Duniaku

6K 361 2
                                    

Setelah acara berkumpul, lebih tepatnya " Pamer harta" menurut Thea. Thea dan Adnan pun pulang.

Dijalan, Thea mulai menyelidik satu persatu.

" Sebenarnya, bapak siapa?" Tanya Thea.

" Adnan Mahesa Wijaya"

" Bukan nama, Tetapi siapa bapak sesungguhnya? Akui saja, tidak usah malu" Thea menekan Adnan agar jujur.

"Hmmm, saya sebenarnya bukan dosen, saya hanya membantu pak muchalal. karena beliau sudah banyak membantu saya semasa kuliah, waktu itu dia sudah mengatur semua dengan kampusmu, saya hanya tinggal datang dan tanda tangan persetujuan" Jelas Adnan.

Thea hanya terdiam. jadi selama ini dia tidak dibimbing oleh dosen? bagaimana bisa? pantas saja perlakuannya selalu di luar nalar, karena tidak akan ada dosen yang mencium mahasiswinya lebih dari sekali. Tidak ada dosen yang menyuruh-nyuruh mahasiswinya seperti pelayan. Ternyata dia bukan dosen.

" Apa kamu marah?" Adnan merasa aneh melihat Thea diam saja.

Thea pun menggelengkan kepalanya, dia tidak marah, dia hanya terkejut, bagaimana bisa? Selama ini? Thea tidak mengetahui apapun? Apa begitu bodohnya Thea? sampai mudah sekali di bodohi?.

" Heii " Adnan menggerakan bahu Thea pelan. agar Thea tidak melamun lagi.

Thea masih bingung, bagaimana? Apa ini jalan takdir?.

" Kalau kamu keberatan, saya akan mengundurkan diri, saya tidak akan mengganggu kamu lagi" Jelas Adnan.

Thea menoleh kearah Adnan. dia melihat Adnan. Bagaimana bisa? Setelah Adnan menulis banyak cerita di dalam hidup Thea, dia ingin pergi begitu saja?.

" Kenapa tidak jujur dari awal?" Tanya Thea. dengan mata fokus ke arah Adnan. Adnan lebih bersinar dari biasanya.

"Kan kamu tidak bertanya" Jawab Adnan, Benar juga, Thea tidak pernah bertanya.Thea terlalu polos.

Thea hanya diam, seakan seolah-olah Thea lah yang bodoh, tidak mempertanyakan dari awal, lagipula apa yang harus dipertanyakan? dosen pembimbing pengganti ya yang ada di fikiran Thea adalah dosen. dia tidak menaruh curiga atau apapun itu.

Dia hanya curiga dengan status Adnan. dia masih yakin Adnan sudah beristri atau bahkan mungkin dia seorang Duda.

bisa saja.

"Maaf ya jika selama ini. saya terlalu keras kepadamu, saya hanya bingung bagaimana membimbing mahasisiwi aneh sepertimu" Jelas Adnan.

"Bahkan di kata kata perminta maafan pun. terselip kata kata hinaan" Batin Thea.

Thea hanya mengangguk, untuk apa di tanggapi, omong kosong Adnan.

Tangan kiri Adnan dengan cepat. memegang tangan Thea. Thea Blushing.

"Pak Adnan?" Panggil Thea lemah

"Ya"

" Hm apa tawaran waktu itu masih berlaku?"

"Apa?"

" Untuk jadi pacar bapak"

"Ya"

" Saya mau pak"

"Oke"

"Kok gitu?" Thea mulai kesal.

" Terus?"

"Terserah", Thea melepas tangan Adnan, dia membuang muka, hilang sudah semua kata-kata romantis di kepalanya, bagaimana bisa tanggapan Adnan seperti itu, sedangkan dulu dia selalu menawarkan hal itu.

Adnan pun menarik tangan Thea, mengelusnya memberikan ketenangan, dia senang melihat aksi over dari Thea, sangat menggemaskan.

" Saya sudah mendapatkanmu, jadi tidak perlu berlagak romantis lagi" Ucap Adnan sewot.

meski begitu Adnan memberi kejutan, manis kepada Thea. " I love you" .
Adnan mencium punggung tangan Thea.dan menggenggamnya erat seolah tidak ada yang boleh memisahkannya.

Thea blushing
" Apa sih ah " sambil tersenyum malu-malu (in).

Adnan pun tiba dirumahnya. seperti tidak ada tujuan lain, dia selalu mengajak Thea kerumahnya.

Adnan pun masuk kedalam rumahnya, diikuti oleh Thea. hal ini sudah biasa diantara mereka. jadi ini bukan hal spesial lagi.

Adnan menjatuhkan tubuhnya ditempat tidur. Thea duduk di kursi panjang dikamar Adnan.

"Kenapa kamu tidak disini?" Adnan menunjuk sisi tempat tidurnya yang masih kosong.

" Tidak lah pak" Jawab Thea.

Adnan sudah gila. dengan statusnya yang sudab resmi dengan Adnan, akan lebih berbahaya jika dia tidak menjaga jaraknya. bisa-bisa terjadi hal hal yang diinginkan.

"Pak? Aku ini sudah jadi pacarmu, masih tetap memanggil aku "bapak?"  Protes Adnan.

Thea diam, dia sudah terbiasa memanggil Adnan dengan sebutan "bapak". Sekarang dia harus membiasakan diri lagi. Susah sekali.

Jantung Thea terasa ingin turun, ketika Adnan bangkit dari tidurnya dan duduk disebelahnya.

" Apa yang kamu suka dari aku?" Tanya Thea kepada Adnan. sungguh aneh.

" Tidak ada" Jawab singkat Adnan.

" Terus kenapa kamu ingin aku jadi pacarmu. kalau tidak ada yang kamu suka! apa bedanya pacaran sama tidak pacaran" Thea kesal, dia merasa di permainkan oleh Adnan. Apa-apaan? .

Adnan hanya tertawa kecil, melihat tingkah Thea.
Adnan mengelus rambut Thea perlahan. "Kamu itu duniaku, ceritaku, semua ada dikamu, kamu bunga matahariku" Ucap Adnan dengan senyum manisnya.

Thea blushing lagi. untuk kesekian kalinya.
Thea hanya diam, dia tidak bisa membalas kata-kata Adnan. sangat berat. rasanya wajahnya panas kali ini karena malu.

Adnan bukanlah pacar pertama Thea, tetapi Adnan lah yang melakukan pendekatan yang berbeda daripada yang lain.

Thea berfikir berpacaran dengan Laki-laki dewasa akan bebas,tidak ada ke posesifan, Ternyata salah besar.

Adnan adalah laki-laki paling posesif dan paling drama di muka bumi ini.

Ada beberapa contoh kecil yang harus diketahui.

Di taman

"Awas kucing!!!, nanti kamu jatuh!"

" Adnan Mahesa Wijaya, ya kali aku gak lihat kucing segede itu, itu kucing bukan bakteri!" Thea sangat kesal dengan sikap Adnan.

Entah rasanya seperti berpacaran dengan anak SMA saja.

Selain posesif Adnan juga type laki laki yang tidak membiarkan adanya privasi diantara mereka. Adnan harus tahu segalanya Tentang Thea.

Sudah bisa ditebak, semenjak awal kenal, dia sudah sangat kepo dengan urusan Thea. apalagi sekarang.

My Annoying Lecturer ( SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang