13

16 1 0
                                    

Keesokan harinya, Dimas sedang menunggu seseorang di depan gerbang kompleks, Dimas terlihat sangat khawatir sampai dia tidak mengingat kalau dia harus kuliah.

"Apa gw samperin aja kali ya" ucap Dimas pada dirinya sendiri.

"Ok gw samperin aja, gw nggak bisa diam gini" sambung nya lalu segera pergi dari gerbang kompleks.

Dimas berlari dan tidak memperdulikan dengan jadwal kuliahnya, tanpa di sadari ternyata ada Jeslyn yang melihat Dimas berlari.

"Dia kenapa ya, apa terjadi sesuatu" ucap Jeslyn dalam hati saat melihat Dimas, Jeslyn terlihat masih memperhatikan Dimas dari kejauhan, hingga Jeslyn sadar sesuatu dan menyusul Dimas.

To kak Josh♡

Kak buruan balik, Jeslyn tungguin di rumah Setyawan, sekarang.

Setelah mengirimkan pesan, Jeslyn mengejar Dimas, dan benar ternyata Dimas berada di depan rumah Setyawan.

"Dimas, lo kenapa lari-lari gitu?" tanya Jeslyn, Dimas terlihat kaget bagaimana bisa Jeslyn masih di sini.

"Lo kenapa disini, bukannya lo harus kuliah?" tanya Dimas balik.

"Gw emang mau ke kampus, tapi pas liat lo lari-lari gw langsung ngikutin lo" jawab Jeslyn.

"Oh yah, bagaimana dengan Awan?" tanya Jeslyn lagi.

"Gw nggak tau, sepertinya Awan masih butuh waktu" jawab Dimas, tak lama kemudian Joshua dan yang lainnya datang, bahkan Alleta, satria, dan Michael juga ada.

"Bagaimana, apa sudah ada kabar Setyawan?" tanya Johandra.

"Belum kak, ini aja Awan masih belum keluar juga" jawab Jeslyn.

"Apa yang terjadi dengan Awan?" tanya Alleta. Lalu Dimas menceritakan semuanya dan itu membuat yang lain nya  terdiam dan merasa sangat khawatir dengan kondisi Setyawan.

"Terus kenapa kita cuma diam disini, harusnya kita samperin Awan dan ngeliat kondisinya saat ini" ucap Michael.

"Gimana caranya, liat pintunya aja tertutup rapat, bahkan seluruh jendelanya juga terkunci" balas Dimas yang mulai frustasi dengan keadaan Setyawan.

Semuanya terdiam dan tetap berada di depan rumah Setyawan, Dimas terlihat seperti akan menangis.

"Wan, lo kemana sih gw khawatir sama lo" ucap Dimas dalam hati.

"Gw tau lo khawatir, kita juga sama kek lo, kita semua juga khawatir, mulai sekarang kita harus bisa bantu satu sama lain" ucap Rava yang merangkul pundak Dimas.

"Tenang aja, kita juga bakalan bantu Setyawan bagaimana pun caranya" sambung Jeslyn yang ikut merangkul Dimas sembari memasang senyum manisnya yang mampu membuat Dimas sedikit lebih tenang.

Saat itu juga Mahendra keluar dari rumah nya dan memperhatikan mereka semua, Dimas pun segera berlari menuju ke hadapan Mahendra.

"Lo baik-baik aja kan, gimana keadaan mama dan Awan?" tanya Dimas yang memeluk Mahendra, saat itu juga isakan Mahendra terdengar. Lalu Mahendra membalas pelukan Dimas yang membuat Dimas ikut menangis.

"Gw benci papah bang, gw nggak suka cara papah ngelakuin mama kek gitu" ucap Mahendra.

"Gw tau, lo harus kuat ingat lo nggak sendiri, kita semua ada buat lo." balas Dimas yang masih memeluk Mahendra. Melihat itu mereka semua datang dan ikut memeluk Mahendra. Jeslyn dan Alleta jangan di tanya kedua nya sudah tidak tahan dengan air mata nya.

"SETYAWAN CHRISTIN KELUAR LO SEKARANG" teriak Alleta, mendengar itu membuat semuanya melihat kearah Alleta, bahkan Setyawan juga keluar, saat itu juga Alleta dan Jeslyn berlari dan memeluk Setyawan.

"Lo kenapa nggak cerita dari awal, siapa tau kami bisa bantu hiks hiks" ucap Jeslyn yang memeluk Setyawan dengan erat.

"Gw pertama kali ngeliat lu nangis kek gini, lu kek anak kecil tau nggak sih" ucap Setyawan yang memeluk mereka berdua disertai tawanya.

"Ya iyalah baru pertama liat, kan lo baru kenal gw beberapa hari." Jawab Jeslyn menimpali candaan Setyawan.

"Lah iya juga." Tawa lembut Setyawan mengalun merdu membuat Jeslyn dan Aletta ikut tertawa.

Bahkan di saat seperti ini Setyawan masih bisa tertawa selembut itu, hati dan jiwa nya sungguh kuat, dia benar-benar pria yang tangguh dia mampu mengubur rasa sakit nya hanya untuk melihat orang yang dia sayang tetap tertawa.

"Gw tau lo kuat, gw yakin lo bisa ngelewatin semuanya, kita semua siap buat lo, kapanpun itu" ucap Alleta yang masih memeluk Setyawan.

"Iya, kalau ada apa-apa lo harus cerita." ucap Jeslyn menimpali dengan pandangan seriusnya.

Semua yg melihat tingkah Jelsyn pun merasa gemas. Bahkan Aletta sudah mencubit gemas pipi chubby sahabatnya itu. Sedangkan Dimas terpana dengan tingkah menggemaskan Jeslyn.

"Ahh, udwahh Tata sakittt." ucap Jeslyn dengan mata berkaca-kaca yang membuat Aletta langsung melepaskan cubitannya.

"Ah sorry hehe, habis nya lu gemesin." Jawab Aletta sembari tertawa melihat ekspresi Jeslyn yang menggembungkan pipinya kesal.

Joshua segera berjalan menghampiri Jeslyn. Lalu Joshua mengelus pelan rambut adiknya itu menenangkan. Jeslyn segera memeluk kakak kesayangannya itu.

"Nah kan incest nya keluar lagi." Ucap Aletta sewot melihat keakraban Joshua dan Jeslyn.

"Kamu kan bisa peluk Satria juga, tuh orang nya disitu." Ucap Joshua kalem sembari menunjuk Satria.

"Biarin aja Tata iri, kak." Timpal Jeslyn.

"Ngeselin banget ya duo adik kakak ini." Ucap Aletta kesal yang langsung membuat yang lain nya tertawa. Jeslyn melepaskan pelukannya pada Joshua.

"Uluh-uluh Tata ku ini cemburu ya." ucap Jeslyn lalu memeluk Aletta yang langsung di balas Aletta.

"Lah kenapa jadi sesi berpelukan gini sih" canda Setyawan.

"Tau tuh, Jeslyn sih." Canda Aletta.

"Udah sana kalian berangkat kuliah, gw ntar nyusul deh." Ucap Setyawan.

"Gamau ah, udah terlanjur telat. Mending bolos sekalian." ucap Jeslyn enteng diangguki oleh yang lain.

"Yaudah ayo masuk, kalian gak mungkin panas-panasan disini 'kan?" Tawar Setyawan segera berlalu masuk ke dalam rumahnya.

Akhirnya mereka menghabiskan waktu bercanda tawa bersama di rumah Setyawan. Siang nya beberapa orang yang tak bisa ikut di pagi hari pun datang ke rumah Setyawan.

Wisnu yang baru datang pun segera berlalu mendekati Jeslyn, lalu Wisnu memeluk Jeslyn sembari mengelus rambutnya. Joshua menatap Wisnu tak suka, namun ia lebih memilih diam.

"Haha kak Josh cemburu, tadi Jeslyn peluk-pelukan sama dia eh sekarang peluk-pelukan sama Wisnu. Dasar sister complex." ucap Aletta tertawa melihat ekspresi Joshua tanpa mengetahui alasan sebenarnya.

Our Story : Love And Hope♡✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang