Prolog

42 4 7
                                    

Haii, ini cerita pertama aku agak dag dig dug serrr waktu mencet publish, semoga kalian suka.

Jangan lupa follow aku, happy reading.

. . .

"Ra, kalo gue pergi lo ikhlas?".

"Lho emang raja mau kemana?".

"Gatau si, kayak nya jauh".

"Jangan jauh jauh ya, sebentar aja kalo mau pergi nara takut kehilangan pundak nara". Ucapnya sambil bersandar di pundak kokoh raja.

"Insyaallah"

Tangan nya mengelus rambut hitam lebat milik anara, hubungan mereka memang belum jelas tapi mereka menyiapkan pundak satu sama lain untuk membiarkan nya bersandar dan melepas lelah menghadapi dunia yang keras.

. . .

"Bun ini sakit raja ga kuat". Lirih raja pada bunda nya yang berdiri diambang pintu.

Perlahan tapi pasti semua rasanya menghilang dari tubuh raja, rasa sakit seakan akan hilang, detak jantung nya hampir berhenti, raga nya mulai hilang, raja lemas seluruh tubuhnya seperti tidak merespon hanya bertopang pada tangan ayah nya dengan kuat.

"Yah liat kesana." Senyuman indah terukir di bibir raja.

"Iya, ada apa hm?".

"Raja liat bunda yah, disana di depan pintu raja mau ketemu bunda, tuntun raja yah".

. . .

Pukul 05.00 jadi hal yang ga pernah bisa anara terima, takdir seakan akan membenci anara untuk melihat nya bahagia.

Praja Abhinanda, pada tanggal 22 September 2021, pukul 05.00 di tulungagung hospital bandung central, di fonis memiliki penyakit kanker paru - paru yang tidak bisa diselamatkan.

Semuanya berdiri menghadap gundukan tanah yang di taburi bunga, yang di hadiri tangisan kehilangan, dalam pelukan asha anara terdiam rasanya semua seperti mimpi.

. . .

"Kita telalu ga mungkin untuk bisa bersama ka"

"Tapi kamu tokoh utama nya"

"Dan kaka sebatas figuran, hanya melengkapi cerita kehidupan aku bukan untuk membentuk hubungan yang berbeda"

"Apa yang beda"

"Iman kita"

Jangan lupa vote ya , to be continue.

PradiptaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang