03. Jeno dan Jaemin [Pt. II]

292 42 14
                                    

Sider nanti gatelan terus-terusan
-Nano (Nana, Nono)

Sider nanti gatelan terus-terusan-Nano (Nana, Nono)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bunda sayang kalian, juga."
.
.

happy reading!

.
.

Stadion dimana pertandingan berlangsung terlihat sangat riuh dari segala kalangan sekolah menengah atas. Tim sorak-sorai, tim cheerleader, dan dukungan para penonton biasa juga mendukung jalannya pertandingan.

"Yo wasup, Bro!"

Terlihat tiga anak remaja menghampiri Jaemin dan kedua temannya yang sibuk menunggu di lobby. Barusan Mark yang menyapa dengan nada intonasi yang cukup kuat.

"Lama bener lo buaya Kanada! Pegel nih dengkul gue," celoteh Haechan.

Pandangan kumpulan itu menunduk karena Haechan sibuk berjongkok dengan tangan yang sibuk mengorek habis isi ponselnya sendiri.

"Sori sori, man. Lagian 'kan belom mulai si Jeno juga." Mark beralasan.

Ketiganya, -Jaemin, Haechan, dan Renjun, melotot bersamaan. "Heh, Setan! Sekolah elo udah tanding dari setengah jam yang lalu, kaga mau dukung lo?" Amarah Renjun meletup-letup. Sedangkan yang diajak bicara sibuk menggaruk tengkuk lehernya yang padahal tak gatal.

Tiga puluh menit, tau begitu Jaemin juga memilih ke kantin dahulu untuk membeli roti atau menu sarapan di kantin stadion. Ia belum sempat sarapan karena harus menjemput Haechan dan Renjun.

Kembaran Jeno itu membawa mobil yang biasanya selalu dibawa Jeno, tapi kali ini Jeno membawa motornya lebih pagi karena akan berangkat bersama-sama dengan anak klubnya.

"Lo mau masuk buat nonton sekolah elo kagak? Gue laper banget ini," tutur Jaemin.

"Dua," -Haechan

"Tiga," -Renjun

"Ya udah, kantin aja sekalian. Gue traktir," kedua alis Chenle sibuk naik turun, mengajak teman-temannya untuk menyetujui ajakannya.

"Dakjal emang, tapi karena lo baik, gue maapin." Haechan cengengesan, bocah itu memang selalu menyukai hal-hal yang tidak mengharuskan dirinya mengeluarkan uang.

Siapa yang nggak suka barang gratis? Ada, mungkin?

"Bisa aja lo, Ling." Cemooh Jisung dengan dengus jengkel pada akhirannya.

"Ling?"

Semua menatap bingung, bahkan Haechan sekalipun. Ling Ling? Hah? Gimana gimana?

"Keling."

Jisung yang menjawab langsung mengacir, menjauh dari jangkauan Haechan yang sibuk mengejarnya dengan mulut yang terus mengeluarkan sumpah serapah yang membuat banyak orang geleng-geleng kepala.

SEMPITERNAL : Raise A Lot Of HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang