hanya ingin menjelaskan kalau sebenarnya aku ini nggak main hp sampai pagi, aku engga macam macam didalam kamar.

tapi bapak tetaplah bapak. amarah tetap meluap, sampai pada akhirnya saat aku baru membuka sedikit mulutku...

















bapak membakar mulutku dengan api.


iya, api yang berasal dari korek yang biasanya ia pakai untuk merokok.

aku kaget. rasa panas masih terasa betul di permukaan mulutku. bapak, benar benar membakar mulut anaknya sendiri.

setelah itu, aku hanya bisa menahan air mataku yang ingin lepas bebas, kami berdoa agar kami selamat sampai tujuan kami masing masing.
Setelah berdoa, kami berangkat. Aku masih tidak mau berbicara sepatah kata pun, karna aku masih kaget. Bapak melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, sampai pada akhirnya, kami sampai disekolah.

hari itu aku tidak berpamitan kepada orang tuaku. aku masih sangat syok akan apa yang terjadi di rumah tadi. aku buru buru menyalami guru guru yang sudah menyambutku di depan pintu, lalu..aku berlari cepat ke lab IPA sekolah.

disitu, aku menangis.

aku benar benar merasa bahwa aku ini nggak layak hidup. aku bingung harus kemana. orang tuaku membenciku, tak ada yang mau berteman denganku saat itu.
Saat itu aku hanya punya..

diriku sendiri.

dan aku pikir aku ga bisa bangkit dari keadaan yang membuat aku berpikir untuk mengakhiri hidupku sendiri. tetapi sampai saat ini, aku masih hidup. Walau masih dalam kondisi yang sama.

aku di kelas 3 SD kemarin masih sama dengan aku di kelas 8 SMP ini. Kami masih sama sama berjuang, berjuang melawan kejamnya dunia.

masa kecilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang