⊱┊18 the big lie

54 15 10
                                    

▮▮▮▮▮▮▮▯▯▯

𝘭𝘰𝘢𝘥𝘪𝘯𝘨...

Sekecil apapun kau berbohong, itu tetaplah sebuah kebohongan.

•The Big Lie•

"apa lagi yang lu sembunyiin dari semuanya?"

Dira menatap Beomgyu yang sedang menatapnya dengan tatapan yang sama, sendu. Ini yang Dira tidak inginkan, membuat orang lain terluka tanpa sengaja hanya karena dirinya.

"mau lu simpen selama apapun, semuanya bakal terungkap Dir. Kenapa harus ulur waktu?"

"ini semua salah gue."

"lu inget pas gue bilang mobil gue ditabrak?" Beomgyu mengangguk, "cuma ada Ibu sama Dara di dalem, gue sama Ayah masih ada di taman seberang jalan."

"Dara mau ambil bolanya di dalem mobil tanpa kasih tau siapa siapa. Awalnya gak ada yang sadar, sampai ada suara klakson truk yang gak bisa berhenti."

"Dara gak sadar, dia malah masuk ke dalem mobil. Ibu yang liat itu langsung lari ke dalem mobil juga buat nyelamatin Dara, tapi mereka..."

Dira menunduk, tubuhnya bergetar kala mengingat kejadian terburuk yang pernah ada di hidupnya. Dia kehilangan Ibunya dan hampir kehilangan adiknya, namun dia malah tidak bisa berbuat apa apa karena kanker yang dia punya.

"jangan dilanjut kal-"

"d-di rumah, Ayah datengin gue sama Dara dengan raut muka yang marah. D-Dara takut, dia takut... Dara takut Ayah marah sama dia gara gara Ibu udah gak ada."

Mata Dira memerah dengan air mata yang sudah hampir keluar dari matanya. Pengelihatannya memburam karena air mata yang sudah menumpuk, bersiap untuk keluar.

"Ayah tanya... Siapa yang harus dikasih hukuman karena kejadian itu. Gue yang nolak buat donor darah gue atau Dara yang pergi ke mobil sendirian."

"Dara pegang tangan gue erat, tangannya dingin. Gue tau dia takut, gue tau dia masih sakit, g-gue tau gue sebagai Kakaknya harus terima akibat apapun kalau Dara ngelakuin hal buruk."

"d-dan akhirnya gue bohong... Hiks... G-gue ucapin hal yang gak seharusnya gue ucapin, dan malah ngerubah hidup gue seutuhnya."

Dira mulai terisak, meremas kasur rumah sakitnya kuat, menyalurkan rasa sakit dan sesak di dadanya.

"g-gue bilang kalau gue yang suruh Dara ke mobil sendirian, g-gue yang harus terima hukumannya bukan Dara..."

Mata Beomgyu membola, memang hanya sebuah kalimat, namun itu adalah sebuah kebohongan besar yang sangat beresiko.

"gue gak nyangka hari itu juga gue hampir mati di tangan Ayah gue." Dira tersenyum miris.

"tapi kenapa lu malah nyakitin Dar-"

"GUE GAK NYAKITIN DIA BEOMGYU!"

Beomgyu tersentak, mengapa emosi Dira bisa berubah begitu cepat?

"DIA SELALU NGANDELIN ORANG LAIN GYU! GUE GITU KE DIA BIAR DIA BISA BERDIRI SENDIRI! APA GUE SALAH?!"

"MENURUT LU KENAPA GUE SUKA NYAKITIN DIA?! GUE GAK BISA NGENDALIIN EMOSI GUE GYU! OTAK GUE CUMA BISA BILANG LAMPIASIN! GUE JUGA GAK MAU NYAKITIN DARA!"

"DARA BISA NGELAMPIASIN EMOSINYA KE SIAPAPUN! MENURUT LU GUE BISA KAYAK GITU?! GAK GYU! GAK!"

"GUE CAPEK NYAKITIN DIRI GUE SENDIRI!"

Prang

Gelas yang ada di meja dilempar hingga pecah, nafas Dira memburu, memukul mukul dadanya sendiri.

Your Smile - Beomgyu [TXT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang