Chap 5

39.6K 1.5K 105
                                    

Yeonjun nyengir.

Woojin dan Jinyoung senyum canggung.

Jisung natap bingung.

Sedang tuan rumah -Jaemin- menatap datar ketiga sahabatnya bergantian dengan ekspresi yang bisa di bilang menyeramkan.

Mereka berempat sedang berkumpul di meja makan sekarang. Dan alasan kenapa Jaemin menatap datar ketiga sahabatnya adalah ayam goreng yang di masaknya tadi kini hanya tinggal satu padahal Jaemin memasak banyak tadi.

Dan si pelaku hanya tersenyum lebar dan tidak merasa bersalah. Jaemin bukannya pelit hanya saja mempunyai sahabat modelan dugong terkadang membuatnya mengelus dada. Dan sekarang ayam goreng yang sisa satu itu di berikan pada Jisung.

"Adek manis harus makan yang banyak agar montok" ucap Yeonjun pada Jisung dan mengabaikan tatapan membunuh Jaemin.

Jaemin menghembuskan napasnya kasar. Woojin dan Jinyoung saling berpandangan, sebenarnya keduanya sudah terbiasa dengan Jaemin dan Yeonjun yang seringkali tidak akur.

"Kalau kak Jaemin mau, ayam gorengnya untuk kak Jaemin saja" ucap Jisung.

"Tidak usah dek, kakak bisa memotong daging manusia di sebelah mu itu untuk menggantikan ayam gorengnya" Jaemin berucap datar.

"Sialan, Jaemin!" Yeonjun melempar Jaemin dengan tisu lalu beranjak dari tempat duduknya dan melangkah pergi.

Woojin dan Jinyoung juga beranjak dari situ, menyusul Yeonjun yang melangkah menuju ruang tamu.

"Kak Jaemin, mau?" tawar Jisung sembari mengangkat paha ayam gorengnya.

Jaemin menggeleng, ia beranjak dari kursinya dan duduk di sebelah Jisung lalu mendekatkan wajahnya ke telinga adik sepupunya itu "kakak lebih suka memakan mu" bisik nya rendah.

Jisung merona. Ia merasa seperti ada kupu-kupu beterbangan di perutnya saat mendengar kalimat Jaemin barusan. Tangan Jaemin mengelus paha dalam Jisung. Semakin dalam dan semakin keatas.

Jisung tersentak saat tiba-tiba Jaemin meremas miliknya yang berada dibawah. Mengocoknya pelan membuat Jisung menutup mulutnya agar tidak mengeluarkan desahan.

Sebelah tangan Jisung mencengkeram bahu Jaemin yang duduk di sebelahnya sedang yang satunya untuk menutup mulutnya agar tidak mengeluarkan desahan.

Jaemin mempercepat tempo kocokannya lalu mendekatkan wajahnya untuk meraih bibir Jisung. Jisung memejamkan matanya lalu mengalungkan kedua tangannya di leher Jaemin.

" Enghhh.... "

Erang Jisung pelan di sela ciuman mereka. Ini gila! Mereka melakukannya di meja makan, dan bagaimana jika salah satu sahabat Jaemin ada yang ke dapur dan melihat perbuatan mereka?

Jisung menakutkan hal itu namun berbeda dengan Jaemin. Jaemin percaya kalaupun para sahabatnya itu tahu mereka akan tetap tutup mulut dan semua akan aman-aman saja.

Jaemin menekan ciuman keduanya saat tahu milik Jisung akan meledak. Dan benar saja tidak lama precum Jisung tumpah di tangan Jaemin. Jaemin melepaskan tautannya lalu menatap wajah Jisung yang sudah memerah dan bibirnya yang basah karena saliva mereka berdua.

Jisung perlahan membuka kelopak matanya, menatap sayu Jaemin yang juga sedang menatap kearahnya. Jisung tersenyum manis lalu menjilat bibir kakak sepupunya itu dan mengecupnya lembut.

"Jwii sayang kakak" bisik nya lembut di depan bibir Jaemin.

Jaemin tersenyum "kakak juga" ucapnya lalu kemudian beranjak dari duduknya "makan yang banyak biar montok" Jaemin mengedipkan sebelah matanya lalu melangkah pergi dari situ.

Jisung tersenyum kecil, netra nya memperhatikan punggung Jaemin yang perlahan menjauh sampai tidak terlihat lagi.

Tidak lama ponsel Jisung berdering menandakan adanya panggilan masuk. Jisung mengambil ponselnya yang berada di sebelah piring makan nya. Netra nya menatap bingung pada layar ponselnya yang menampilkan nomor baru.

"Hallo"

"Oh hai, Jisung kan?"

"Emm...iya"

"Aku teman masa kecil mu dulu, apa kau ingat?"

Jisung mengerutkan keningnya sesaat sebelum akhirnya maniknya melebar setelah mengingat sesuatu.

"Soobin, kaukah itu?"

"Hahaha masih ingat rupanya, iya aku Soobin. Lama tidak bertemu, Jisung. Aku merindukanmu"

"Aku juga, sekarang kau dimana?"

"Aku akan ke Seoul untuk menemui calon tunangan ku"

"Kau ingin bertunangan? Dengan siapa? Apa aku mengenalnya?"

"Tentu, kau sangat mengenalnya. Karena calon tunangan ku itu adalah kau"

"Hah? Hahaha lucu sekali bercanda mu, Soobin"

"Aku serius, apa orang tuamu belum memberitahu mu kalau kita telah di jodohkan?"

Deg!

"Apa katamu? Di-di jodohkan?"

"Iya sayang, aku akan berangkat ke Seoul malam ini dan menemui mu besok. Tunggu aku ya disana"

"T-tapi--"

Tut Tut Tut....

'Aku telah dijodohkan? Tapi kenapa orang tua ku tidak membicarakan ini dulu padaku?'





Woojin, Jinyoung, dan Yeonjun memutuskan untuk pulang karena sudah larut malam. Jaemin mengantar mereka sampai kedepan pintu dan setelah mobil yang membawa para sahabatnya itu meninggalkan halaman rumah mereka barulah Jaemin menutup pintunya.

Jaemin melangkahkan kakinya menaiki anak tangga untuk melihat apa yang di lakukan adik sepupunya di kamar.

Cklek!

Pintu kamar Jisung terbuka, Jaemin melangkahkan kakinya masuk kedalam. Dilihatnya adik sepupunya itu sedang berdiri di balkon dan membelakanginya. Jaemin melangkahkan kakinya mendekati Jisung lalu memeluk pinggangnya dari belakang.

"Ada masalah apa, hm? Cerita sama kakak"

Jisung menggeleng. Tangannya mengusap lembut tangan Jaemin yang berada di pinggangnya.

"Jangan berbohong pada kakak, Jisung. Walaupun kita masih baru dekat tetapi kakak bisa tahu kalau kau sedang memikirkan hal yang berat sekarang...." Jaemin menjeda ucapannya untuk mengecup tengkuk Jisung "apa kau menyesali apa yang telah kita lakukan tadi siang?"

Jisung menggeleng lagi. Kali ini ia berbalik untuk menghadap Jaemin. Jisung mengalungkan tangannya pada leher Jaemin lalu kemudian mencium bibir tipis kakak sepupunya itu, menyesap bibir atas dan bawah nya lalu melumatnya lembut. Jaemin tersenyum di sela ciuman mereka lalu kemudian menarik pinggang Jisung untuk lebih mendekat padanya. Bagian bawah mereka saling bergesekan menghantarkan getaran yang membuat ciuman mereka semakin panas.

Jisung mengerang saat Jaemin memainkan nipplenya yang telah menegang di balik baju tidurnya. Tangan Jisung juga tidak tinggal diam, ia meremas gundukan milik Jaemin yang sudah menegang di bawah sana. Jisung menepuk pelan dada Jaemin saat dirasanya oksigen di paru-parunya mulai menipis.

Jaemin menjauhkan wajahnya membuat tautan mereka terlepas menyisakan benang saliva panjang yang jatuh ke dagu Jisung. Jisung menatap sayu manik Jaemin, setetes air matanya jatuh ke pipinya tanpa ia sadari.

"Hancurkan aku malam ini kak, malam ini aku milikmu seutuhnya"









~TBC~




Terimakasih untuk dukungan kalian di book ini🤗

See you 👋

Naughty Cousin 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang