7-NAYYARA 🌼

152 105 99
                                    

°°°°°

Assalamualaikum all.

Apa kabar? Semoga kalian baik-baik saja,

Jangan lupa untuk komen di setiap paragraf yah 😊

Happy reading ♥️

🌼🌼🌼

“PERHATIAN! SIAPAPUN YANG BELUM BAYAR UANG KHAS, TOLONG DIBAYAR!” Suara Nayyara yang begitu nyaring membuat beberapa siswa menatap horor kepada dirinya, apalagi saat ini terdapat penggaris panjang di tangannya.

“CIEEE YANG DAPAT BUNGA DARI AYANG. BURUAN LO BAYAR UANG KHAS! UDAH NUMPUK BANGET NIH KAYA DOSA-DOSA LO,” Sindir Nayyara saat melihat Sagara baru memasuki kelas.

Sagara melirik sekilas ke arah Nayyara lalu melanjutkan langkahnya tanpa memperdulikan ocehan yang keluar dari mulut Nayyara. Ia meletakkan bunga Daisy itu diatas mejanya. Sagara merasa aneh, kenapa seseorang yang memberikan nya bunga tidak menaruh bunga itu didalam lacinya lagi, kenapa harus di pos satpam? Aneh. Pikirnya.

“Ehhh ada Mas Agam. Bayar gak lo uang khas! Lo udah nunggak tiga minggu, setan.”

“Alasan apa lagi yang mau lo kasi, ha? Gue udah gak bisa di bohongi lagi, ye. Kalo lo gak mau bayar, dengan sangat terpaksa uang khas lo gue kasi naik 5 kali lipat,” ancam Nayyara.

Agam merogoh saku celananya, melihat Nayyara yang sedang memegangi penggaris besi membuat nyalinya menciut. “Nih, gue cuma ada dua puluh ribu.” Agam menyerahkan selembar uang dua puluh ribu ke pada Nayyara. Nayyara melihat uang yang Agam berikan menatap tidak percaya kepadanya. Yang benar saja, ini hanya baru menutupi bunga-bunga nya.

“Sisanya gue transfer. Beneran,” ucapnya cengengesan menampilkan deretan giginya yang tertata rapi kaya batu bata.

“Si paling transfer,” ledek Nayyara.

“SAGARA LO GAK  ADA NIATAN MAU BAYAR UANG KHAS?”

Sagara tersentak kaget mendengar teriakan dari Nayyara. Suara bukan sembarang suara. “Dari tadi lo teriak terus, ke orang Bugis.”

“EMANG GUE BUGIS. KENAPA LO, GAK SENANG?” tanya Nayyara nyolot.

Sagara bangkit dari tempat duduknya dan melangkahkan kakinya ke arah Nayyara. Ia menduduki bangku yang ada tepat di sebelah Nayyara. Heran? Tentu saja, Nayyara menatap heran ke arah Sagara. Apa yang terjadi pada bocah tengil yang ada disebelahnya itu. “Kenapa lo?” tanyanya.

“Kenapa emangnya? Gue kesini mau bayar uang khas,” ucapnya menyodorkan selembar uang biru kepada Nayyara. Tentu saja Nayyara mengambil uang itu dengan perasaan senang.

“Gue mau pindah tempat duduk,” katanya secara tiba-tiba.

Nayyara semakin dibuat bingung mendengarkan perkataan Sagara barusan. “Maksud lo?”

“Gue mau duduk disebelah lo,” jawab Sagara cepat.

“Mulai hari ini dan seterusnya, gue yang akan duduk di sebelah lo. Tempat ini hanya boleh gue dan lo yang tempati,” ucapnya bersungguh-sungguh menatap manik mata Nayyara lekat.

Nayyara tak kuasa menahan senyumnya. Bisa dipastikan bahwa saat ini dia tengah salah tingkah. Ia menggigit bibirnya untuk menahan rasa senang yang bergejolak di hatinya. Nayyara mengulur kan tangannya kearah jidat Sagara guna mengecek suhu tubuh cowok di sebelah nya itu. “Gak panas,” guman Nayyara yang masi bisa didengar oleh Sagara.

NAYYARA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang