7. I Am Still Here-VI

48 23 0
                                    

Semua perabot yang ada di dalam ruangan ini terlihat antik berukiran klasik. Warna cokelat mengilap yang dulu pernah disapukan untuk mempercantik, kini telah memudar dimakan usia, menyisakan kusam yang terkesan renta.

Nyonya Parker membuka pintu sebuah almari. Suara berderit terasa pilu dan ngilu mengiringi papan cokelat kusam yang perlahan mengayun terbuka.

Tidak ada pakaian, yang tampak hanyalah sebuah buku tua tergeletak di rak paling dasar. Sampul hitam terbuat dari kulit ada simbol M diukir dengan huruf cantik namun rumit, karena kerangka huruf M itu dililit banyak akar yang saling silang dan saling tindih tidak karuan.

Jemari yang sudah mulai keriput mengelus permukaan sampul dan mulutnya berkomat-kamit merapal mantra dalam bahasa aneh dan rumit.

Secara perlahan, akar-akar pada kerangka huruf M itu bergerak menarik diri, menyusut ke dalam badan huruf hingga akhirnya hanya huruf M saja yang terlihat jelas.

Nyonya Parker menarik kedua sisi buku, huruf M pun terbelah tepat di tengah dan akhirnya sampul terbuka ke samping kiri dan kanan.

Jemari yang sedikit gemetar itu membalik halaman demi halaman. "Selama Diana di sini, aku harus menyegelnya. Harus," gumamnya.

Nyonya Parker tampak gusar. Dia ingat betul sudah menyegel Emily di dalam kolam dua hari sebelum Diana sampai, tetapi kenapa putri dunia lainnya itu masih bisa berkeliaran. Yang membuatnya tidak habis pikir adalah aura Emily yang tiba-tiba menjadi kejam. Padahal selama ini aura yang menguar darinya hanyalah aura suram dan kesepian.

"Ibu ingin menyegelku?"

Bahu Nyonya Parker menjengit, buru-buru dia mengambil buku itu lalu mendekapnya, kemudian menutup pintu almari dan langsung berhadapan dengan Emily yang sudah berdiri di sampingnya.

Mata tua yang sudah tidak lagi secemerlang dulu menatap sendu wajah pucat Emily.

"Kamu nakal! Sudah sepantasnya dihukum!"

"Tapi aku hanya ingin menagih janji." Kalimat yang diucap tanpa intonasi itu meluncur lurus dan kaku. Selurus dan sekaku garis wajah pucatnya yang tidak berekspresi.

"Janji anak-anak hanyalah sebuah permainan. Tidak ada yang serius." Wajah Nyonya Parker mengeras, keriput halus di wajahnya tampak jauh lebih jelas.

"Tapi aku ingin Oliver. Diana harus berbagi Oliver denganku. Hanya Oliver, Bu. Aku hanya ingin Oliver."

Plak

Tidak tahan dengan ujaran Emily yang terdengar sangat menjijikkan, Nyonya Parker tidak bisa menahan laju tangannya

Namun, Emily bergeming. Tamparan itu tidak berarti apa-apa baginya. Tidak terasa sakit sama sekali.

"Aku peringatkan ... dalam mimpi pun jangan berani-berani kamu mengganggu Oliver atau Diana."

Peringatan keras itu dipertegas dengan matanya yang melotot, tetapi sesaat kemudian wajahnya memelas dan sorot matanya berubah sendu.

"Aku mohon, tinggallah di sini untuk sementara." Nyonya Parker mengelus permukaan buku. "Setelah Diana dan Oliver kembali ke kota, ibu akan mengeluarkanmu lagi. Aku ibumu, kan? Ayo, Emily anak baik, nurut apa kata ibu."

Untuk sesaat Emily hanya bergeming, sekilas mata hitamnya berkilat seperti memantulkan cahaya lampu. Nyonya Parker melihat itu sebagai bentuk kemarahan Emily.

Dia sudah bersiap menerima penolakan. Selagi mata masih terpaku pada Emily, jemari perempuan paruh baya itu perlahan membalik halaman demi halaman. Dia berniat diam-diam menyegel Emily.

Namun, dugaannya salah. Emily tidak membantah, perlahan hantu itu mengangguk.

Wajah Nyonya Parker langsung semringah. "Emily anak baik. Anak kesayangan ibu, kemarilah." Buku yang sudah terbuka itu dia sodorkan pada Emily.

I'm Still Here [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang