Bagian Ketujuh.

6.4K 513 6
                                    

Mata Donghyuck terbuka. Dia langsung menyambar ponsel yang berada di sebelah bantalnya.

"Halo."

"Hyuck, hari ini free?"

Donghyuck berdecak sebal. Dia garuk kepalanya yang mendadak terasa gatal di semua bagian, setelah mendengar suara Mark dari seberang panggilan.

"Gue sibuk kelonan sama kasur."

Mark tertawa. "Hahaha, ada yang mau ketemu. Penting. Katanya dia temen lama lo."

Donghyuck memejamkan matanya untuk mengumpulkan nyawa yang hampir hanyut ke alam mimpi, lalu bergumam untuk merespon kalimat Mark.

"Mau ya? Entar malem di cafe dream."

"Iya."

Setelah sambungan telpon terputus, ia kembali memejamkan mata.

Setelah sambungan telpon terputus, ia kembali memejamkan mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Donghyuck pusing. Mungkin karena tidurnya tidak pernah nyenyak, juga dia sering masturbasi belakangan ini. Setelah menggeleng sebentar, ia mendongak. Menatap lurus ke dinding kafe yang dihias dengan gambar-gambar biji kopi.

Tidak terlalu banyak orang malam ini. Mungkin karena gerimis di luar sana, anginnya juga kencang seolah hendak membawa hujan lebat. Donghyuck sampai disini sekitar sepuluh menit lalu, memang lebih cepat dari waktu janjian yang ditentukan Mark, tadi.

Tidak ada alasan khusus selain karena dia bosan di rumah. Donghyuck tidak punya kegiatan yang dilakukan karena semua tugas kantor sudah selesai sehari sebelum akhir pekan.

Asik melamun memperhatikan gambaran biji-biji kopi lalu terpikir bagimana cara barista membeda-bedakan biji kopi. Mendadak wajah Renjun muncul di kepalanya.

Donghyuck baru ingat dengan mimpi semalam. Renjun menciumnya mesra, tangan dan jari-jari itu menjamah tubuhnya. Gerakan sensual di daerah-daerah sensitif Donghyuck mendadak terasa jelas. Donghyuck menggeliat, seolah kini ada yang menyentuhnya.

Mata Donghyuck dipejamkan. Dia menunduk seiring bibir bawah digigit pelan, tangan di atas paha dia genggam erat. Sedang menahan diri untuk tidak ereksi.

'Jangan disini.'

Kaki ia silang. Menahan bagian selatannya supaya tidak tegang. Mark mungkin datang sebentar lagi, tidak enak jika rekan kerjanya malah harus menunggu saat Donghyuck masturbasi di toilet kafe. Tidak lucu juga kalau dia ketahuan oleh salah satu pengunjung.

Kring.

Donghyuck menoleh ke belakang, diikuti dengan setengah badannya. Tepat pada pintu masuk kafe, berdiri seorang pemuda yang sebenarnya tidak mau Donghyuck temui, walaupun dia mau.

Tidak mau tapi mau.

Pemuda Lee bergerak cepat menghadap depan. Dia mengusap jidat hingga rambut bagian depan, merutuki kesialan sekaligus keberuntungan yang tidak Donghyuck inginkan. Langkah Renjun terdengar mendekat, ke arahnya.

BUNGA TIDUR [renhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang