Happy reading guys 🥰
.
.
.Seminggu berlalu, hidup Stella tampak happy-happy saja atau belum berkonflik? Stella dan Barra tinggal di apartemen Barra. Mereka berdua selalu di juluki pasangan 'beleng' atau lebih tepatnya 'bodoh' bukan asal menjuluki namun memang pasangan ini beleng-beleng sekali.
Barra yang bucin tingkat goblok dan Stella cuek tingkat bebek. Selalu saja ada pertengkaran diantara mereka, bahkan Arzan saja muak melihat kedua orang tuanya tak habis-habisnya berdebat.
"CK! Buna ama ayah debat ajah telus sampai Dola nda budet lagi! "Ketus Arzan menatap jengah mereka berdua.
Mereka berdua nyengir gaje. "Ayah kamu tuh! Ngeselin bnget nempel terus kek cicak!"ucapnya melirik sinis Barra.
"Kok aku sih? Salahin diri kamu kenapa selalu buat aku candu!"balas Barra tak mau kalah.
"Mulai lagi"gumam Arzan frustasi.
Sabar Arzan, mereka berdua halal kok buat dimutilasi🥰
"Lo! Lo yang bucin kenapa salahin gw?!"
"Habisnya apapun yang ada di diri Lo itu bikin gw candu, Lo arghhh susah gw deskripsikan"
"Dihh dikira gw nikotin apa bikin candu!"
"Lo bahkan lebih candu dari nikotin"ucap Barra menatap penuh cinta Stella.
Arzan yang sudah sangat jengah memilih meninggalkan dua mahkluk aneh itu yang sayangnya mereka adalah orang tuanya.
"Ihh gara-gara kamu! Anak aku pergikan!"ucap Stella menatap kesal Barra.
"Dih kok salah aku? Salah kamu lah, dan dia juga anak aku bukan anak kamu ajah!"
"Bodo!"
***
Lain halnya dengan Stella dan Barra, Gibran kini sedang melamun di kamarnya dan pikirannya terus tertuju dengan satu nama yaitu Allisya, Allisya, dan Allisya. Entahlah, rasa bersalah terus menghantui Gibran, banyak hal dalam benaknya sekarang.
"Al kamu di mana?"gumamnya lirih.
"Aku minta maaf udah nyakitin kamu, andai ajah aku ngak percaya sama Shinta pasti sekarang kamu masih ada di samping aku, selalu hibur aku dan beri warna baru dalam hidup aku tapi semua sirna karena salahku sendiri, aku pantas mendapatkan ini"
"Aku minta maaf, tolong balik lagi sama aku. Aku janji ngak akan nyakitin kamu"
Tanpa Gibran sadari ada yang menguping curahan hatinya eaaa. "Kamu di mana Al? kasian Gibran yang selalu di hantui rasa bersalah"gumam orang itu dan berlalu pergi.
Beda lagi orang satu ini yang mencintai seorang Stella dalam diam, tak beda jauh keadaannya sekarang dengan keadaan Gibran. Dia benci dalam suasana seperti ini, dia benci pada dirinya sendiri, bahkan belum sempat dia mengungkapkan isi hatinya namun orang yang dia cintai telah pergi entah kemana, hilang tanpa jejak dan tanpa meninggalkan pesan apapun.
"Kalau bukan karena Gibran, Allisya ngak akan pernah ninggalin gw, bahkan gw belum utarain isi hati gw, SIALAN!!!"gumam orang itu yang tak lain adalah Vito, yah selama ini Vito mencintai Stella tanpa di ketahui siapa pun bahkan sahabatnya, dia memendam perasaannya karena berharap Stella dan Gibran bisa hidup bahagia selamanya namun dugaannya salah Gibran malah melukai Allisyanya, andai dia tau dia bakal berjuang untuk mendapatkan hati Stella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stella Story [END]
General FictionRepost. Enjoy guys 💗. Ig, tiktok: @taxtr_ [VOMEN, FOLLOW, AND SHARE] ❥❥❥❥❥ Ini tentang Stella... Stella yang selalu dicaci maki, dibentak, ditendang, ditampar, bahkan dilecehkan. Jika di rumah Stella diperlakukan seperti...