Aoi menghempaskan tubuhnya dengan kasar di atas ranjang. Langit-langit kamar ditatap dengan seksama.
Benda pipih yang berada di kantungnya bergetar, ada tertera nama Athala di sana membuat Aoi buru-buru menggeser.
"Lo dimana?" tanya Athala setelah ia mengangkat panggilan.
"Rumah."
"Ke rumah yok, nyokap ngajak lo buka bareng."
Aoi mengerutkan kening, "Yang mau liat gue ke sana nyokap atau lo?"
"Gue sih sebenarnya," canda Athala diakhiri kekehannya.
"Males ah digantung terus." Aoi balas mencandai.
"Oooh ngode nih minta diresmiin?"
Entah Aoi yang terlalu baperan atau Athala yang terdengar tak ada becandanya yang pasti hal itu membuat Aoi menjadi salah tingkah. Ia menggigit kukunya, merubah posisi menjadi bersandar di kepala ranjang.
"Mau ditembak kayak gimana?"
"Bodoh! Mana ada orang nanya begitu, dasar," gerutu Aoi.
"Ada, ini gue nanyain lo mau diresmiin kayak gimana?"
"Gila lo, nggak waras! Gue kan cuma bercanda."
"Tapi gue maunya serius gimana dong?"
"Jangan nyatain kalau lo belum selesai sama lalu." Aoi jadi kesal sendiri.
Terdengar tawa Athala di sebrang sana, "Masih ngeraguin gue, hmm?"
"Apa sih, kenapa jadi ngelantur kemana-mana."
Jeda. Karena mereka memilih diam tak ada yang bersuara.
"Yi?" panggil Athala setelah mereka cukup lama terdiam.
"Hmm?" jawab Aoi dengan perasaan tak enak, takut Athala marah karena tersinggung dengan perkataannya tadi.
"Sebenarnya perasaan lo ke gue itu kayak gimana sih?"
Aoi memejamkan mata, ia menjauhkan hape dari, mengatur nafasnya perlahan. Sialan Athala, berani-beraninya membuat perasaan Aoi seperti ini.
"Lo masih di sana kan?"
Aoi berdehem, "Suka."
"Suka bukan berarti cinta kan?"
Lagi, Aoi semakin menggigit bibir bawahnya. Ingin menjawab cinta tapi tak mau terlihat rendahan di mata Athala, jangan sampai ia terdengar menyatakan perasaan terlebih dahulu.
"I-iya."
"Iya apanya? Iya cintanya atau iya nggak cinta?"
"M-maunya kayak gimana?" sialan Aoi jadi semakin bingung harus bersikap seperti apa.
"Lo nggak perlu takut buat ngomong, gue cuma mau lo jujur sekali lagi soal perasaan lo. Kalau gue udah jelas karena gue cinta sama lo, tapi lo?"
"Aoi," panggil Athala ketika tak lagi mendengar suara Aoi disebrang sana.
"Kenapa?"
"Perasaan lo sama gue nggak berubah kan sejak yang terakhir?"
"Nggak ada yang pernah berubah, sejak terakhir kali gue bilang semuanya tetap sama. Perasaan gue ke lo nggak pernah berkurang sedikit pun." Aoi berkata setelah mengambil satu tarikan nafas.
Di tempat sana Athala tersenyum kesenangan. Perasaannya berbunga-bunga mendengar jawaban cewek di sebrang sana.
"Menurut lo kalau cewek confes duluan keliatan murahan gak?" Aoi bertanya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALA [SGS#2]
Fiksi RemajaSegal series 2 Kita dilahirkan berbeda untuk bisa saling menyempurnakan.