-Flashback on-
"Saaakkii!" Sasuke berlari kearahnya dan langsung memeluknya. Sontak seluruh karyawan teman kantor Sakura melihatnya tanpa berkedip, seorang Sakura yang mereka kenal kekanak-kanakan dan super duper manja dipeluk lelaki yang sangat tampan.
"Sasu, sesak ih!" Sakura mendorong tubuh Sasuke.
"Maaf-maaf.." Ucap Sasuke menepuk pundak Sakura.
"Memang ada apa sih, girang banget?"
Sasuke kembali tersenyum lebar lalu menggenggam erat kedua tangan Sakura.
Sakura diam seketika menikmati irama jantungnya yang berdegup kencang, seumur hidup berteman dengan Sasuke, jarang-jarang sahabatnya itu mengeluarkan senyum lebar seperti ini.
Mau kalian selucu apapun Sasuke bakal tetep diam. Jangankan untuk tertawa, untuk ngomong aja Sasuke itu sangat susah membuka mulutnya. Dan yang lebih parahnya lagi, untuk membalas chat seseorang, Sasuke itu sangat singkat padat jelas, bahkan bisa hanya menggunakan satu huruf saja.
"Aku sekarang udah jadi dokter beneran." Ucapnya dengan senyuman merekah.
"Hah! Serius?"
Sasuke mengangguk semangat.
Seketika Sakura memeluknya erat "Selamat Sasuuu.." Ucap Sakura dalam dekapannya.
Sasuke melepas pelukan mereka dan tersenyum menatap Sakura "Nanti malam kau yang menginap di rumahku ya, Mami buat perayaan kecil."
Sakura mengangguk semangat, senyumnya bahkan tambah mengembang. Sasuke membalas senyuman itu sambil mengacak-acak rambut Sakura.
"Kalau gitu aku pulang, bye."
Sakura membalas lambaian tangan Sasuke, "Bye."
Kalau kalian bertanya mengapa Sasuke bisa seenaknya masuk dan teriak-teriak di kantor ini. Jawabannya adalah karena kantor tempat Sakura bekerja ini milik Papinya -Uchiha Fugaku.
"Hmm, katanya sahabat tapi kok mesra banget sih?" Goda Tenten dan dikompor dengan karyawan lainnya yang ikut menyoraki Sakura.
"Kalian apaan sih." Sakura mengelak berusaha menutupi rasa malunya.
"Sakura.." Tenten menarik kursinya agar lebih dekat dengan meja Sakura, dia menatapnya serius. "Serius kalian hanya sahabatan doang?"
"He'em" Jawab Sakura tanpa mengalihkan pandangannya dari layar komputer.
"Gak ada rasa-rasa apa gitu?"
"Rasa apaan sih, rasa anggur gitu maksud nya?" Jawab Sakura asal.
"Ish, kau bilang kalian kan sahabatan dari dalam kandungan. Serius hubungan kalian dari dulu cuma di situ-situ aja gak ada peningkatan sama sekali?"
Sakura menghentikan aktivitas jari-jarinya diatas papan keyboard. Tidak ada peningkatan? Tenten benar juga. Sakura mengangkat bahunya acuh lalu kembali melanjutkan aktivitasnya.
"Sakura," Tenten memegang bahunya, "Kau tidak pernah menyukai Sasuke?"
Sakura terdiam, munafik jika dia tidak menyukai pesona seorang Uchiha Sasuke. Tampan rupawan, rajin berdoa, punya otak yang brilian, seorang Dokter, anak orang kaya, berasal dari klan keluarga yang sangat dihormati dan disegani, kepribadiannya sangat baik, dan sangat menghormati wanita. Intinya dia itu 99% sempurna.
"Tidak, sahabatan ya sahabatan saja. Lagipula menurutku sahabat adalah tingkat yang paling tinggi dari sebuah pertemanan, jadi apa lagi yang perlu di tingkatkan." Jawab Sakura santai.
"Ya kau benar, berarti nanti ada saatnya kalian akan berpisah. Kau sibuk dengan pasanganmu dan Sasuke sibuk juga dengan pasangannya. Tidak mungkin kan kalian tetap sedekat tadi jika kalian sudah punya pasangan masing-masing?" Pancing Tenten lagi.
"Ya__
Baru saja Sakura hendak menyanggah tapi jam sudah menunjukkan waktu makan siang, semua karyawan pun segera menghentikan aktivitasnya dan berhamburan pergi menuju kantin.Sakura masih tetap dimeja kerjanya, tak beranjak sedikitpun. Tenten Lagi-lagi benar, tidak mungkin selamanya mereka akan seperti ini. Cepat atau lambat mereka akan menemukan pasangan mereka masing-masing dan Sakura tidak bisa menerima kenyataan itu.
Andai saja Sasuke bukan sahabatnya, pasti Sakura berani untuk menyatakan perasaannya. Tapi posisinya saat ini tidak memungkinkan, jika dia menyatakan perasaan sialan itu maka persahabatan mereka yang menjadi taruhannya.
Antara hubungan mereka berlanjut ke jenjang yang lebih tinggi atau persahabatan mereka justru yang akan berakhir. Sakura tidak berani mengambil risiko itu. Diaa terlalu takut untuk mencobanya.
"Argh.. Kenapa aku bisa terbawa perasaan!?" Kesal Sakura dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
FriendZone (SasuSaku Version) *END*
Fiksi PenggemarCinta pertama atau persahabatan yang telah lama?