Aku berjalan menelusuri seluruh sekolah ku untuk mencari sebuah benda yang mungkin mustahil ku temukan dengan cepat.
Cincin. Ya, aku mencari benda itu. Itu bukan milik ku, tapi milik seorang gadis yang ku juluki sebagai nenek lampir..
Ya, kalian benar. Gadis itu sangat galak. Itu benda milik nya, dan yang membuat nya hilang juga diri nya sendiri, tapi mengapa harus aku yang mencari nya?
"Sampe Jen nikah ini mah juga ga bakal ketemu. Sekolah segede gini, Jen harus cari kemana lagi coba?" Aku mengeluh, sudah satu jam aku mencari, tapi tak kunjung ku temukan.
"Heh! Udah ketemu belum?" Aku menoleh, dan mendapati nya sedang bertolak pinggang. Huh, enak sekali dia.
"Ish, belum lah. Ini kan sekolah nya gede, pasti susah nyari nya. Lagian punya tangan, punya kaki kenapa ga cari sendiri aja sih?" Aku menjawab, sembari membuang muka kepada nya.
"Lo berani sama gue?!" Ia maju, dan mendekat ke arahku, ia kemudian menjambak pelan rambut ku.
"E-engga kok" Aku menggeleng, dan mencoba untuk melepaskan tangan nya dari rambutku.
"Awas ya lo!" gadis itu menghempaskan nya membuat ku terjatuh. Sakit? Tentu saja, sudah sering ia memperlakukan ku seperti itu. Aku pun hanya bisa pasrah, karena gadis itu juga melarangku untuk memberitahu kepada siapa pun.
Aku kembali berjalan untuk memasuki kelas ku. Jangan lupakan, aku yg berjalan sembari memegangi kepala ku yang agak sedikit sakit.
BRAKKKK
"Auhhh" Aku meringis seraya memegangi lutut ku yang terasa sangat sakit.
"Are you oke?" sontak, aku mendongakkan kepala ku, kala aku mendengar suara yang sangat asing bagiku.
"I-iya" hanya kata itu yang mampu terucap dari bibirku. Dengan segera, aku kembali berdiri seraya mengusap lulut ku.
"Eh, lutut lo lecet, ayo ke UKS gue bantu obatin" aku terkejut bukan main, baru kali ini aku mendapati seorang pria yang mau menolong ku.
"Engga usah" dengan segera aku menggeleng kan kepala ku dengan cepat.
"Tapi nanti infeksi" pria itu masih saja bersikeras agar menolong ku. Tapi lagi lagi aku menolak nya.
"Ga papa, ga usah kok" Setelah mengucapkan kalimat itu, aku pun langsung berlalu pergi dari hadapan pria itu menuju kelas.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaehyun untuk Jennie
FanfictionIni kisahku... Kisah ku yang mencintai seseorang. Bagaimana bisa? Bagaimana bisa aku mencintai kakak kelas ku sendiri. Bagaimana bisa, aku mencintai seorang pria yang sangat tampan. Ia memiliki segala nya, harta, ketampanan, fans, dan segala nya ya...