'Aku menang! Dasar bocah tolol! Kemenangan sudah ada di tangan ku saat kau dan temanmu itu menandatangani surat perjanjian itu! Teman pirang mu sendiri sudah mengatakan kalau kalian akan merelakan enam ratus paun itu. Kalian tidak akan berhasil mendapatkan tuntutan kalian! ' batin busuk Baxter menyeringai. senang karena rencananya, kelicikan nya (yg dia kira)berhasil.
Dia tidak tau kalau sebenarnya dia sudah masuk ke perangkap yg telah disiapkan oleh William dan Sebastian, terutama Sebastian yg selalu paling cepat dan teliti dalam merencanakan sesuatu. Dan menyelesaikan semua rencana nya dengan sangat bersih + rapi.
Sebastian berdiri tegak setelah tangannya dilepas oleh si pengacara itu.
"Kalau begitu, izinkan saya dan teman saya kembali menanyai tergugat. Bisa izinkan saksi dari pihak penggugat untuk masuk ke ruang sidang? " Ujar Sebastian
🌱🌱🌱
Sebastian kembali ke tempat duduk nya. Begitupun dengan si Baxter itu.
Tak lama masuklah yg di nanti. Senjata lain yg telah dipersiapkan untuk keberhasilan rencana Sebastian dan ke dua teman rambut pirang bermata merahnya itu di persidangan. Saksi dari pihak penggugat, pihak Sebastian dan William serta Louis. Seorang pria yg merupakan pramusaji di restoran berbintang yg sering di datangi oleh Baxter.
'Siapa dia? Sepertinya aku kenal..... 'Pikir Baxter melihat saksi dari pihak penggugat.
William : "Pertama saya akan bertanya pada tergugat"
Membuat Baxter menoleh. Melihat kearah William.
"tuan baxter, anda pernah menyantap steik sapi di restoran, bukan? " lanjut William bertanya pada baxter.
"iya, kadang-kadang" jawab baxter
"kalua begitu, anggap saya sebagai pramusaji dan pesanlah seperti biasa " ujar William
"saya pesan setengah paun daging sapi panggang" balas baxter, "apa sudah cukup?" tanya baxter.
William mengangguk "terima kasih" balas William
"selanjutnya, saya akan bertanya kepada saksi, tuan bremner" ujar William beralih kepada saksi, tuan bremner.
"ba-baik." balas saksi, bremner.
"anda adalah pramusaji di restoran yg biasa di kunjungi tuan baxter,bukan?" tanya William
"benar" jawab bremner
'ah,pantas saja' pikir baxter setelah ingat siapa saksi yg terasa familiar baginya, ternyata adalah pramusaji yang biasa melayani nya di restoran yang biasa ia datangi.
"apa tuan baxter sering dating kesana?" tanya William lagi
"iya, kemarin pun beliau makan disana" jawab bremner
'hem, kebohongan yang bodoh' batin tersenyum menghina di balik bayang-bayang topi nya.
"pada saat itu, apa si dasi hijau jeleknya itu memesan daging?" tanya Sebastian,menunjuk baxter dengan mata pisau lipatnya yg sangat tajam. berbedang dengan cara bicara William yg selalu tampak sopan. Sebastian selalu dinging dan acuh, tidak ada sopan-sopan nya sama sekali, padahal dia bangsawan elit berpangkat tinggi, keturuna dua bangsawan legendaris yg sangat kuat dan memiliki kuasa yang melebihi raja-ratu manapun, bahkan raja dan ratu manapun menyegani dan menghormati kedua mendiang orang tuanya.
William, louis dan yg ada di dalam ruang disang itu, kecuali baxter yg terhina dan kesal, berusaha menahan tawa karena kefrontalan Sebastian, anak misterius yang tak pernah melepaskan topinya itu.
'apa bocah kurang ajar ini..mau menunjukkan kalua aku punya uang karena sering makan daging enak disana.' pikir baxter, 'dan beraninya anak cacat mata satu itu menilai penampilanku!' batin baxter kesal,tak terima.
"benar, beliau pun sangat menikmati hidangannya seperti biasa" jawab bremner tersenyum ramah dan senang.
"tuan baxter selalu memesan ukuran daging yang diinginkannya dan membayar harganya, kan?" tanya William
'ini dia...'pikir Sebastian diam-diam menyeringai.menyeringai iblis.
"I-iya, itu benar" jawab bremner, agak bingung.
"kalua begitu..," ujar Sebastian
"dalam suatu kesempatan, apa tuan baxter."lanjut William
"pernah meminta anda untuk mengurangi berat darah dari daging yg dipesannya?" sambung keduanya, William dan Sebastian scara bersamaan, dengan gaya bicara masing-masing, William masih sopan dan Sebastian dinging dan kejam. bertanya.
membuat baxter tak percaya sekaligus ngeri saat ia sudah mengetahui apa yg William dan Sebastian rencanakan.
"berat darah? selama dua puluh tahun saya menjadi pramusaji tidak ada seorang pun yang pernah meminta itu." jawab bremner.
"sekarang anda sudah mengerti,bukan?" tanya William pada baxter
"Ti-tidak! eng, ini.." baxter terbata, gelapan mencari alasan lain.
"pfft." Sebastian menahan tawanya melihat tingkah bodoh baxter yang semakin bodoh, menurutnya.
"dengan kata lain, inilah konsep daging itu sendiri" ujar William.
Sebastian bangun dari duduk nya. mulai melangkah kembali ke baxter, siap untuk menyelesaikan rencananya Bersama William dan louis. berjalan dengan tenang, ekpresi tertutupi oleh bayang-bayang rambut poni dan topinya. pisau lipatnya sudah siap di tangan kanannya, mata pisau nya sangat tajam.
🍂🍂🍂
KAMU SEDANG MEMBACA
✨ Edelweiss ✨[Moriarty the patriot & OC]
FanficAkhirnya nemu juga judul nya Intinya ini fanfic Moriarty the Patriot atau yuukoku no Moriarty dan oc. Atau readers terserah kalian maunya apa. Pokoknya baca aja deh dulu kalau kalian penasaran. Susah ng-deskripsi. Sekian dan selamat membaca.