HAPPY NEW YEAR, EVERYONE 🎉🎉
ADUH AKU MINTA MAAF BANGET
TADINYA AKU MAU UP TADI MALAM KARENA PAS TAHUN BARU, EH AKU NYA MALAH KETIDURAN. JADI AKU SAY SORRY YA GUYS.SEBELUM MEMBACA
MOHON MAAF GUYS GANGGU WAKTUNYA DULU.
OK SEBELUMNYA AKU INGIN MEMINTA SAMA KALIAN BUAT MENGKOREKSI STORY INI. KALAU ADA TYPO ATAU APAPUN ITU KALIAN BISA TANDAI DAN KASIH TAU AKU MAU ITU LEWAT KOMEN ATAU CHAT PRIBADI. GIMANA KALIAN BISA GAK? KALAU GAK BISA IT'S OKEY, NO PROBLEM. TAPI KALAU BISA KOREKSI YA BIAR BISA AKU PERBAIKI...
OKE SEGITU AJA!
HAPPY READING
Keesokan paginya, seperti biasa Aluna bangun dari subuh, dan membuat sarapan. Bryan tidur di kamar twins. Ketiga orang beda generasi itu masih terlelap tidur dengan nyenyaknya. Aluna sudah beberapa kali membangunkan ketiganya, namun ketiga orang itu malah asik tidur. Aluna yang geram dan sudah mulai kehabisan kesabaran, akhirnya masuk ke dalam kamar twins. Karena hari kini sudah sangat siang.
Aluna menggelengkan kepalanya samar, ketika melihat bagaimana cara tidur Bryan dan Varo yang sama, keduanya tampak lucu dengan mulut sedikit terbuka.
Aluna mendekati Ara terlebih dahulu. "Ara, sayang bangun, yuk. Ini udah siang," ucap Aluna, membangunkan Ara.
"Ala macih ngantuk, Bundaaa," rengek Ara, menduselkan wajahnya ke perut Aluna.
"Ara, bangun dong.""Bental lagi, Bunda," gumam Ara.
Aluna hanya pasrah dan membiarkan Ara untuk tidur lagi. Lalu Aluna menggoyangkan lengan Bryan.
"Bryan, bangun!" titahnya.
Aluna mendengus kesal, karena Bryan hanya menggeliatkan badannya dan semakin memeluk Varo dengan erat bak sebuah bantal guling.
"Bryan bangun!" kesal Aluna, menarik lengan Bryan.
"Apa sih? Aku masih ngantuk tau," jawab Bryan, menyipitkan matanya.
"Bangun! Emang kamu gak punya kerjaan?" tanya Aluna dengan kesal.
"Ada. Emang ini jam berapa?" tanya Bryan mengucek matanya.
"Jam sembilan."
"Apa!?" pekik Bryan, membuat Varo bangun. Sedangkan Aluna hanya mendengus kesal.
"Ayah, kenapa?" tanya Varo pelan.
"Nggak papa, sayang," jawab Bryan, tersenyum pada Varo.
"Varo bangun yuk."
"Iya Bunda," jawab Varo, dan mengulurkan tangannya minta di gendong.
"Kenapa kamu gak bangunin aku?" tanya Bryan, sambil mengganggu tidur anak perempuan nya itu.
"Aku udah tiga kali bangunin kalian! Tapi kamu maupun anak-anak gak denger dan malah asik tidur!" jawab Aluna dengan kesal.
"Gitu ya," gumamnya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Hmm, sana ngapain masih disini." Usir Aluna kepada Bryan.
"Aku mau temenin anak-anak," jawab Bryan santai.
"Terserah."
Aluna segera membawa Varo ke kamar mandi untuk di mandikan. Setelah memandikan Varo, Aluna juga memandikan Ara yang sudah bangun berkat bantuan Bryan. Kini mereka berempat pun, sarapan pagi. Walaupun sudah lewat.
•••
Siang ini, Bryan mengajak kedua anak-anaknya untuk pergi jalan-jalan. Aluna tadinya tidak mau ikut, ia masih ada pekerjaan lain. Tapi dengan paksaan dan muka memelas kedua anaknya, mana bisa sih dia menolak keinginan kedua anaknya. Alhasil ia pun ikut jalan-jalan.
Kini mereka berempat tengah berada di pantai. Aluna sejak tadi hanya diam, dan hanya fokus memperhatikan kedua anaknya yang tengah asik bermain air dan membuat istana pasir.
Bryan datang dan duduk di samping Aluna, sambil membawa plastik yang berisi makanan dan minuman. Aluna tidak menyadari kedatangan Bryan.
"Eehemm!" deheman itu mampu membuat Aluna tersadar dari lamunannya. Lalu Ia menoleh ke asal suara.
"Mau minum?" tawar Bryan, namun Aluna hanya menggelengkan kepalanya.
"Kamu marah?" Tanya Bryan dengan gugup.
"Sangat!" jawab Aluna dengan dingin tanpa memandang Bryan.
"Maaf." Hanya kata maaflah yang bisa Bryan ucapkan.
Aluna memalingkan wajahnya ke arah lain. Intinya dirinya masih sangat canggung jika di dekat Bryan. Ada perasaan benci, marah, dan senang dalam diri Aluna. Dirinya pun bingung harus melakukan apa.
"Aluna," panggil Bryan.
"Eemm?"
Bryan memegang bahu Aluna. "Tatap aku," pintanya.
Aluna dengan mudahnya menatap lekat wajah Bryan.
"Boleh aku memeluk kamu?" Tanya Bryan. Tanpa menunggu persetujuan dari Aluna, Bryan langsung memeluk tubuh itu.
Aluna hanya bisa diam tidak menjawab ataupun membalas pelukan Bryan.
"Maafkan aku." Bisik Bryan dengan suara sangat pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALUNA [REVISI New Version] [TERBIT]
Ficción General[END] dan [LENGKAP] Sebelum membaca jangan lupa follow akun wattpadku. [Ehh tapi bagi yang ikhlas saja] Dan jangan lupa juga untuk di vote dan komen ya! [Tapi aku gak maksa kok] Mohon dukungannya untuk novel ini🙏 [Ambil yang baiknya buang yang buru...