Awal sebuah pertemuan adalah petunjuk kisah yang baru
-BON
"Ini project kerupuk!!"
Mocca menggebrak meja hingga menggema. Mita menatap Mocca sangat terkejut, ia tak percaya bahwa yang dikatakan teman-temanya ternyata benar. Atasan kesayanganya itu telah berbeda, bagai bunga layu yang tumbuh kembali namun tanpa harum yang sama.
"Ko bisa-bisa nya Pak Jilo ambil proyek kaya gini?! Kita ini perusahaan besar loh"
"Maaf bu.. Pak Jilo sedang fokus dengan proyek J.corps yang ada di dubai"
"Dubai?" Tanya Mocca sambil menutup laptop yang ada dihadapanya.
"Iya bu, kita lagi ada projek kolaborasi bersama corporation dari negara lain. Dan semua urusan yang ada disini dilimpahkan kepada rinjani"
"Siapa dia? Pegawai baru?"
Mita mengangguk mengiyakan "dia keponakanya Pak Jilo, baru lulus dari universitas ternama jurusan public relation"
Mocca mengernyit ternyata ada koneksi disini "seriously?! Anak baru lulus dikasih wewenang sebesar itu"
"Iya bu, rinjani ngga mau bekerja dibagian staf HR, katanya posisi itu terlalu rendah buat dia"
Mocca menggelengkan kepala sambil tertawa kecil tak habis pikir. Sombong sekali gadis itu, sebelas dua belas dengan karakter Jilo yang dulu.
"Besok jam 8 pagi kita adakan meeting, jangan lupa kabari rinjani juga" pinta Mocca tegas yang langsung diiyakan oleh Mita.
***
Mocca mengetuk pintu ruangan Jilo, lalu Jilo mempersilahkan gadis itu masuk.
"Ada apa mocca?" Tanya Jilo dengan senyum hangat.
"Saya mau ajukan projek baru"
Mocca memberikan laptop berisikan power point yang telah memenuhi layarnya.
Mocca memang pencetus ide yang handal. Ia bisa merancang sebuah projek besar dalam hitungan beberapa jam saja. Otaknya memang senantiasa berpikir secara cepat, ngga heran mengapa J.corps bisa terhindar dari pailit kala itu. Hingga dinobatkan menjadi perusahaan paling terbesar di asia.
Bola mata Jilo melebar tak percaya, ia tersenyum kagum sambil bertepuk tangan.
"Good job mocca! It's brilliant idea"
"Tapi.." Ekspresi Jilo seketika berubah menjadi khawatir
"kali ini ditambah kontroversial, apa kamu yakin?"
"Kalo saya ngga yakin, saya ngga akan ajuin ini"
Jilo menghela napas pelan. Berusaha menjelaskan dengan sangat hati-hati mulai dari nada, intonasi serta mimik wajah. Ia takut Mocca tersinggung karna gadis ini adalah aset bagi perusahaanya.
"gini ya Mocca..bukanya saya meragukan kamu. Jika projek ini gagal pasti akan mempengaruhi branding J.corps. saya yakin kamu pasti paham betul bagaimana impact nya untuk yang lain"
"Saya selalu tau apa resiko nya, apalagi solusinya-"
"Harusnya yang dipertanyakan itu adalah mengapa anda menyetujui semua project kerupuk"
Sarkas Mocca tanpa ekspresi apapun. Nada bicaranya memang tenang, namun kalimatnya cukup menusuk hati.
"Maaf Mocca, untuk kali ini J.corps sedang fokus membangun branding-"
Sela Mocca "Proyek di dubai? Itu cuma proyek kolaborasi 15 negara. Kita ini perusahaan besar, ngga usah pake panjat sosial" mocca menekan kan pada kalimat panjat sosial dengan nada yang menyindir.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRIDGE OF NUELA
RomanceMocca Adia Bimala anak dari salah satu konglomerat yang ada di Jakarta. Memiliki karir cemerlang sebagai wakil direktur perusahaan properti termewah se-nusantara. Memiliki kesempurnaan yang akut begitu lah orang lain mencap nya. Keluarga yang begit...