HeeHoon

380 26 2
                                    

Ready?
.
.
.
.
.
Hehe.. Hallow? Masih ada orang ga ya? Gppa deh bismilah.
So lets go.


Pukul lima sore adalah waktu bagi sebagian orang pulang ke rumah nya masing masing. Tak terkecuali sang kepala rumah tangga yang nampak lelah dengan serangkaian kegiatan yang ada di kantor. Mulai dari mengurusi dokumen hingga memantau proyek baru yang akan di kerjakan. Semua nya membutuhkan perhatian lebih dan sangat menguras tenaga. Sifat nya yang selama ini tenang dan sabar tidak menjamin ia baik baik saja. Jauhhh sekali dalam hati nya ia adalah manusia biasa yang juga ingin lepas dari beban dunia. Tapi sekali lagi, seorang Heeseung Mahesa Adinata tidak serta merta meluapkan amarah nya begitu saja, ia bisa untuk sedikit lagi menarik nafas dan memendam amarah itu.

Ia berjalan masuk ke dalam rumah nya, Nampak dari jauh seorang anak laki laki berlari ke arah nya, ia menggengam secarik kertas yang berisikan coretan nilai angka yang nampak memuaskan untuk anak seusia tujuh tahun.

"Ayahhh...."

Tangan nya menarik celana bahan yang di gunakan sang ayah, ia terkekeh pelan seperti ingin menyampaikan sesuatu.

"Yah, ayah tau ga? Tadi Seungwon di sekolah--"

"Ya.. Ya.. Ya.. Nanti dulu ya. Ayah mau mandi dulu oke? Sekarang sana main dulu sama bunda." Heeseung merendah untuk kemudian mencium kening sang anak.

Sedangkan Seungwon sendiri agak nya merasa kecewa karena ayah nya tidak seantusias biasanya. Ia mundur guna memberi jalan ayah nya pergi ke kamar ayah dan bunda nya. Lalu diam diam ia memandangi kertas yang semula akan ia tunjukan pada ayah nya. Entah mengapa hati nya merasa sedih dengan respon yang ditunjukan oleh sang ayah. Ia hanya menunduk dan menggengam erat kertas itu.

"Hey... Ayah mau mandi bentar kok. Seungwon kesini dulu yuk? Bunda tadi bikin puding. Tau ga? Yang rasa leci kayak nya enak deh. Yuk??"

Mati matian seorang Sathya membujuk anak nya agar tidak merajuk. Dan itu sedikitnya berhasil. Entah apa yang terjadi di kantor tadi, tapi suaminya seperti sedang ada masalah. Dan itu bukan pertanda bagus.

"Tapi.. Nanti ayah turun kan?"

"Iya donk. Pasti."

Maka kehadiran sang ayah teralihkan untuk beberapa saat.

...


Entah mengapa, makan malam kali ini pun terasa canggung. Sunghoon beberapa kali melihat ke arah sang suami dan mendapati bahwa suami nya hanya terdiam dan melanjutkan makan malam tanpa suara. Sangat berbeda sekali dengan hari hari biasanya, dimana Heeseung akan berbagi cerita ataupun berusaha menggoda anak nya. Namun kali ini, sepatah kata pun tidak keluar dari mulut nya.

Seungwon yang melihat ayah nya tetap diam dari pulang kerja hanya tetap menunduk dan melanjutkan makan nya. Ia tidak berani jika sang ayah mulai mengeluarkan aura seperti ini. Seungwon selalu merasa takut, dalam hati juga bertanya tanya apakah ia melakukan kesalahan? Atau apakah nilai yang di dapatkan nya kurang memuaskan? Semua itu seolah salah nya karena membuat sang ayah hanya terdiam malam hari ini.

Sunghoon yang gemas setengah mati berusaha untuk memecah aura mencekam itu. Menurut nya segala sesuatu jika tidak pada tempat nya maka harus di bicarakan. Maka dengan hembusan nafas kasar ia membanting sumpit di samping mangkok dengan suara keras.

"Hahh!! Astaga.. Pasti sup nya malem ini ke asinan ya?"

Masih tidak ada respon, hanya Seungwon yang sesekali melihat bunda dan ayah nya.

Enhypen Family AU.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang